Bab 38

50 6 0
                                    

Ken tahu kepulangan Jony dan Lisa. Dia segera merapikan dirinya, serta meredamkan amarah dan gejolak api cemburunya yang sudah membara.

"Tenang Ken, bersikaplah biasa dan sewajarnya." Ucapnya meyakinkan dirinya sendiri sambil tersenyum masam.

Ken berajalan keluar dari ruang kerjanya dengan sikap yang tenang. Menuruni satu persatu anak tangga menuju lantai dasar, ya tentu untuk menyambutr kedatangan istri kecilnya. Zae bernafas lega karena akhirnya ia mau mendengarkan sarannya.

"Kerja yang baik Ken," Zae tersenyum sambil menepuk pelan bahu milik Ken saat mereka berjalan bersimpangan. "Ingat, control emosimu. Lisa tidak suka dengan sikapmu yang pemarah itu." Zae kembali mengingatkan dan segera berlalu dari hadapan Ken.

Ken hanya menghela nafasnya. "Lupakan kontrak Ken," Batin Ken. Kontrak yang dibuat oleh Ken sama sekali tidak diperlakukan, bahkan ia terang-terang melupakannya. Hanya akan menggunakan ketika Lisa bertolak belakang dengan kemauannya.

"Selamat sore Tuan. Ada yang bisa saya bantu ?" Tanya salah seorang maid padanya. Namun Ken hanya diam dan segera berlalu dari hadapan maid tersebut. Kedua kakinya fokus berjalan ke arah pintu utama mansion hendak menyambut kedatangan Lisa.

Deg.

Jantungnya serasa hampir keluar dari tempatnya. Rasanya begitu menyakitkan melihat Lisa turun dari mobil, sebab Lisa duduk di samping kemudi. Dia masih belum sadar jika Ken sudah tiba di mansion. senyumnya masih mengembang, tapi bukan untuk Ken melainkan untuk Jony.

Ken masih berusaha mengontrol emosi dan nafasnya. Ia mencoba memberikan senyuman termanisnya untuk menyambut Lisa. "Selamat datang istriku." Tegur Ken.

Deg.

Begitupun dengan jantung Lisa yang berdetak kencang, terkejut melihat Ken yang sudah tiba di mansion dan menyambutnya dengan kata-kata manis. "Permainan apalagi ini," pikir Lisa.

Dengan kaki dan tangan yang gemetar ia berusah kuat berjalan mendekati Ken. "T.. Tuan," lirih Lisa gugup.

Ken semakin mengembangkan senyumnya, ia menarik pinggang ramping milik sang istri dan mengajaknya untuk masuk ke dalam mansion. "Bagaimana harimu sayang? Apakah menyenangkan?" Tanya Ken basa basi.

Lisa mendongak menatap lekat suaminya, ia masih belum paham mengapa suaminya yang pemarah si monster bertatto itu tiba-tiba bersikap baik dan manis kepadanya. Wajahnya yang kebingungan justru membuat Ken makin gemas, ditambah lagi dengan wajahnya yang glowing karena keringat.

"Ah, mana mungkin aku bisa marah padamu. Sementara wajahmu saja sangat menggemaskan seperti ini. Ingin rasanya aku menjilat keringat yang di wajahmu yang lucu itu." Pikir Ken.

Huh, cinta benar-benar sudah membuat Ken gila. Mana mungkin orang normal mau menjilat keringat orang lain, sungguh menjijikan. Tapi Ken malah justru tergoda untuk menjilati keringat Lisa.

Wajah Lisa masih mendongak menatap Ken. Kalau saja Ken tidak merangkul pinggangnya, sudah pasti dia akan terjatuh karena sedang berjalan menaiki anak tangga. '

Ken sadar dirinya sedang ditatap oleh sang istri. "Kenapa menatapku terus? Baru sadar kalau aku tampan ?" Goda Ken tanpa menoleh ke arah Lisa sedikitpun.

"Cih, tampan dari mananya. Monster bertatto yang menyeramkan dan sungguh menyebalkan." Kesal Lisa dalam hatinya.

Wajah Lisa nampak kesal karena ucapan Ken barusan. Ken malah justru semakin menggembangkan senyumnya melihat istrinya yang nampak menggemaskan itu. Ken menghentikan langkah kakinya di tengah-tengah anak tangga menuju lantai dua. Ia meraih wajah Lisa ke hadapannya dengan kedua tangannya. "Kenapa ?" Tanya Ken dengan lembut.

Cinta Berawal Dari TerpaksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang