Happy Reading!
________
Setelah bermain dengan samsak nya, kini Devano berinisiatif membersihkan diri. Jam sudah menunjukkan pukul 17.53 yang artinya sebentar lagi adzan maghrib akan berkumandang. Devano telah selesai melakukan ritual mandi nya dan langsung mengenakan baju kokoh untuk melaksanakan kewajiban seorang muslim.
Devano memanglah anak berandalan dengan kebolosan di sekolahnya. Serta jangan lupakan hobby nya yang seringkali balap motor. Tapi itu sudah jarang.
Setelah selesai melaksanakan sholat 3 rakaat nya. Devano keluar dari kamarnya dengan setelan baju kaos hitam bertuliskan champion dan celana panjang hitam. Ia menuruni anak tangga menuju meja makan.
Devano langsung mendudukkan bokongnya di kursi meja makan. Dia hanya seorang diri dan jangan lupakan bi ijum. Orang yang selalu menemani nya dirumah.
"Den, makan gih bibik udah masak kesukaan aden, "Ujar Bi Ijum sembari menghidangkan lauk pauk.
"Iya bi, bibik juga makan sini duduk. "Ajak Devano.
Devano dan Bi Ijum pun melaksanakan makan malam nya dengan keheningan. Jangan tanyakan mana kedua orang tua Devano.
Selepasnya, Devano pun langsung naik ke menuju kamarnya mengambil jaket serta kunci motor.
Ia berlari menuju motor kesayangannya setelah berpamitan dengan Bi Ijum. Devano pun langsung menjalankan motornya dengan kecepatan diatas rata rata. Menerobos padatnya jalanan dimalam hari di ibukota jakarta.
Ia tak memperdulikan klaksonan dari pengendara lain karena aksinya yang ugal ugalan. Yang dipikirkan nya saat ini adalah gadis yang memenuhi pikirannya akhir akhir ini. Tadi ia mendapatkan pesan masuk dari unknown number.
Unknown number: Club mawar, Kanaya disini sama gua.
Seperti itulah pesan dari nomor yang tak dikenal nya. Lima belas menit kemudian dia telah sampai di club tersebut. Devano langsung memarkirkan motornya dan masuk ke dalam tempat haram itu. Pikirannya tertuju pada Kanaya. Ia khawatir.
Dengan siapa, dan mengapa Kanaya datang kesini?
Matanya berkeliling mencari sosok Kanaya tapi tak juga kunjung ia dapatkan. Devano semakin masuk ke dalam club itu mata elang nya masih mencari keberadaan gadis itu. Ternyata Kanaya kini sedang duduk bersama seorang lelaki yang tak lain ialah Raffi.
Devano langsung saja menuju meja yang ditempati keduanya dan melayangkan bogeman mentah pada rahang kokoh Raffi. Ia tak terima Kanaya nya diajak ke tempat haram seperti ini.
"Ngapain lo ngajak Kanaya kesini hah, "Teriak Devano mencengkram kerah baju Raffi.
Raffi yang di perlakukan seperti itu pun tak terima dan membalas pukulan Devano tak kalah keras.
Terjadilah pertengkaran di club mawar ini. Keduanya saling tak mau mengalah. Kanaya kewalahan memisahkan keduanya.
"Devano berhenti," Teriak Kanaya dengan nafas yang menggebu.
"Berhenti, gue mohon, "Teriaknya lagi diiringi dengan dentuman musik didalam sana.
Mereka berduapun menghentikan perkelahiannya.
"Lo ngapain kesini sama dia hah, "Tanya Devano dengan Kanaya. Mata nya menatap tajam Kanaya terlihat kekhawatiran disana tercampur dengan emosinya.
"G-gue cuman diajak Raffi keluar, "belum sempat Kanaya melanjutkan omongannya Devano sudah memotong ucapannya.
"Dan elo mau mau nya dibawa kesini? Gak nyangka gue sama elo. "Ujar Devano menggelengkan kepalanya.
Air mata Kanaya sudah bercucuran. Bukan! bukan itu maksud Kanaya. Tolong Devano dengarkanlah dulu penjelasan Kanaya.
"Gue gak tau kalo bakalan diajak kesini Devano, "Teriak Kanaya membela dirinya sembari memegang tangan Devano tak kuasa menahan tangisannya.
"Nyata nya elo tetep berada disini, gue kecewa sama elo,"Tukas Devano dengan raut kecewa dan melepas pegangan tangannya.
"Dan elo Raffi Andarsya laki laki berengsek, kalo elo mau membalaskan dendam elo jangan sama orang lain. Elo lawan gue, "Tunjuk Devano dengan kemarahan diambang batas.
Raffi membalas tatapan sengit yang dilemparkan Devano kepadabya. Setelahnya Devano mengajak Kanaya pergi darisana. Sekecewanya dia, Devano tak akan membiarkan gadis yang ia sayangi berada ditempat haram ini.
"Ikut gue, gue anter elo pulang, "ajak Devano dingin dan menarik pergelangan tangan Kanaya.
"T-tapi Van, Raffi gimana, "Tanya Kanaya tak hentinya menangis. Ia tak tega melihat Raffi seperti itu.
"Lo masih mikirin cowok berengsek itu? "Tanya Devano masih tak menyangka.
"Cukup Van cukup, lo belum dengerin penjelasan gue. Disini gue cuman nemenin Raffi. Dia butuh temen curhat. Dia sendirian, dia butuh sandaran untuk mengistirahkan hati dan jiwanya, "
"Tapi lo dateng marah marah gak jelas kayak gini, "Lanjut Kanaya.
"Lo bilang gua dateng marah marah gak jelas?, "Tanya Devano. Ia kecewa, sekali lagi ia kecewa dengan Kanaya. Yang tadinya ia ingin menyelamatkan Kanaya dari Iblis berwujud manusia. Tapi Kanaya malah bersikap seperti itu.
"Gue mau nyelamatin lo Nay, gue gak mau lo masuk ke dalam perangkap dia,"Jelas Devano sambil menunjuk Raffi.
Raffi sedari tadi mendengarkan perdebatan mereka. Club mawar semakin ramai. Raffi masih berdiam diri dengan menampilkan senyuman kemenangan penuh arti. Tidak, Devano tidak akan membiarkan Kanaya terjerat dan terhasut oleh mulut sampah Raffi.
"Gak ada yang mau nyakiti gue Van, gue percaya sama Raffi. Lo itu temen nya Van, bahkan lo udah kenal lama sama Raffi. Tapi kenapa lo kayak gak suka gitu sama dia Van, "Tanya Kanaya tak habis pikir dengan pikiran Devano. Yang menurutnya tak masuk akal.
"Jadi lo lebih percaya ke Raffi?, "Ujar Devano melemah. Tatapannya tak pernah luput dari wajah Kanaya.
"Dan untuk pertanyaan lo kenapa gue gak suka sama dia, jawabannya karena gue tau selicik apa Raffi. Dan lo Nay, gue nggak nyangka banget sama lo, lo lebih percaya dia daripada gue.Lo belum tau sejahat apa dia sesungguhnya. Gue kesini buat lo Nay, tapi ini respond lo? Gue kecewa sama lo,"Balas Devano.
"Denger gue. Mulai sekarang gue gak bakalan yakinin hati gue lagi, karena nyatanya gue emang suka bahkan cinta sama lo. Cukup lo tau, lo belum tahu sepenuhnya kehidupan gue gimana, lo nggak tau Kanaya Adelyn!, jadi jangan sok tau sama kehidupan gue. Dia lebih licik dari iblis, gue ingetin ke elo jauhi dia, "Tunjuknya diakhir kalimata jelas Devano panjang lebar. Cukup sudah ia muak dengan ini semua. Kanaya lebih mempercayai Raffi.
"Gue pergi, "Pamit Devano dan melepaskan cengkraman dipergelangan tangan Kanaya.
Sesak. Itulah yang dirasakan Devano saat ini. Kanaya lebih mempercayau Raffi daripada dirinya.
Ia datang untuk menyelamatkan Kanaya tapi ah sudahlah ia tak ingin lagi memikirkan gadis itu. Devano menjalankan motornya menuju danau dekat Club tersebut. Ia marah, emosi nya meledak ledak ingin diluapkan. Ia kecewa, untuk ketiga kalinya ia kecewa, yang pertama ibu nya, yang kedua gadis itu, dan kini Kanaya ikut andil kedalam Lukas nya.
Ia sudah berdiri di dekat danau, ia menatap danau yang luas ini. Pikirannya berkecamuk. Disatu sisi dia mengkhawatirkan Kanaya tapi Kanaya lebih mengkhawatirkan Raffi dan di satu sisi lagi dia kecewa.
Kanaya, perempuan yang periang menggoreskan luka kepada hati nya. Kini ia sudah jatuh kedalam pesona Kanaya Adelyn. Kecewa yang mendalam, dia tak percaya lagi dengan cinta. Cinta itu memberikan luka. Inilah resiko jatuh cinta. Bukan hanya ada kebahagian semata melainkan ada luka juga yang pastinya akan datang.
_________
KAMU SEDANG MEMBACA
Devano Alvarasya
Teen Fiction[DIUSAHAKAN UPDATE SETIAP HARI, KALO IDE NYA BERMUNCULAN] Devano Alvarasya, Most wanted Sma Cahaya Bangsa,memiliki paras yang tampan.Namun,memiliki sifat yang dingin cuek dan juga ketus.Tetapi siapa sangka sikapnya berubah setelah ia bertemu dengan...