20. jogging

105 51 6
                                    

Happy reading guys🙂
Jangan lupa vote and comment yha...

Kalau ada typo bisa banget ditandai hitung2 bantu aku mueheheheh...

❤❤❤

Betapa nikmatnya tidur diatas kasur empuk, dibalik selimut tebal yang hangat. Hari minggu tepat sekali untuk Yuna berleha-leha di apartemen sejak kemarin ia sudah merencanakan ini semua ia akan memanfaatkan hari minggu sebaik mungkin.

Tringg...tringg...
Bunyi alaram membuat sang empu berdecak kesal karena mengganggu tidurnya, dengan mata masih tertutup ia mencoba meraih jam waker diatas nakas, kesal kesusahan mematikan jam waker Yuna malah membantingnya ke lantai tanpa perasaan kemudian kembali tertidur, hayolah siapa yang menyetel alaram padahal jelas sekali kemarin tidak melakukan itu, tanpa peduli entah  siapa pun itu ia kembali tertidur.

"Yun bangun," tangan besar Davin mengelus pipi Yuna lembut berusaha membangunkan gadis yang tengah bergelung dengan selimut tebalnya, walau bisa dibilang ia tidak tega membangunkan tapi ini penting demi kesehatan tubuh Yuna karena pada pagi hari minggu cerah kini ia akan mengajak Yuna berjoging ke taman dekat apartemen, ia sudah lupa kapan terakhir mengajak Yuna olahraga.

Dulu saat ia akan mengajak olahraga Yuna akan mengeluarkan jurus rengekannya menggunakan alasan inilah itulah tapi sekarang ia tidak akan kemakan rengekan Yuna.

"His...hari minggu ini lho, ngapain bagun pagi." Yuna makin erat memeluk guling kesayangannya.

"Olahraga!"

"Kamu aja, aku enggak mau," rengek Yuna.

Davin geram dengan Yuna yang tidak kunjung bangun, langsung saja ia singgap selimut Yuna kemudian mengendong sang empu ke kamar mandi.

Meski dalam gendongan Davin, bukannya Yuna membuka matanya malah ia semakin menelungsupkan kepalanya pada dada bidang Davin.

Ia mendengus geli melihat kelakuan Yuna, terlihat sangat menggemaskan dimata Davin, kapan sihh kelakuan Yuna tidak menggemaskan, selalu saja ada kelakuan Yuna yang sampai membuat Davin ingin memeluk tubuh mungil itu dan ia dekap erat sampai tulang pada tubuh Yuna remuk, apa lagi tingkah gadis itu saat merajuk bibirnya akan maju beberapa senti nahh disitu ujiannya ia harus menahan mati-matian agar tidak mengecup bibir pink Yuna.

Ia mendudukan Yuna yang masih setengah sadar dekat wastafel kamar mandi, Davin mulai menyalakan keran menadahkan telapak tangan besarnya dibawah air keran kemudia ia gunakan membasuh wajah Yuna.

Ia mendudukan Yuna yang masih setengah sadar dekat wastafel kamar mandi, Davin mulai menyalakan keran menadahkan telapak tangan besarnya dibawah air keran kemudia ia gunakan membasuh wajah Yuna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Davin dingin," rengek Yuna seperti anak kecil, setelah merasakan dinginya air saat pagi hari menyentuh   wajahnya membuat ia langsung tersadar.

Davin tidak merespon rengekan Yuna, ia meraih sikat gigi mengoleskan pasta gigi dan menyodorkan sikat gigi pada mulut Yuna.

"Buka!" Ucap Davin dengan nada datar.

Yuna menurut patuh membuka mulutnya lebar membiarkan Davin menggosokan giginya, Davin menyalakan keran mengadahkan tangan kembali dibawah keran kemudia disodorkan ke mulut Yuna membantu menghilangkan busa pasta gigi dalam mulut Yuna.

❤❤❤

"Aihhhh Davin tunggu!" Teriak Yuna keras, ia berusaha menetralkan napas tersengal akibat tumben berlari pagi, betapa sangat teganya Davin meninggalkannya depan sana sudah tahu ia memiliki kaki pendek tidak mungkin bisa berlari cepat dan menyalip Davin yang sudah jelas kakinya panjang.

Taman dekat apartemen nampak sangat ramai banyak orang-orang menghabiskan waktu berolahraga mungkin karena hari minggu jadi ramai tapi kalau hari biasanya juga ramai namun tidak seramai hari minggu.

Ia berhasil menyusul Davin,"hosh...hosh...aku capek," ucap Yuna dengan napas ngos-ngosan sehabis lari.

"Lamban!" Kata Davin datar.

"Udahh tau aku lamban malah ngajak joging!" Ucap Yuna sedikit nyolot.

Davin enggan membalas perkataan Yuna malah ia menarik pergelangan tangan Yuna lembut mendudukannya dibawah pohon rindang.

"Tunggu disini."

Yuna hanya bisa menurutinya, melihat punggung Davin mulai menjauh, pandangannya mengamati area taman suasananya tenang kalau pagi-pagi duduk di bawah pohon rindang, udara sejuk menambah akan sensasi menenangkan apa lagi di taman ini meski bisa dibilang tidak terlalu luas tapi cukup indah terbukti banyaknya tanaman bunga selain pepohonan.

5 menit menunggu akhirnya Davin datang membawa dua botol air putih, bisa disimpulkan tadi Davin pergi membeli air untuknya dan untuk Davin sendiri.

Ia mendudukan dirinya tepat disebelah Yuna kemudian menyodorkan air minum yang pastinya segelnya sudah dibuka dulu supaya Yuna tidak kesusahan membuka tutup botol minumannya.

"Makasih, tau aja aku lagi haus," cengir Yuna.

"Iya," ucap Davin.

Tanpa rasa jijik ia menyeka keringat pada dahi Yuna bukan menggunakan sapu tangan melainkan menggunakan telapak tangannya langsung, ia mengerutkan dahi saat melihat banyak para kaum lelaki melirik Yuna, ia akui Yuna memang cantik, kulitnya bersih, bibir pink tipis, serta wajahnya imut.

Tapi tungggu....
Sejak kapan Yuna menggunakan celana pendek, jadi para lelaki tadi melirik paha putih mulus milik Yuna.
Cerobohnya ia tidak memperhatikan pakaian yang Yuna kenakan.

Davin melepas jaket parasutnya kemudian dilampirkanya diatas paha Yuna."lho...kok," ucap Yuna bingung nenatap Davin lalu menatap jaket Davin yang ada di atas pahanya secara bergiliran.

"Lupa?" Tanya Davin ketus.

"Apanya?" Tanya Yuna balik bingung.

"Aku udah bilang kalau keluar jangan pernah makek celana pendek!" Kata Davin merendahkan nadanya supaya tidak terkesan membentak meski ia sedang dalam keadaan emosi.

"Ma-maaf," Yuna menunduk takut ketika sorot mata Davin menatapnya tajam.

"Pulang!" Davin berlalu pergi diikuti Yuna yang masih menunduk takut dibelakangnya.

❤❤❤

I am back...
Heheh...semoga suka ya sama part ini, jangan lupa kasih aku semangat ngetiknya ya...
Dengan vote atau comment hehehehe...
Biar autor makin rajin upnya😄

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang