Dua puluh empat

2 1 0
                                    

Ai turun dari bis dan segera berlari melihat jam menunjukkan pukul7:20 menit ia telat sekarang.gadis itu susah payah berlari kencang agar cepat memasuki sekolah karna tak ingin yang kedua kalinya terulang lagi, berakhir ia harus dihukum oleh ketos sialan itu.

Dan ia sangat berharap cowok dingin tidak menemukannya atau kalau perlu tidak menjaga saat ini.

Satu orang yang harus ia hindari mulai sekarang ia tak ingin menambah masalah lagi berakhir membuatnya kesusahan.

Gadis itu menumpukkan kedua tangannya diatas lutut mengambil nafas sebanyak-banyaknya. Dengan jantung yang masih berdetak cepat Ai segera masuk saat melihat gerbang masih terbuka. ia menghela nafas lega ia aman sekarang.

Ai masuk kekelasnya segera melempar asal tasnya diatas kursi membuat Elin dan Syerli terlonjak kaget.

Elin mengelus dada kemudian mendengus sebal "Pelan-pelan dong nyet".ketusnya

"Kamu kenapa sih Ai? ada masalah?".Kata Syerli

Ai hanya merespon dengan gelengan

"Gua capek Anjing".kesal Ai

"Capek kenapa?".tanya Syerli penasaran

"Gua abis lari makanya capek".ucap Ai sekenanya

"Ah kirain capek berjuang".ucap Elin

"Lu kira gua punya pacar?".ucap Ai sebal

"Bisa jadi sih, kok lo belum punya pacar sih? cakep cakep gini masa.gak punya pacar".ucap Elin mengejek

Ai memutar matanya malas "Beban kalau ada pacar".ucap Ai

"Enak loh, ada yang perhatiin, ada yang jaga, bisa mesra-mesraan,bisa dinner,jalan jalan dan menghabis- aw..".

Plak.

"Bacot lo setan bisa diem gak".kesal Ai

"Lo main tampar aja nyet".ucap.Elin sebel

"Ya makanya gausah ngomong kayak gitu enek tau gak?".

"Yeh.. Gua kan cuma mau membagi pengalaman gitu biar nanti lo bisa terbiasa kalau pacaran, gitu".Jelas Elin

"Gua gak butuh bacotan lo, berisik tau gak".

"Apa salahnya coba gua bilang kayak gitu".

"Lo berisik nyet".

"Dihh.. Lo lebih berisik asal lo tau".

"Anjing pake ngatain gua lagi, lo yang berisik!".

"Lo anjing".

"Elo".

"Lo kampret"

"Lo setan!".

"Lo kampre-".

"STOPP!!!. berhenti ok? Kalian berisik tau gak?".ucap Syerli kesal membuat mereka berhenti berdebat.

***

"Jadi orang tua Darrel teman mama papa mu?".Ujar Syerli syok

Ai mengangguk malas

"Orang tua aku juga teman mama papa Darrel".Ujar Syerli

"Oh ya? Mungkin nggak orang tua kita temenan?".ucap Ai.

"Bisa jadi itu, emang mama papamu namanya siapa?".Kata Syerli

"Ayah Devan sama mama Risa".ucap Ai sekenanya

Syerli melebarkan matanya kaget ternyata dunia emang sesempit ini, ia tak menyangka itu. Ternyata Ai adalah anak teman orang tua nya.

"Serius? Aku kenal orang tua kamu, mereka berdua teman orang tua aku Ai. Ternyata sesempit ini ya?".ucap Syerli terkekeh

"Oh iya? bagus dong".kata Ai senang

--

"Lin? lo kenapa?".tanya Ai saat melihat wajah murung gadis itu.

Elin mendongak menatap Ai "Haa? Enggak gua lagi em duit gua ilang".Ucap Elin agak ragu. Membuat Ai menyipitkan mata

"Seseorang paling benci kebohongan, lo bohong kan?".tebak Ai menatap dalam mata temannya penuh kebohongan.

"Gua capek".ucap Elin pelan

"Capek? Lo bahkan nggak ngapa ngapain".ucap Ai

"Hidup gua terlalu rumit".lirih Elin

Ai yang saat ini minumannya terhenti dan menatap Elin serius.

Ia pegang pundak temannya itu".Lo cerita, ok?".ucap Ai serius

Elin menggeleng dan tersenyum kecut membuat kedua temannya menghela nafas pelan.

"Ini sulit Ai Syer".ucap Elin menatap kedua temannya secara bergantian

Syerli menggeleng "Enggak Elin sebelum kamu cerita, see kita selalu ada untukmu".ucap Syerli lembut

Ai mengangguk membenarkan "Tarik nafas, cerita sekarang ok".katanya

Elin menghela nafas kemudian lanjut bercerita, menceritakan mulai dari mamanya datang dan berjanji ingin menemaninya sampai saudara tirinya yang licik merebut perhatian dan waktu untuknya dari mamanya. Mata gadis itu memerah menahan tangis.

Mungkin ia bisa menangis dikamarnya tapi tidak dengan disini.

"Dia licik, dia terlalu rakus untuk merebut mama lo".ucap Ai geram bukan main. Rasa ingin sekali membogem wajah licik saudara tiri temannya

"Kamu tenang lin kita berdua masih disini bersama kamu".ujar Syerli mengusap bahu temannya

"Jika semua meninggalkan lo masih ada kita disini, kita akan tetap stay menemani lo. Gua tau lo pengen nangis, nangis Lin.. Nangis gua bilang lo gak sekuat itu lo cuma bisa tumbahin kesedihan lo melalui air mata. Ini permintaan gua lo nangis hari ini tapi enggak untuk besok".ujar Ai panjang kemudian memeluk temannya itu yang tengah rapuh.

Hati Elin tersentuh walaupun kasih sayang mamanya terbagi masih ada kedua temannya yang bisa ia jadikan sandaran, yang bisa ia jadikan homestay jika ia butuh itu. Ia benar benar beruntung memiliki mereka.

"Makasi Ai Syer, makasih selalu denger curhatan gua gua sayang kalian berdua".ucap Elin tulus

TRAVIEZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang