Aku tau ceritaku mungkin masih kurang, banyak typo, banyak cacatnya tapi aku bakalan terus berusahan buat para readers yang selama ini udah dukung aku, buat teman-temanku juga.
Happy reading guys😁
Kalau ada typo bisa ditandai yha, biar bisa diperbaiki secepatnya.❤❤❤
Mobil Davin sudah terparkir di parkiran apartemen khusus mobil, Yuna masih diam setelah mendengar jawaban dari pertanyaannya perihal Siska pacar Davin.
Baru saja mengulurkan tangan untuk membuka mobil,"kenapa enggak bisa dibuka?"
"Aku mau ngejelasin kenapa aku ninggalin kamu tiba-tiba kemarin," sesal Davin.
Baru saja ia ingin segera pergi ke apartemen menghindari topik ini, ia berubah pikiran merasa tidak ingin mendengar penjelasan Davin, ia takut ujungnya semua gosip di sekolah itu benar, dan kemarin Davin mungkin memang pergi jalan berdua bersama Siska dan memilih meninggalkannya sendiri.
"Aku capek, jadi tolong buka pintunya," ucap Yuna memelas.
"Aku tau kamu marah, tapi tolong Yun dengerin penjelasan aku dulu!"
Yuna menghela napas lelah, biarlah ia memberikan waktu Davin menjelaskan semoga apa yang menjadi pikiran negatifnya tidak terjadi sungguh ia merasa tidak rela kalau Davin sudah mempunyai pacar tapi...disatu sisi ia sadar diri ia bukan siapa-siapa Davin.
Flashback on.
Davin menduduki salah satu kursi sembari menunggu ice cream pesanan Yuna, sesekali Davin tersenyum tipis kala membayangkan ekspresi Yuna saat merajuk tadi sungguh terlihat imut dimata Davin namun lamunanya buyar kala mendengar suara lirih memanggilnya.
"Hiks Davin, tolong bantuin gue," mohon Siska.
Davin mengerutkan alis bingung, menatap wajah Siska yang berderai air mata.
"Gue mohon hiks, anterin ke rumah sakit orangtua gue kecelakaan," Siska mencengkram jaket Davin erat.
"Kenapa harus gue," cuek Davin.
"Karena lo aja yang bisa bantuin gue saat ini, gue mohon sekali ini aja hiks."
"Nggak!"
"Gue mohon sekali ini aja, bantuin gue Dav!"
Suara sentakan Siska membuat pusat perhatian pengunjung memandangi mereka dengan pandangan berbeda-beda kemudian kembali lagi melanjutkan aktivitas mereka yang sempat tertunda.
"Gue mohon."
Saat ini Davin menemani Siska dirumah sakit, gadis itu memohon padanya agar tidak meninggalkannya sendiri, kedua orangtua Siska dinyatakan koma, Davin masih memiliki sisi kemanusiaan gadis itu terlihat sangat rapuh masih menangis sesenggukan.
Sampai malam mulai larut, Davin tanpa sadar sampai tertidur disofa ruang inap kedua orangtuanya Siska sampai hari esok menjelang.
"Vin bangun." Ujar siska menepuk pipi Davin pelan berusaha membangunkan.
Davin merasa terusik dalam tidurnya,"apa?"
"Temenin gue sarapan yuk."
Tunggu Siska bilang sarapan?
Davin melilirik jam tangannya, matanya membelalak kaget jadi ia menginap disini kamarin malam, tunggu-tunggu ia melupakan sesuatu, astaga ia meninggalkan Yuna di mall kemarin...langsung saja Davin berlari keluar rumah sakit tanpa memperdulikan Siska berteriak memanggil namanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
Teen Fiction"Kamu nggak pernah tau gimana rasanya mendam perasaan sekian lamanya!" Yuna Maharani "Maaf, aku terlalu takut." Davin Aldero Ketika dua hati sudah memilih untuk siapa ia pada akhirnya. Ketika sebuah perasaan tersembunyi jauh didasar hati. Dan ketika...