Enam belas -Bertemu

8 1 0
                                    

Aielia yang sementara memakai baju bersiap ingin berangkat bekerja terhenti ketika mendengar suara ketukan pintu.

Mungkin bu Retno pemilik kos an.

Dahinya mengerut, tumben sekali ibu kos datang kesini biasanya tanggal 17 ibu kos akan datang kemari untuk menagih uang kos, sementara sekarang baru tanggal 7.

Gadis itu melangkah keluar dari kamar membukakan pintu yang ia ketahui bu retno.

"kenapa bu masih tanggal 7 loh cep-".ucapan gadis itu terhenti

Dahinya mengerut ketika melihat bu retno tidak sendiri dia bersama dua orang lainnya. Satu wanita cantik dan satu pria tampan tapi sudah berumur yang tengah menatapnya sendu.

Sekarang ia ingat wanita ini, wanita yang ia selamatkan dari maut tengah berdiri lagi dihadapannya. tapi untuk apa? apakah ia ingin diberikan uang? atau malah ingin mengambil kembali uangnya?.

Oh tidak jangan!, uangnya saja sudah ia gunakan untuk makan dikantin kemarin.

"Hehe gak Ai, bukan itu mereka ingin bicara sama kamu".ujar bu retno menatap Ai dan kedua sepasang suami istri itu bergantian

"Ibu yang kemarin kan?".tanya gadis itu menatap Risa

"kenapa bu? ibu ingin ambil uangnya? aduh maaf bu uangnya habis lain kali aja ya bu, saya janji kalo udah punya ua-".

Risa menggeleng dengan mata berkaca keca sungguh ia tidak bisa menahan dirinya ingin memeluk gadis itu. tingkah dan juga cara menatap lawannya sama persis seperti Nisa.

Tanpa aba aba wanita itu bergerak melangkah mendekap gadis itu, putrinya yang selama ini ia cari gadis yang selama ini membuatnya frustasi mencari keberadaanya.

Dan tuhan memberikan jawaban atas semua doa doanya selama ini.

Sementara Ai menerima pelukan itu hanya terdiam dengan raut wajah bingung. wanita ini kenapa?

"Hm saya permisi".ucap bu Retno undur diri

Ai  melepas pelukannya menatap wanita itu bingung.

"Ibu ada apa ya? kenapa ibu peluk saya?".tanya Ai bingung

"Kamu, kamu putri mama kamu yang selama ini kita cari".tangis Risa pecah dan bersiap ingin memeluk putrinya kembali.

Tapi gadis itu langsung mundur menatap wajah wanita yang mengaku ibunya dengan datar. Sedangkan Risa menerima penolakan itu membuat hatinya teriris apalagi melihat raut wajah gadis itu seperti tidak senang.

Devan melihat interaksi itu menatap sendu kearah putri kandungnya. ia sangat merasa menyesal karena tega menelantarkan anaknya sendiri.

"Mama?".ucap Ai datar

Sedangkan Risa yang tengah menangis mengangguk antusias

Ai berdecih "Cih ibu becanda?".ucapnya

Wanita itu menggeleng cepat

"Enggak sayang kamu memang putri kita, ini mama sayang dan dia papa kamu".ucap Risa menunjuk suaminya

Ai terkekeh remeh menatap wanita asing itu didepannya.

Apakah wanita ini bercanda? Enak sekali mengaklaim dirinya sebagai anaknya.

"Punya bukti apa kalau kalian orang tua saya?".Ai tak peduli dirinya akan dianggap tidak sopan.

Dia sangat kesal melihat kedua orang itu yang seenaknya mengaku sebagai orang tuanya.

Kalau memang dia benar benar orang tuanya ia tetap tidak peduli, ia sama sekali tak butuh peran orang tua. hidup dengan sendiri sudah menjadi kebiasaannya, ia sudah terbiasa sendiri.

TRAVIEZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang