5. The pain

231 124 28
                                    

Happy reading☺

Terkadang kita harus belajar menikmati rasa sakit yang seakan - akan ingin menggrogoti hati.

___Davin A.

Tett...tett bel pulang berbunyi, tanda berakhirnya kegiatan belajar mengajar hari ini, seketika para siswa/i yang mengantuk menjadi segar kembali.

Sudah dari 10 menit bel berbunyi, sekarang kelas kosong para penghuni kelas X Ips 3 sudah pulang kerumah mereka masing - masing tak terjecuali Davin, Yuna serta dua pasang kekasih Vino dan Anjas.

"Yun aku mau latihan basket dulu, ga papa nunggu kan?" Davin melontarkan pertanyaan dengan nada lembut tidak seperti ia dengan orang lain.

Sebelum Yuna menjawab sudah dipotong oleh Anjas.

"lo bareng gue sama Vino aja," tawar Anjas.

Bagaimanapun ia tak tega membiarkan sahabatnya menunggu lama Davin yang akan latihan basket nanti.

"No, kita jalan hari ini kamu udah janji." Vino bersidekap dada menatap Anjas dengan ekspresi kesal.

"Gak usah, aku mau nunggu Davin," ujar Yuna

"Kalian jalan aja," lanjutnya

"Beneran?, ini agak lama loh, aku ga mau nanti kamu ujung - ujungnya capek nunggu."

"Ga papa Dav." Yuna tersenyum, senyum yang selalu mampu membuat Davin terpikat.

Davin tak sadar jika ia sudah memandangi Yuna begitu lama sama halnya Yuna yang tenggelam menatap iris mata hitam pekat Davin.

"woi tatapan bae." Vino menepuk bahu mereka berdua secara bersamaan sehingga mereka tersadar.

"Yok Honey kita jalan." Vino menarik tangan Anjas menuju keluar kelas.

"Jangan pegang!" Pekik Anjas namun tak dihiraukan Vino.

"Yun gue duluan!" Teriak Anjas.

Yuna mengerjap - ngerjapkan mata setelah kepergian dua sejoli itu,"Welehh... tumben banget Vino berani kayak gitu sama Anjas galak," heran Yuna, ini sangat jarang.

"Yuk ke lapangan," ajak Davin

"Yuk."

Davin mengantar Yuna kelapangan kemudian ia ketoilet untuk ganti pakaian setelah ia mencarikan Yuna tempat teduh.

❤❤❤❤

Ditengah lapagan Davin dengan semangat mendrible bola, kadang matanya melirik Yuna yang berdiri ditempat duduk sendari melompat - lompang meneriaki kata semangat untuk Davin.

Davin terus - menerus berhasil memasukan bola ke ring basket, walaupun ia bukan ketua tim basket namun ialah yang paling diandalkan.

Setelah ia selesai latihan basket, ia langsung menuju ke tribun tempat Yuna menonton, tepatnya dibawah pohon agar Yuna tak kepanasan tentu Davin yang menyuruh Yuna duduk disana, jika tidak sudah dipastikan Yuna berakhir sakit, karena ia sudah jauh mengenal Yuna dimana Davin tau segala hal tentang yuna termasuk Fisiknya yang lemah.

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang