Arkana Seopatrio

3 1 0
                                    

Ai yang bar bar seperti preman kini saat ini telah berubah menjadi perempuan anggun.

Bagaimana tidak baju yang begitu terbuka menurutnya. Bagaimana tidak baju yang ia kenakan sedikit ketat dan rok diatas lutut memperlihatkan kaki jenjangnya yang mulus itu.

Ada sedikit risih melihat pakaian yang ia kenakan begitu transparan ditubuhnya.

"Eh kak ada pakaian lebih besar lagi gak keknya kekecilan ditubuh saya".ucap Ai

"Mm ngk ada Ai cuma itu yang paling besar dari yang lain".ujar Naya

"Uh iya deh kak".ucap Ai pasrah

"Ai Ai sini lu anter ini ni dimeja no 7".

"Iya siap".

"Selamat menikmati mbak mas".ucap Ai ramah

Tanpa Ai tau jika pelanggan itu adalah Dera

"Ai, lu jadi waiters disini".ucap Dera kaget.

"Hm yoi".ucap Ai sekena

"Kerja sambil sekolah, lu gak punya orang tua ya? Gak ada yang nafkahi ya?".ucap Dera terkesan mengejek

Ai memutar matanya malas menanggapi ejekan dera.

"Nyenyenye".

"Eh lu yang sopan dong sama tamu".ucap Dera kesal.

Ia masih sangat kesal dengan Ai yang menuduhnya berakhir sampaiia diskors.

"Sopan dibales sopan, lu aja gak sopan gimana gua mau sopan bangke".Ucap Ai

"Lu.. Akh..".Dengan kesal dera meniggalkan tempat itu.

"Gila".

***

Jam 10 malam Ai sudah pulang kerja sambil berjalan kaki menuju ke kostnya kenapa tidak naik kendaraan? Yah karna ia ingin hemat.

Walaupun nanti semua tubuhnya akan sakit tidak masalah yang penting duitnya aman.

"Kapan ya gua kaya?".Ucap gadis berhayal

"Bosen gua miskin terus".

"Kira kira orang tua gua masih idup? Dia miskin apa kaya ya?".

"Sebenarnya gua anak siapa si asal usul gua ngak jelas kayak begini".

Sesampainya di rumahnya gadis itu mengambil handuk untuk membersihkan dirinya yang terasa lengket

Setelah keluar dari kamar mandi gadis itu mengambil kaos oblong berwarna putih menutupi celana pendek sepahanya.

Ai mengikat rambutnya asal mengambil celemek memakainya bersiap ingin memasak makanan untyk dirinya.

Jangan salah gini gini si ai pinte masak.

Masakan Ai telah siap diatas meja bundar. Terlihat sederhana hanya ada ikan goreng bumbu, sayur kangkung dan juga tempe crispi.

***

"Oi Ai sialan".Ucap Dera begitu melihat Ai berjalan santai dengan ransel yang ia sampirkan dibahu.

"Apa?".ucap Ai cuek

"Lu lemes amat abis open bo lu".ucap Dera

Ai mengangguk malas. Malas mendengar omongan nenek sihir itu malas menanggapi omongan dera.

"Sejam berapa Ai?".tanya Maya

"Seribu puas lu".Jawabnya asal

"Pake sabuk gak Ai?".Tanya seorang siswa bernama-Beni

"Bacot".Dengan malas Ai mendudukkam bokongnya dikursi yang sudah ada Elin disampingnya yang sedang berselvi ria.

"Eh Ai lu bener abis gitu?".tanya Elin tanpa menatap sang lawan.

"Enggak lah lu kira gua jalang".Ucap Ai sewot.

"Bukannya iya ya?".Ejek Elin

"Ck gua santet nangis lu".Ucap Ai kesal.

***

AI yang tengah berjalan santai dari ruang kesenian menenteng minuman soda dan sesekali meminumnya.

Tapi saat gadis meminumnya dari arah samping sebuah bola basket mendarat sempurna dengan kurang ajarnya menumpuk kepala Ai sampai...

Ai tersedak "Ahukk.. Ahukk.. Woy monyet lu mau bikin anak orang mati ha?".Teriak Ai dengan keras.

"Sorry sorry gua gak sengaja maaf ya?".ucap pemuda tampan yang mengenakan pakaian basket berwarna biru membuat kadar ketampanannya meningkat.

"Ganteng banget lu nyet, tapi sayang cara lu main bola kasar sekali".Ucap Ai mengelus kepalanya yang berdenyut.

"Gua kan udah minta maaf gak sengaja juga".Ujar pria itu sewot

"Yeh simonyet lu yang nimpuk kok lu yang sewot harusnya gua".Kesal Ai

"Malah ngatain monyet gua udah baik baik ya minta maaf ama lu".Ucap pria itu tak kalah kesal.

"Bacot anda".Ucap Ai lalu berjalan menjauh dari pria itu.

"Dasar cewe sinting".Bathin Arkan

Arkan seopatrio_

***

"Ganteng ganteng kok ngeselin".Gerutu Ai kesal.

Keknya tiap hari hidup gua gak ada yang beres dah bathinnya berkata.

Sampai mata Ai menangkap sedikit kejanggalan. Ada seseorang yang begitu ia kenali postur tubuhnya sama seperti...

"Elin cabe?".Gumamnya.

Sambil mendekat terdengar suara tangis yang menyedihkan walaupun tak begitu keras tapi samar samar Ai dapat mendengarkannya.

Gak mungkin si Elin nangis kan?

"Woi Lin ngapain lu suara lu kayak kaleng pecah".ucap Ai setelah mendudukkan bokongnya disamping Elin yang beralasan rumput.

"Pergi lo".Terdengar berbeda dengan suara yang biasa Elin gunakan.

"Gak cocok lu nangis, cengeng amat".Tampaknya Ai berusaha mencairkan suasana

"Pergi gak lo".

"Gak mau".

"Gua bilang pergi ya pergi, lu punya kuping kan? gunain".Ucap Elin

"Ogah, lu kenapa si? Nangis gaje kayak gini".Heran Ai

"Lu gak perlu tau".Setelah mengucapkan itu Elin beranjak hendak pergi..

"Tunggu Lin".Elin berhenti melangkah tapi tak menoleh sedikit pun.

"Jangan dipendem sakit mending lu cerita".

Elin berbalik "Tau apa lu? ngertiin perasaan aja gak bisa".

"Cerita Lin".Ujar Ai pelan.

"Lu gak akan bisa ngerti Ai ini rumit".Cicit Elin pelan

"MAKANYA CERITA MONYET BIAR GUA BISA NGERTI...".Teriaknya emosi

"LU BUKAN SIAPA SIAPA GUA BABI LU GOSAH NGERASA PENTING DIHIDUP GUA?".Teriak Elin tak kalah keras.

Saat hendak kembali melangkah Ai menahan tangan Elin membalikkan tubuh ringkih itu dan memeluknya erat berusaha memberi sedikit ketenangan.

"Cerita Lin gua mohon. gua bakal jadi pendengar yang baik buat lu".ucap Ai

TRAVIEZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang