29. Started to improve

60 28 0
                                    

Happy reading...
Kalau ada typo bisa bantu ditandai😅

❤❤❤

Sepertinya bulan akhir tahun masuk musim penghujan, hampir setiap hari tidak bisa menghin dari dari gerimisnya setitik air hujan, yahh bersyukur hujan yang sekarang lebih sering gerimis jikalau saja deras maka dipastikan kota akan banjir.

Ditemani coklat panas begitulah cara Yuna menikmati cuaca mendungnya sore hari, setidaknya udara yang dingin terasa terbantu dengan segelas coklat panas, sembari meminum teguk demi segukan ia memandangi keadaan luar cafe lewat kaca transparan disebelahnya, jelas matanya mengamati setiap orang yang melewati cafe tempatnya sekarang duduk. Udara dingin membuat orang memakai pakaian hangat, netra matanya mengangkap kesibukan aktivitas orang disana, ada yang memakai payung dan ada yang sama sekali tidak perduli dengan gerimis air hujan yang mengenainya, orang diluar sana terlihat biasa saja mereka sama sekali tidak menikmati cuaca hari ini.

Kadang Yuna dibuat bingung akan pikiran orang kebanyakan, ketika panas mereka mengeluh kepanasan dan ketika hujan mereka mengeluh kedinginan, sebenarnya manusia lebih banyak keluhan dari pada rasa bersyukur.

Lamunannya buyar kala merasakan sesuatu menyentuh bahunya, matanya menatap bingung jaket hitam milik Davin serta pemiliknya.

"Pakai!" Suruh Davin tidak terbantahkan.

"Tapi aku, kan udah makek jaket lah kamu cuman kaos polos tipis gitu, yang lebih butuh kamu lah bukan aku," cerocos Yuna panjang tanpa jeda lalu mengembalikam kembali jaket milik Davin.

"Buset neng kalo ngomong nggak usah ngerep," kata Rangga lalu kembali memasukan potongan kentang ke dalam mulutnya.

Bibir Yuna mencabik kesal, perasaan ia ngomongnya biasa aja tuhh kenapa Rangga jadi nyolot sendiri.
Davin menggelengkan kepalanya pelan, kemudian mengambil jaketnya, "Aku enggak mau kamu sakit," Hardik Davin kemudian memakaikan jaketnya pada tubuh Yuna, ditariknya resleting jaket sampai leher Yuna sedangkan sang empu hanya mampu menurut.

Davin tersenyum gemas melihat penampilan Yuna dengan jaket kebesarannya, terlihat jauh kebesaran memang pada badan Yuna tapi nampaknya kadar keimutannya meningkat drastis.

"Kenapa, Yuna cantik, kan?" Tanya Daren iseng.

Davin mengangguk polos tanpa memutuskan pandangannya dari Yuna.

"Imut, kan?" Tanya Daren lagi sambil menahan tawa, sungguh wajah Davin terlihat seperti orang bodoh.

Lagi, Davin mengangguk polos.

"Ohhh terus lo suka sama dia?" Kini Vino giliran mengerjai Davin.

Dan yahhh Davin mengangguk semangat lalu sesaat kemudian sadar akan kesalahannya, ia dijebak.

Sesaat Yuna tertegun mendengar tutur kata Davin namun tidak lama kemudian Davin malah kembali menyanggahnya, "Suka, kan temen," katanya.

Ia serasa baru saja diterbangkan ke langit ke tujuh lalu tanpa adanya aba-aba dihempaskan begitu saja, Yuna bisa apa?

Helly yang menyadari perubahan raut wajah Yuna pun mulai mengalihkan pembicaraan, "guys minggu depan kita udah PAS, gimana mau belajar bareng nggak?" Katanya.

"Duh...duhh mantanku untung lo ngingetin gue," kata Daren heboh.

"Idihhh anda siapa ya?" Raut wajah Helly dibuat sejijik mungkin.

Daren memajukan bibirnya cemberut, kenapa bisa Helly berkata seperti itu.
"Cieee, ada yang enggak dianggep nih." Ucap Vino memanas-manasi.

"Ehh diem lo anak mami, nanti gue aduin sama mami lo, kalau lo kemarin bolos!"

"Aduhh dedek takut mas," celutuk Vino lebay kemudian menyatukan kedua telapak tangannya memohon.

"Ahhhh gue selepet nihh lo pada, berantem mulu perasaan!" kesal Rangga, cukup telinganya sudah panas mendengar celotehan unfaedah mereka.

"Oke kalian diam! kapan kita mulai belajar bareng?" Tanya Anjas jengah, topik semula rencana belajar bersama melenceng tak tahu arah akibat dua curut yang sepertinya sedang gabut dan mengakibatkan mereka jadi seperti tadi.

"Gimana kalau minggu?" Usul Yuna.

"Ngokey," sahut mereka bersamaan.

❤❤❤

Mobil ferrari yang sempat Yuna idamkan berhasil dibeli Davin demi memenuhi keinginan Yuna yaitu naik mobil ferrari terbaru kini mobil tersebut sudah terparkir manis di antara mobil lainnya tepatnya di parkiran apartemen tapi sang penghuni mobil belum keluar lantaran yang perempuan tertidur pulas di jok depan sedangkan yang laki laki memandangi wajah yang perempuan tanpa merasa bosan.

Karena malam mulai larut digendongnya Yuna ala bridal style kemudian mulai melangkah memasuki Apartemen, sesampainya di  Apartemen Davin, langsung saja direbahkannya Yuna di atas tempat tidur king size dengan bed cover berwarna hitam keabuan sepertikamar ala  lelaki pada umumnya, kenapa ia tidak membawa Yuna ke Apartemen gadis itu, karena ia merasa Yuna akan lebih aman di Apartemennya.

Davin memasuki kamar mandi yang ada di dalam kamarnya, kemudian beberapa menit kemudian ia keluar. Setelah mandi dan berganti pakaian.

Direbahkannya tubuhnya disebelah Yuna lalu menarik selimut menutupi tubuh mereka bedua, ia membalikan badannya menghadap Yuna yang juga menghadapnya.

Cup, dikecupnya bibir raum raum Yuna berlahan agar tidak mengusik tidur gadis itu, dibelainya surai hitam panjang Yuna secara berlahan menunjukan bersarnya akan kasih sayangnya pada gadis yang tengah tertidur nyenak itu.

"Sleep tight and, i love you."

❤❤❤

I'm back semoga kalian suka yha, meski aku sedikit kurang yakin.

See you next week aku bakalan update lagi😊

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang