4. Small attention

245 128 35
                                    

Happy reading ;-)

Hanya perhatian kecil, namun mampu membuat jantung ini berdegup kencang.

____Yuna M.

Matahari mulai menampakan dirinya diufuk timur, sinarnya yang masuk melalui celah jendela mampu mengusik gadis yang tengah tertidur lelap.

kelopak mata gadis itu membuka secara berlahan menunjukan iris mata coklat khas gadis Asia yang nampak indah.

Yuna menyingkirkan selimut, kemudian turun dari tempat tidur untuk ke ruang tamu membangunkan Davin ia yakin Davin pasti tidur disana seperti biasa ketika ia menginap.

Davin merasa terusik ketika merasakan sentuhan dipipinya, ia membuka mata berlahan, hal pertama yang ia lihat adalah Yuna, gadis kesayangannya.

"Dav ayo bangun udah hampir jam enam, nanti kita terlambat karena terlalu lama siap - siap." Yuna tersenyum manis.

Ini hal terfavorit Davin, saat ia membuka mata ia akan melihat senyum gadis kesayannya, menikmati wajah Yuna yang baru bangun hal yang disukai Davin. Saat rambut Yuna berantakan Davin rasa Yuna makin terlihat cute saja.

"Iya Yun, nanti tunggu didepan kamar Apartemen, Jangan lupa sarapan."
Davin pun kembali ke Apartemennya untuk siap - siap ke sekolah begitupun dengan yuna sudah memasuki kamar untuk bersiap

❤❤❤

Mereka turun dari mobil milik Davin, kini mereka sudah sampai di SMA Bangsa, mereka berjalan berdua menuju kelas dengan saling menggenggam tangan satu sama lain.

Saat mereka berdua berjalan dikoridor membuat banyak pasang mata nenatap mereka iri terutama para siswi.

Siapa sihh yang gak iri melihat pangeran es SMA Bangsa yang dekat dengan gadis manis seperti Yuna, padahal hampir semua siswa/i tahu hubungan mereka cuman sebatas sahabat, namun mereka masih ragu hanya bersahabat lantaran Davin menaruh perhatian lebih terhadap Yuna, begitu pula sebaliknya, parahnya lagi Davin hanya mencair jika bersama Yuna.

Sampai didalam kelas mereka masih saling menggenggam tangan.

"Helooww lo berdua udah dikelas jadi lepasin itu." Vino menunjuk tangan mereka yang bertautan, tanpa peduli mereka melewati Vino, Davin mengantar Yuna ke meja dekat jendela tempat Yuna duduk kemudian ia menaruh tas diatas meja miliknya, meja Davin tepat dibelakang meja Yuna.

"Woii kalian budek apa suara gue kurang keras," sungguh Vino tidak bisa diabaikan.

Davin berbalik menatap Vino dengan ekspresi flat yang menyeramkan.

"apa?"

"Ehh enggak Dav." Vino langsung kicep ditatap seperti itu.

Vino nyengir pergi duduk dikursinya dimana didepan sudah meja sang pacar yang sedang menyalin catatan milik Vino.

"Yun nanti pulang sekolah kita belajar bareng, dan kamu harus mau ga ada alasan," bagaimanapun Davin harus mengajari Yuna, ia tidak tega jika setiap pelajaran matematika, Yuna akan sulit untuk memahami materi dan berakhir dimarahi Pak Putra.

"Iya Davin."

Davin mengacak rambut Yuna sambil tersenyum lembut, Siapa yang tau Yuna berusaha mengendalikan jantungnya yang berdetak sangat kencang.

Seketika semua siswa/i mengalihkan perhatian kepada Davin yang sedang tersenyum tulus kepada Yuna, ini sangat langka untuk mereka.

"Honey." Vino mencolek bahu Anjas berupaya agar mau menghadapnya. Anjas melirik Vino sebentar kemudian melanjutan acara menyalin catatan.

Vino mendengus kesal,"Honey Yuna sama Davin yang gak pacaran aja aku - kamu sedangkan kita yang pacaran malah lo - gue, kapan romantisnya?" Vino memajukan bibirnya benerapa senti,

Anjas menggeplak kepala Vino dengan keras membuat sang empu memekik keras.

"Adohhhh honey sakit."

"Bodoo, lagian lo aneh sih kemarin sayang sekarang honey, lo gak lupa nama gue kan?" Kesal sekali rasanya, ia sedang fokus menulis malah diganggu.

"Biar romantis honey."

"Diem, mau gue tampol?" Mata Anjas melotot seakan - akan ingin lepas dari cangkangnya.

"Oke aku diem."

"Bwahahaha," tawa penghuni kelas membahana, kasihan sekali nasib Vino.

"Anjer mampus lo," tawa Helly keras dengan tangan yang memukul meja.

"Heh Helly guk guk diem lo!" Vino menunjukan jari tengah untuk si helly yang menyebalkan, tau kan helly guk guk lagu masa kecil.

"Lo pikir gue anjing gitu?, buta lo?" Helly mengancungkan dua jari tengah tanda ia sangat kesal dengan Vino si somplak.

Davin dan Yuna yang sendari tadi memperhatikan, hanya menggelengkan kepala, mengapa ia bisa punya teman yang malah absurd semua.

Tett...tet....
bel mata pelajaran pertama berbunyi

❤❤❤

Guru mulai masuk ke dalam Kelas untuk mengajarkan materi hari ini.

"Selamat pagi anak - anak."

"Pagi Bu," jawab siswa/i serempak, hari ini kls X Ips 3 belajar Sejarah, mata pelajaran kesukaan Yuna.

Guru mulai merangkan materi didepan kelas, dan dengan senang hati diperhatikan siswa/i walaupun kebanyakan yang hanya memperhatikan tapi aslinya tak mengerti, daripada dapet ceramah yang gak ada ujungnya.

Yuna menyelipkan rambut nakal yang telah berani menganggu konsentrasinya, lagi, lagi, dan lagi.

Davin yang melihat itu, ia mengambil sesuatu didalam tas ternyata ikat rambut, ia memang selalu siaga jika nanti Yuna akan sangat membutuhkan itu.

Dengan berlahan dari belakang Davin menguncir rambut Yuna secara telaten, ia sudah terbiasa melakukannya, namun tidak dengan Yuna, setiap Davin melakukan perhatian kecil yang membuat jantung berdegup kencang, serasa beribu kupu - kupu terbang didalam perutnya dan ia harus menahan mati - matian agar tidak merona, kalau ketahuan kan malu.

"Makasi Dav."

Davin mengangguk.

Mereka kembali ke kegiatan masing - masing.

❤❤❤

Vote + comment biar semangat nulisnya ;-)

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang