71

10 0 0
                                    

Mood Lisa benar-benar sudah hilang. Pekerjaannya yang ada sudah setengah jalan harus hilang begitu saja karena laptop yang dirusak oleh Elga.

Ia masuk ke mansion, mengingat ia tadi memiliki janji pada Ken. Lisa segera pergi ke dapur, ia tak mau mengecewakan suaminya tersebut.

Lisa mulai menyesuaikan diri, memakai celemek dan mulai memasak. Para maid hanya memberi hormat dan membiarkan Lisa melakukan apa yang ia inginkan. Sesuai dengan perintah Ken. Ken memang seperti itu, ingin membuat Lisa senyaman mungkin berada di dalam mansion. Sehingga Ken membebaskan Lisa melakukan apapun asalkan tidak membuatnya kelelahan dan jatuh sakit.

Hari ini Lisa memasak daging panggang, bukan karena Ken yang tak suka sayur. Tapi dirinya sendiri yang sangat menginginkan daging panggang.

Tak lupa memasak nasi lengkap dengan sambal dan sayur dan memotongkan bermacam-macam buah-buahan.

Lisa dibantu oleh bibi Nar yang sekaligus mengawasi dan menjaga agar Elga tak menganggu Lisa. Sebenarnya dia tahu kejadian tadi pagi di taman. Tapi ia memilih diam sesuai dengan perintah Ken, lagi pula Lisa sangat berani untuk menghadapi Elga.

"Bibi, coba kau cicipi daging panggang buatanku. Apa rasanya sudah pas." Lisa pada bibi Nar.

Bibi Nar dengan semangat memotong daging dan mencicipinya sesuap. Warna dan tampilannya memang sangat menggiurkan, tak heran jika bibir Nar begitu semangat. "Wah enak sekali Nona, sepertinya saya harus belajar memasak dari Nona." Tak hanya menyanjung tapi memang benar jika masakan Lisa enak. Itu lah kelebihannya.

Lisa tersenyum, sedikit tersipu. Baru sekarang ini masakannya selalu dipuji, dulu saja Elga dan Rosa selalu memaki Lisa. Mengatakan jika masakan Lisa tidak enak.

Semua makanan telah siap dan sudah dimasukkan ke dalam kotak makanan. Ia juga telah berdandan dan mengenakan pakaian mahalnya. Dress lengan panjanh warna hitam dengan motif bunga-bunga kecil hijau, dipadukan dengan tas hitam dan sepatu hitam yang senada.

Lisa nampak anggun mengenakan pakaian tersebut. Para maid dan pengawal nampak takjub, namun kali ini kaum adam tidak beruntung karena Ken melarang pekerja laki-laki menatap istrinya lebih dari 3 detik. Over posesif memang.

Sementara Elga dari tadi menggerutu kesal, melihat nasib Lisa yang jauh lebih baik darinya. Namun ia tidak akan pernah berhenti untuk terus merebut apa yang telah Lisa dapatkan.

Lisa menaiki salah satu koleksi mobil mewah milik Ken yang harganya milyaran dengan kedua pengawalnya. Sementara itu di belakang mereka masih diikuti oleh satu mobil yanh berisi 4 orang pengawal. Di tambah lagi masih banyak pengawal yang tidak terlihat alias pengawal bayangan. Istri seorang CEO harus benar-benar aman.

Lisa tersenyum memandangi kotak makanan yang ada di pangkuannya. Rasanya ia sudah sangat merindukan suaminya. Baru kali ini ia merasakan rindu yang amat dalam. Padahal baru tadi pagi mereka bertemu dan bermesraan.

Jane dan Jessy selalu mengawasi pergerakan Nonanya. Melihat Lisa yang tersenyum, keduanya ikut tersenyum. Meski tidak tahu apa yang membuat Lisa senang, namun mereka ikut merasakan kebahagiaan tersebut. Ken akan senang jika melihat Lisa senang, otomatis kedua pengawal cantik tersebut tidak akan mendapat hukuman dan bisa jadi akan mendapatkan bonus bulan ini.

Setibanya di perusahaan, sudah banyak karyawan yang menyambut dengan baik. Baik dengan sapaan maupun salam hormat. Mereka sudah tahu siapa Lisa dan bahkan tak ada satu pun karyawan laki-laki yang berani menatap Lisa lebih dari 3 detik. Perintah Ken memang tak hanya berlaku di mansion saja, tapi juga di perusahaan. 3 detik pertama harus mereka manfaatkan sebaik mungkin untuk mengangumi Lisa. Selebihnya mereka sudah tak bisa menikamtinya.

Lisa geleng-geleng melihat semua orang hari ini. "Jess, Jane." Panggil Lisa pada kedua pengawal cantiknya dan menoleh ke belakang.

Jessy dan Jane yang dari tadi mengekor menghentikan langkahnya dan menundukkan kepalanya. Akan mendapat masalah besar jika berani berhadapan dengan Tuan dan Nyonyanya dengan menegakkan kepala. Tapi Lisa sudah biasa dan paham akan tersebut.

"Apa kalian tahu, kenapa mereka tak ada yang berani menatapku. Apa penampilanku sangat jelek??" Tanya Lisa.

Jane terkekeh, namun segera beganti dengan pekikan. "Aw," rintihnya karena kakinya diinjak oleh Jessy.

"Diamlah, apa kau mau cari mati." Tegur Jessy lirih.

"Hei aku bertanya, kenapa kalian bercanda." Kesal Lisa.

Mereka berdua menggaruk tengkuk leher mereka yang tidak gatal secara bersamaan, sudah seperti orang kembar dan selalu kompak. "Maafkan kami Nona," jawab mereka serentak.

"Lalu kenapa semua orang hari ini sangat aneh?"

"Kau saja yang menjelaskan," Jane menyenggol lengan Jessy dengan sikunya.

Dengan susah payah Jessy meneguk salivanya. Kembali menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal, membuat Lisa memutar bola matanya malas. Wajahnya juga sudah masam dan kesal.

"Sebenarnya Tuan melarang semua pengawal, maid dan karyawan laki-laki untuk tidak menatap Nona lebih dari 3 detik." Jelas Jessy.

Kedua bola mata Lisa membola sempurna, terkejut sekaligus tidak paham apa maksud dari Ken.  "Kenapa begitu?"

"Kata Tuan, tidak boleh ada laki-laki yang menatap kecantikan Nona lebih dari tiga detik. Kalau sampai ada yang melanggar maka Tuan akan memberi hukuman. "

"Mencongkel matanya mungkin," Jane menyambung.

Jessy kembali menginjak Jane untuk kedua kalinya. Memperingati jika bukan kehendaknya memberitahu hukuman atau menebak hukuman apa yang akan diberikan oleh Ken pada seseorang yang melanggar.

Lisa memutar bola matanya malas dan kembali melangkahkan kakinya menuju ruangan Ken. Memang tidak perlu terkejut dengan apapun yang dilakukan oleh Ken. Karena terkadang di luar nalar dan akal. Tapi namanya Ken apapun akan ia lakukan untuk memenuhi keinginan dirinya sendiri.

Apalagi perihal kepemilikannya, ia tidak akan pernah melepaskan apa yang sudah menjadi miliknya. Termasuk Lisa, Ken pasti akan menjaganya dan mencintainya serta tak akan melepaskannya sampai kapan pun. Untuk itu jangan heran jika ia melakukan sesuatu yang berlebihan seperti sekarang. Berbagi sesuatu yang menjadi miliknya itu sangat tidak asyik.

Lisa melanjutkan langkahnya menuju ruangan Ken. Masih banyak orang yang menatap Lisa takjub, tak jarang orang-orang di perusahaan tersebut kagum pada kecantikan Lisa.

Lisa memang sengaja tidak menggunakan lift CEO karena ia ingin membuktikan apa benar jika semua laki-laki tak ada yang berani menatapnya. Ternyata memang benar adanya, bahkan ia menemui beberapa karyawan yang tidak jadi naik lift jika harus satu lift dengan Lisa. Meski terlihat buru-buru mereka lebih memilih mengulur waktunya dan mengurunkan niatnya untuk naik lift. Padahal sudah jelas masih ada space, secara di dalam lift tersebut hanya adanLisa dan kedua pengawalnya.

Setibanya di ruangan Ken, Lisa segara masuk. Sementara Jessy dan Jane berdiri di depan pintu menunggu Lisa.

Brak!

Bersambung

Cinta Berawal Dari TerpaksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang