34. Davin & Valdo

52 18 4
                                    

Heyylo welcome to this chapter
Happy reading...
Semisal ada typo bisa bantu ditandai supaya segera diperbaiki :)

❤❤❤

Cinta itu kadang egois
tidak mau tahu
Sama halnya menjaga dia hanya untuk
Diriku.

DavinAl___

"Kak...aku, duh gimana ya." Yuna bingung, haruskah ia menerima Valdo, sedangkan hatinya masih untuk orang lain. Valdo lelaki yang baik selama ia mengenalnya namun permasalahannya ada di hati.
Sebaik apa pun dia tapi kalau dalam masalah perasaan dan hati tidak akan dapat dikehendaki.
Kita tidak pernah tahu akan jatuh cinta pada siapa, orang baik atau jahat.

Seperti ketika seseorang jatuh cinta kepada penjahat, sejahat apa pun orang itu pasti ia akan tetap menerimanya karena hati sudah mengkehendaki.

"Aku harap kamu jawab iya," ujar Valdo penuh harap.

"Hmm iy-."

"Tolak!" Tegas seseorang dari belakang tubuh Yuna, siapa lagi kalau bukan Davin dengan suara datar terkesan tajamnya.

Hening, tidak ada lagi terdengar sorakan heboh di kerumunan semua mendadak diam, aneh lelaki yang bahkan baru duduk di bangku kls X banyak ditakuti kakak kelasnya entah apa yang pernah Davin lakukan sampai membuat banyak kakak kelas menjadi takut jika berurusan dengannya, pernah Yuna dengar Davin mengalahkan siswa dalam bidang karate padahal siswa tersebut sudah dalam tingkatan sabuk hitam bahkan banyak memenangkan perlombaan namun sayang sekali Davin dengan mudahnya mengalahkan kakak kelas itu.

"Ada hak apa lo ngatur!" Valdo tak kalah tajam menatap mata Davin.

Aura permusuhan mengguar pada sosok kedua laki - laki di tengah lapangan yang saling melontarkan tatapan tajam.
Davin mengetatkan rahangnya tanda ia sudah sangat marah sedangkan Valdo mengepalkan tangannya erat di samping tubuh.

"Yuna tanggung jawab gue!" Jawab Davin sarkas.

"Kalau soal perasaan lo enggak ada hak!" Pungkas Valdo.

"Ada!" Tegas Davin cepat.

"Lo cuma sahabatnya, lo enggak ada hak ikut campur, cuman sahabat aja belagu banget lo, bukan pacar, bukan keluarga juga!" Cetus Valdo penuh dengan nada sarkas.

Davin kian terbakar amarah kala mendengar rentetan kalimat Valdo. Davin berhak akan Yuna, berhak mengatur gadis itu bahkan sebelum ibu Yuna meninggal Davinlah yang ikut bertanggung jawab menjaga Yuna setelah situasi berubah diri Davin mulai merasa kalau tanggung jawabnya menjaga dan melindungi Yuna kian membesar meski harus mengatur Yuna, semuanya demi kebaikan.

Ini bukan pertama kalinya bagi Davin menghalangi seseorang yang ingin menyatakan perasaan pada Yuna, bahkan ada yang ia paksa mundur sebelum ke tahap mengungkapkan perasaan.
Yuna hanya untuknya bukan untuk orang lain.

"Lo," tangan Davin menunjuk tepat wajah Valdo, "lebih baik mundur sekarang atau-,"

"Atau apa!" Potong Valdo tidak sabaran.

"Terima akibatnya!" Kata Davin tajam.

"Gue enggak takut, lo cuma adik kelas yang sok punya nyali buat nantangin kakak kelas, nyali lo berapa sih?!"

"Bacot!" Ucap Davin sarkas, menurutnya Valdo terlalu banyak bicara omong kosong.

Bugh, adu pukul tidak terelakan lagi, Valdo yang pertama meninjukan kepalan tangannya sampai membuat sudut bibir Davin sedikit berdarah Davin yang juga memang dari tadi muak mendengar ocehan Valdo langsung melayangkan pukulan keras.

"Bangsat!" Umpat Valdo.

Pekikan dari pada para siswi perempuan menyadarkan Yuna dari lamunannya, rasa panik menguasainya, nampak disana terjadi adu pukul mereka saling memukuli satu sama lain, tidak ada yang berani memisahkan mereka padahal siswa/i di kerumunan lumayan banyak.

"STOP!" Teriak Yuna sekencang mungkin namun tidak membuat kedua lelaki tersebut berhenti saling memukuli, ia melihat pelipis Davin mengeluarkan darah, sungguh ia tidak bisa melihat Davin terluka segera mungkin ini harus ia hentikan tidak ingin kedua lelaki itu kian terluka akibat amarah.

"Tolong siapa pun hiks!" Isak Yuna meminta bantuan.

Yang mendengar teriakan Yuna sama sekali tidak membatu, mereka hanya menonton pergulatan sengit di tengah lapangan, bukannya mereka tidak ingin membantu namun menyaksikan bagaimana cara mereka saling pukul - memukul membuat para siswa/i disana bergirik ngeri, tidak ingin berurusan juga dengan Davil dan Valdo.

Ia takut tapi harus berani, Yuna tidak mungkin membiarkan mereka adu pukul sampai salah satunya sekarat, "STOP!" Mendadak Yuna menerobos di tengah Davin dan Valdo, dan tepat saat Valdo siap melayangkan pukulannya.

Bugh

"YUNA!" Jantung Davin serasa mencelos, seharusnya ia yang terkena pukulan Valdo tapi kenapa tiba - tiba Yuna, ia terlalu terbawa emosi sampai tidak memperhatikan ke sekitar.

Yuna tersungkur jatuh secara bersamaan Davin dan Valdo sigap membantu namun saat Valdo akan menggendong Yuna namun niatnya digagalkan oleh Davin, tidak ada yang boleh menyentuh Yuna selain dirinya dan keluarga gadis tersebut.

"Lo apaan sih, gue mau ngebantuin!" Kata Valdo membentak, bagaimana tidak membentak ketika tangannya bersiap menggendong tubuh Yuna langsung ditepis kasar oleh Davin.

"Enggak usah, Yuna luka karena lo!" Mata kelam Davin menyorot Valdo penuh kilatan amarah, jika saja ia tidak harus segera membawa Yuna ke UKS sudah pasti Valdo ia buat sekarat karena telah beraninya melukai Yuna meski itu tanpa disengaja.

Mereka saling bertatap tajam membuat siswa/i disana mengira kalau adu pukul akan berlanjut dan bertambah menegangkan, namun kontak mata langsung diputuhkan Davin setelah mendengar ringisan kesakitan Yuna.

Digendongnya Yuna ala bridal style menuju UKS. Yuna hanya mampu pasrah mengalungkan tangannya pada leher Davin, meski ia rasa berlebihan, sudut bibirnya hanya sobek bukan kakinya yang cedera sampai tidak bisa berjalan.

Davin melangkah pergi tanpa memperdulikan kekacauan di lapangan sana, beruntung masih pagi guru belum ada yang datang kalau tidak pasti Davin dan Valdo langsung digondong ke BK.

Valdo yang melihat itu semua hanya bisa memandang sendu, gadis yang ia ingin jaga malah dirinya menjadi penyebab gadis itu terluka.

❤❤❤

Gimana ehe?

Valdo masih digantungin nih karena Davin awokawok.


FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang