Bab 49

47 5 0
                                    

Hari yang cukup melelahkan, akhirnya pekerjaan Lisa seharian ini telah usai. Ia segera mempersiapkan diri untuk pulang, mengacuhkan setiap perkataan teman-temannya yang kurang mengenakkan.

Seperti biasa Wily selalu memperhatikan gerak-gerik Lisa, wajar saja kalau dia sampai hafal jam pulang Lisa. Setelah Lisa keluar, Wily ikut keluar dari restaurant tersebut. Semuanya ia telah serahkan kepada Mira, sebab Mira sebagai kepala waiters ia juga memiliki tanggung jawab lebih di restaurant tersebut.

Jane dan Jessy telah menunggu Lisa di pinggir jalan, lebih tepatnya dengan jarak kurang lebih seratus meter. Sesuai dengan permintaan Lisa. Mengingat bila mereka menampakkan diri akan terjadi kehebohan yang lebih lagi di dalam nanti.

"Lisa tunggu," tegur Wily. Tanpa sepengetahuan Lisa, Wily sudah mengekor dengannya sejak tadi. Mengikuti Lisa dengan mobilnya bukan keputusan yang tepat. Lisa pasti akan berjalan cepat jika dan Wily akan kehilangan jejaknya.

Deg!

Lisa menoleh ke sumber suara, detak jantungnya kini tidak beraturan. Dia sudah mendekat pada Jane dan Jessy. Sementara dua kembar tak sedarah itu sudah berdiri di depan mobil. "Ya, Tuan." Lirih Lisa.

Jangan ditanyakan bagaimana ekspresi Lisa, sudah pucat pasi. Yang ada di pikirannya sekarang adalah apa mungkin Wily sudah tahu mengetahui statusnya yang sekarang.

Sebenarnya tidak ada masalah sama sekali mengenai statusmu yang sekarang, hanya saja kau yang mempersulit. Sudah jelas Ken mengungkapkan rasa denganmu, lalu kenapa kau masih bekerja di tempat itu. Padahal Ken juga sudah menyuruhmu berhenti bekerja dan diam diri di rumah.

Tidak tahu apa yang ada di dalam pikiran Lisa, kenapa masih saja bersikeras bekerja di tempat itu. Memangnya uang dari Ken masih kurang, bukankah uang dari Ken jauh-jauh lebih dari cukup. Bahkan untuk membeli restaurant Wily pun, black card milik Ken tidak akan habis isinya.

Wily tersenyum. "Mari ku antar pulang," ajak Wily dengan ramah.

Lisa mengedarkan pandangannya menatap dua kembar tak sedarah itu, mereka masih saja berdiri di depan mobil. Lisa berusaha mengode mereka melalui gerakan mata agar masuk ke dalam mobil, tapi mereka masih bergeming. Lisa kali ini merasa frustasi.

Wily yang melihatnya pun sedikit bingung. "Kenapa bola matamu berputar-putar?" Tanya Wily, namun Lisa menggeleng tanda tak apa. Wily tak puas akan jawaban tersebut, ia mengedarkan pandangannya. Tatapannya kini terhenti pada dua orang perempuan berpakaian serba hitam yang berdiri tegap di depan mobil mewah tersebut. Tatapannya tajam membunuh pada Wily. Wily mengerutkan dahinya, "mereka siapa?" Tanya Wily pada Lisa .

Wily hendak menghampiri namun tangannya dicekal oleh Lisa. "Mereka adalah teman-temanku," pernyataan itu sukses membuat Wily terhenti. Namun tatapan pada Lisa menandakan tidak paham akan maksud teman tadi.

Lisa mengangguk tersenyum. "Ya mereka temanku Tuan," Lisa berusaha meyakinkan.

"Lisa apa kau yakin?" Tanya Wily, namun Lisa menunduk. Kedua tangannya memegang bahu Lisa agar Lisa mau menatapnya. "Kau yakin mereka temanmu? Tapi kelihatannya mereka adalah orang jahat Lisa." Lisa masih membisu. "Katakan jika mereka melukaimu, aku pasti akan membantumu. Ku mohon Lisa jangan kau sembunyikan masalahmu sendiri, aku akan siap menjadi bahu sebagai sandaran akan beban dan kesedihanmu."

"Oh Shit! Kau terlalu berlebihan Tuan."

Wajah-wajah murka ditunjukkan secara terang-terangan oleh Jane dan Jessy. Bagaimana tidak, Ken sudah memberi pesan kepada mereka agar Lisa tidak berdekatan dengan laki-laki lain apalagi menyentuh Lisa seujung kuku. Ini malah Wily memegang bahu Lisa, akan bagaimana nanti reaksi Ken bila mengetahui hal tersebut.

Tapi Ken pasti sudah tahu semuanya, meskipun Jane dan Jesy tak memberitahu. Sudah ada pengawal bayangan lain yang melaporkan kejadian tersebut. Mungkin riwayatmu akan tamat hari ini Nona Lisa. Bersiaplah!

Jesy menghempaskan tangan Wily yang masih memegang kedua bahu Lisa, sementara Jane segera menarik Lisa menjauh dari Wily.

"Sebaiknya ada jangan kurang ajar Tuan," ucap Jesy dingin dengan menekan kata 'kurang ajar'. Tak hanya menghempaskan, tangannya kini telah dipiting oleh Jesy.

"Mari Nona, sebaiknya kita pulang." Mengajak Lisa pergi dari tempat ini. "Tempat ini tidak aman bagi Nona," menatap tajam ke arah Wily.

Berpamitan pada Wily sama saja membuat masalah untuk yang kedua kalinya, Lisa memilih pasrah dan berjalan ke mobil.

Wily masih terdiam mencerna setiap kata demi kata yang diucapkan oleh Jesy dan Jen, ia sampai melupakan kedua tangannya yang masih dicekal oleh Jesy.

Seringai muncul dikedua sudut bibir Jesy. "Saya harap ini adalah yang pertama dan terakhir saya melihat Anda menyentuh Nona Alyssa. Kalau saya tahu Anda menyentuhnya lagi, habislah!" Ucapan itu mengancam Wily. Kedua tangan Wily di lepaskan begitu saja, hingga Wily tersungkur di aspal.

"Ingat kata-kata saya Tuan," ucap Jesy lagi sebelum berlalu.

Rasa cemas dan khawatir menjadi satu. Ia takut Lisan kenapa-kenapa atau sedang tertekan akan sesuatu. Namun mengingat Lisa mendapat pengawalan, sepertinya Lisa adalah orang yang penting. Tapi Lisa siapa dan bukan kah ia hanya lah anak yatim piatu yang hidup bersama ibu tiri dan kakak tirinya. Pikiran itu semua memutar-mutar dalam kepalanya.

Wily, kau mau tahu siapa Lisa? Biar author kasih tahu ya. Lisa adalah Nyonya Wilson, artinya Lisa sekarang adalah istri dari Kendra. Lalu kenapa tidak diberitakan pada publik? Karena Lisa belum siap akan hal itu. Tapi percuma kalau author kasih tahu, kau pasti juga tak akan paham sebelum tahu atau mendengar berita tersebut dari teman-teman mu dalam novel.

Mobil mewah yang membawa Lisa melaju dengan kecepatan sedang, membelah keramaian kota di sore hari. Lisa duduk di belakang membuang wajahnya ke samping, tak lupa mengerucutkan bibirnya.

Ia kesal dengan sikap Jesy dan Jane yang tidak mau diajak kerjasama. Jane yang mengetahui hal tersebut dibalik spion tersenyum gemas. Bukan rasa bersalah, tapi gemas melihat wajah imut Lisa. "Nona tak apa?" Tanya Jane.

Lisa masih diam. Tapi Jane dan Jesy sudah diciptakan dengan sikap yang dinginnya, sehingga ia pikir dengan Lisa diam mengartikan bahwa Lisa tak apa.

"Sungguh kalian adalah cetakan sama seperti monster bertatto itu. Kenapa kalian tidak peka, aku ini sedang merajuk." Batin Lisa.

"Jangan katakan ini pada Ken," ucap Lisa yang tak kalah dinginnya dengan Ken dan orang-orangnya. Beberapa bulan bersama Ken cukup membuat Lisa bisa belajar dan mengikuti gaya angkuh dan dingin mereka.

Jesy tersenyum. "Maaf Nona, tapi kalaupun kami tidak mengatakannya. Pasti sudah ada orang lain yang mengatakannya." Jawab Jesy yang membuat Lisa bingung.

"Orang lain siapa?"  Pikir Lisa. "Maksud kalian apa?"

"Nona Alyssa adalah istri Tuan Kendra Wilson. Jadi tidak lah mungkin hanya kami saja yang akan menjaga dan mengawasi Nona."

Oh God, dua pengawal tersebut memang benar-benar luar biasa. Padahal tinggal mengatakan bahwa ada pengawal lain alias pengawal bayangan yang tidak terlihat oleh Lisa ataupun orang lain saja malah menjawab dengan berbelit-belit. Sabar-sabarkan hatimu Lisa untuk menghadapi mereka. Memang cetakan mereka sudah diseragamkan oleh Ken dengan lainnya.

Bersambung

Cinta Berawal Dari TerpaksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang