Happy reading😊
Mimpi hanya sebuah khayalan ilusi semata, membuat kita seolah - olah berada disituasi nyata.
___Yuna M.
Brushh...Yuna bangun dari tempat tidur dengan wajah kaget lucunya,"Ahh ternyata cuma mimpi padahal itu dikit lagi," gumam Yuna
"Yunn ini udah siang, nanti telat Davin udah nunggu tuh dibawah, maaf Ibu siram pakek air kamunya sihh tidur kayak orang mati senyum - senyum lagi" cerca Nisa, ia sudah melakukan berbagai cara agar anaknya membuka mata, dan dengan menyiramkan air ia berhasil membangunkan anaknya.
Seakan sadar saat mendengar kata siang dari ibunya, langsung saja Yuna berlari kesetanan ke kamar mandi yang ada didalam kamarnya, ia tak memperhatikan lantai toilet yang licin sehingga...
Gedebugg...
"Ibuuuuu pantat Yuna sakittt."❤❤❤❤
Kantin tempat yang selalu menjadi terfavorit para siswa/i Sma Bangsa, dimana kantin adalah tempat mereka untuk melepas rasa dahaga dan lapar.
Yuna salah satunya sekarang ia tengah duduk manis disalah satu meja kantin, wajahnya yang cemberut menandakan moodnya sedang anjlok hari ini, bagaimana tak memasang wajah cemberut ia hampir saja telat bersama Davin, jangan lupakan insiden jatuh di kamar mandi masih membuat pantatnya terasa nyeri.
Pak Putra, Guru berkepala botak itu mengadakan ulangan matematika mendadak, tempat duduk diacak pula kan ia tak bisa menyalin kertas ulangan Davin, malang sekali nasibnya hari ini ia hanya bisa menjawab 4 soal dari 10 soal, ia menjawab hanya asalan saja sudah pasti salah.
"Kenapa hmm?" Davin mengelus puncak kepala Yuna, ia tersenyum geli melihat wajah Yuna yang cemberut, ughhh sangat menggemaskan.
Yuna mengumbungkan kedua pipi serta bibir yang dilengkungkan kebawah, ingin sekali Davin mencium pipi Yuna bertubi - tubi, tapi ia urungkan niat itu.
"Sebelll,"grutu Yuna," it's a bad dayyyy...." ucap Yuna lantang.
Davin hanya mampu terkekeh pelan, dari arah belakang munculah Daren, Vino, Anjas, Rangga seketika semua penghuni kantin yang awalnya amat teramat brisik jadi hening karena kedatangan Para cogan tapi Davinlah yang masih nenduduki posisi pertama, ice Prince Sma Bangsa.
Langsung saja Anjas duduk dihadapan Yuna, sedangkan Daren, Vino, dan Rangga mengeret bangku serta kursi untuk dirapatkan ke meja Davin Dan Yuna.
Krett...Krett suara meja digeser.
Mereka semua kini duduk satu meja.
"Oke, siapa disini yang berminat pesenin makanan?" tanya Vino, ia sudah sangat lapar.
"Ya lo lah," sungut Daren.
"Kok gue?" Sentak Vino tak terima
"Mau gue bilangin sama pacar galak lo?, kalau lo ngakunya belajar eh malah main Ps," bisik Daren menyeringai puas.
"Ngomong apa lo sama pacar gue?" mata Anjas menyipit tajam memandang curiga gerak - gerik Vino dan Daren.
"Gak kok Honey, gk penting juga." Vino gugup ketika melihat pandangan tajam Anjas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
Teen Fiction"Kamu nggak pernah tau gimana rasanya mendam perasaan sekian lamanya!" Yuna Maharani "Maaf, aku terlalu takut." Davin Aldero Ketika dua hati sudah memilih untuk siapa ia pada akhirnya. Ketika sebuah perasaan tersembunyi jauh didasar hati. Dan ketika...