Bab 9

3.6K 92 0
                                    

Tidak ingin ibunya marah lagi, Lisa hari ini bangun pagi-pagi. Memasak nasi uduk untuk nanti dijualnya. Hari ini memang Lisa harus bekerja keras karena kemarin seharian dia tidak bisa memberikan uang kepada sang ibu.

Setelah semuanya usai, Lisa segera membungkusnya. Lisa memanglah terampil dan cekatan, makanya dengan mudahnya ia bisa menyelesaikan seratus bungkus nasi uduk itu sendiri.

Tak lupa ia juga menyisakan untuk ibu dan kakaknya sebagai sarapan pagi ini. Setidaknya hari ini bisa bernafas dengan lega bisa kembali bekerja.

Sementara Elga dan Rosa tengah asyik menonton televisi. Menonton berita adalah salah satu sarapan mereka di pagi hari.

Berita hari ini sangat menyenangkan bagi Elga, sebab sedang membicarakan seorang pengusaha muda yang cukup terkenal di negeri ini. Parasnya yang tampan dan tentunya masih berstatus lajang, membuat banyak gadis tergila-gila dengannya.

Tak terkecuali dengan Elga. Meskipun mereka sama – sama saling tidak mengenal dan Elga hanya tahu kalau dirinya dari media sosial dan stasiun televisi, tapi Elga benar-benar ingin memiliki laki-laki tersebut.

"Pokoknya ibu harus dukung Elga supaya Elga bisa deket sama Tuan Kendra," ujar Elga kepada ibunya di tengah keasyikan mereka menonton televisi.

"Sudahlah sayang," Rosa membelai lembut rambut anaknya tersebut. "Jangan terlalu berharap yang lebih dengannya. Lagipula bagaimana caranya kamu bisa mendekatinya, dia saja tidak mengenalmu sama sekali." Rosa tetap menasihati anaknya yang sudah berharap tinggi tersebut.

Elga menghela nafasnya kesal. "Ibu…" mata Elga sudah melirik kesal pada ibunya. "Apa ibu tidak percaya dengan anak ibu sendiri?

Melihat anaknya yang sedikit kesal membuat Rosa tidak tega. Rosa langsung memeluk anaknya itu. "Ibu percaya sama kamu sayang. Pokoknya ibu janji akan membantu kamu agar bisa dekat dengan Tuan muda itu." Hibur Rosa.

Elga tersenyum puas akan ucapan ibunya barusan. Dia memang sedari kecil sudah dimanja dan selalu mendapatkan apa yang dia mau. Oleh sebab itu, dia akan melakukan segala cara agar bisa mendapatkannya termasuk Tuan muda Kendra.

Lisa dari tadi mengamati mereka, tapi itu semua hanya sebuah kesengajaan. Dia tadinya hanya ingin melihat kegaduhan yang terjadi, namun tanpa sengaja dia mendengar percakapan antara ibu dan kakaknya.

Dia juga sempat melihat sekilas berita terkini di televisi yang menayangkan pemberitaan tentang Ken. Kehidupan pribadinya berikut aset serta rumah miliknya tersebut.

Tapi dengan semua itu tidak membuat Lisa terkejut atau kagum. Dia malah justru semakin kesal dengan Ken.

"Dasar laki-laki mesum," batin kesal Lisa.

Kehadiran Lisa di depan pintu penghubung antar ruang ternyata diketahui oleh Elga. Lagi-lagi Elga tetap memberi tatapan tajam kepadanya.

"Menurut ibu hukuman apa yang pantas untuk seorang mata-mata dan penguping," ucap Elga dengan maksud menyindir Lisa.

"Deg…"

Jantung Lisa sektika itu langsung akan lepas dari tempatnya. Dia memang benar-benar takut kalau Rosa dan Elga menghukumnya nanti.

Rosa sempat kebingungan dengan apa yang dimaksud oleh anaknya itu. Tapi mata Elga melirik kea rah Lisa, barulah Rosa paham.

"Dasar anak tidak tahu diri," batin Rosa kesal.

Rosa menaikan sudut bibirnya sambil sedikit melirik Lisa yang sudah ketakutan. "Kita potong saja daun telinganya." Ucap Rosa tanpa penyaring sedikit pun.

"Gleg…."

Saliva Lisa terteguk dalam-dalam. Dia memegang daun telinganya karena sudah linu mendengarkan Elga dan Rosa.

Cinta Berawal Dari TerpaksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang