Comment tiap paragraf nya janlup!
Happy Reading!
__________
Pelajaran sudah dimulai sejak lima belas menit yang lalu. Tetapi bangku di sebelah Kanaya masih kosong. Devano belum juga memunculkan batang hidung nya. Tidak biasa nya dia seperti ini. Kanaya pun membuka ponselnya secara diam diam.
Ia membuka room chat nya dengan Devano dan mengetikkan sesuatu disana.
KanayaAdelyn: "Van lo dimana? Ini udah mau istirahat tapi lo belum masuk kelas"
Terakhir dilihat 03.24 ,tetapi centang dua abu abu. Kanaya pun berinisiatif menelpon Devano. Tak ada jawaban sudah tiga kali panggilan masuk. Apa Devano masih marah kepadanya?
Bel istirahat sudah berbunyi, waktunya kini mereka memberi cacing cacing diperut makanan. Sampai saat ini Devano belum juga terlihat bahkan spam chat Kanaya hanya dibaca saja tak ada niatan membalasnya. Kanaya semakin dibuat bimbang dengan cara Devano seperti ini kepadanya.
___________
Devano kini masih berada dirumahnya. Ia tadi berniat berangkat sekolah tetapi ia urungkan niatnya karena kedatangan tiba tiba dari sang mama. Tumben sekali ini!
Devano enggan menatapnya. Mama nya sedari tadi bertanya dan bertanya membuat Devano malas sekali.
"Urusin aja anak anda, "Ujar Devano dingin
"Van kamu itu anak mama, kenapa kamu berubah sama mama?,"Tanya mama nya yang sudah berderai air mata.
Devano semakin muak, banyak drama sekali mama nya ini. Ia sudah terlampau kecewa dengan wanita di depannya ini. Sedari tadi mamanya menggenggam tangan Devano.
Sebenarnya saja Devano tidak tega memperlakukan mama nya seperti ini. Tapi sudahlah ini semua sudah terjadi.
"Anda yang membuat saya seperti ini bukan? "Tanya Devano balik.
"Maaf Van, mama gak mau kamu kayak gini ke mama, mama bisa jelasin, "Imbuh mama nya.
"Sudahlah, "Ujar Devano seraya berjalan keluar rumah.
"Devano, mau kemana kamu? Mama disini dan kamu mau pergi keluar? "Tanya Mama nya tak habis fikir.
"Bukan urusan anda, "Titah Devano dan melenggang pergi.
______________
Danau shaguan. Danau yang didatangi Devano kemarin malam. Danau yang membuat Devano tenang dan bercampur aduk dengan pengingatan tentang sekilas cerita menyedihkan disini baginya.
Tempat ini masih tempat berlabuh Devano untuk berdiam diri untuk sekedar menyamarkan kesedihannya.
Banyak sekali hal terjadi dalam beberapa hari ini secara cepat. Pikirannya kembali kepada gadis yang sudah Devano cintai. Kanaya nya.
Devano menyandarkan tubuhnya di pohon belakangnya sembari memejamkan mata, pikirannya berkecamuk.
"Argh, "Teriak Devano sambil mengusap wajahnya gusar.
"Sialan lo Raffi, "gumam Devano.
Kemudian, Devano berinisiatif membuka ponsel nya yang ternyata banyak sekali notif dari grup dan teman temannya. Melihat banyak nya pesan membuat Devano semakin pusing. Mata nya tertuju ke satu chat yang menampilkan Kanaya.
Disana banyak sekali spam telpon dan chat. Devano hanya membaca nya saja tak berniat untuk membalasnya. Lagi pula untuk apa membalasnya? Apakah Kanaya masih peduli dengan nya?
Tidak!. Pikiran itu ia tepis jauh jauh.
Saat ingin beranjak pergi meninggalkan danau ini. Ada suara yang mengintrupsi pergerakan Devano. Ternyata itu adalah...
"Danau shaguan, masih menjadi tempat favorite lo ternyata, "Ujar lelaki itu tak lain adalah Raffi sembari berjalan menghadap Devano.
Devano hanya diam. Tak berniat untuk membalas ucapan sang pecundang di depannya ini.
"Gue kira setelah hal itu terjadi lo bakalan benci dengan tempat ini, "Sambung nya sambil terkekeh pelan.
Devano masih tak menggubris lelaki itu. Ia tak ingin emosi nya meledak. Sudahlah ia sekarang ini tak mau berkelahi. Lebih baik ia meninggalkan tempat ini sebelum emosi nya memaksa untuk menghabisi lelaki di depan nya dengan tampang seperti tidak ada dosa.
Kaki Devano sudah menuntunnya untuk meninggalkan tempat ini. Namun, sebelum itu ada serangan seketika yang mengenai bokongnya. Tak hanya tinggal diam Devano pun membalasnya.
Terjadilah perkelahian yang sama sama ingin menghabisi satu sama lain. Terlihat dari sorot mata nya kedua nya sama sama memiliki dendam tersendiri.
Raffi kini sudah tersungkur akibat tendangan yang Devano lakukan. Wajah nya sudah penuh dengan lebam. Tapi Raffi masih bersikukuh untuk membalas Devano.
Devano kini pun sama hal nya seperti Raffi muka nya. Banyak bercak darah di sekitaran muka nya. Tapi Raffi lah yang lebih banyak mendapat serangan.
Pikiran Devano kalut membuat Raffi menjadi sasaran empuk luapan emosi nya. Bukan Devano yang memulai iyakan?
Raffi kini sudah terbaring di atas tanah rumput sembari mengelap dahi nya yang mengeluarkan darah. Devano pun mendekati Raffi sambil berjongkok.
"Berhenti terobsesi untuk menghancurkan hidup gue, "Tekan Devano sambil mencengkeram kerah baju Raffi.
Raffi memberontak tetapi kekuatan Devano lebih besar daripada Raffi sehingga ia hanya bisa diam.
"Mau lo apa hah?," Teriak Devano tepat di depan muka Raffi.
Nafas Devano menggebu gebu. Devano melemparkan tatapan kebencian. Ia tak rela hidup nya dihancurkan berkali kali oleh orang yang sama. Kali ini ia tak mau gagal.
Raffi memejamkan matanya.
"Kalo lo pengen gue hancur, lo udah berhasil buat gue hancur, "Teriak Devano lagi. Ia tak bisa menahan kesabaran nya untuk tak menghabisi orang ini.
Ia kembali memukuli Raffi dengan brutal. Tenaga Raffi sudah terkuras membuatnya hanya diam tak dapat membalas pukulan bertubi tubi yang Devano layangkan.
Devano pun beranjak darisana memilih untuk pergi meninggalkan Raffi yang sudah terkapar mengenaskan.
Raffi beranjak tertatih tatih dengan kesadaran yang sedikit. Melihat punggung Devano yang belum jauh dari tempatnya sembari tersenyum smirk.
"Gue gak akan berhenti Van, gue bakalan bikin hidup lo hancur sehancur nya,"Gumam nya.
______________
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan!.
Gimana puasa nya hari ini?
Btw janlup vote&komen yap!
KAMU SEDANG MEMBACA
Devano Alvarasya
Teen Fiction[DIUSAHAKAN UPDATE SETIAP HARI, KALO IDE NYA BERMUNCULAN] Devano Alvarasya, Most wanted Sma Cahaya Bangsa,memiliki paras yang tampan.Namun,memiliki sifat yang dingin cuek dan juga ketus.Tetapi siapa sangka sikapnya berubah setelah ia bertemu dengan...