20.

1K 50 0
                                    

Yeay udah rajin ngetik nih, mumpung ide idenya pada bermunculan jadi langsung ngetik dan publish.

Kalo kalian suka sama ceritanya jangan lupa vote dulu sama komen nya yah! Ohiya share juga sama temen kalian. Biar readers nya tambah banyak dan dukung Devano Alvarasya. Jangan jadi sillent readers yaw!

Satu vote dari kalian berarti bagi aku.

Happy Reading!

________

Kini Kanaya sudah duduk ditepi kasurnya. Ia masih memikirkan kejadian tadi. Ia tak tahu dengan jalan pikiran Devano. Mengapa Devano bisa sekecewa itu denganya? dan sebenci itu dengan Raffi?

Kanaya masih belum mengetahui sebab akibat Devano membenci Raffi. Ini semua terlalu tiba tiba, membuat Kanaya tak mengerti mengapa semua kacau.

Devano nya kini kecewa terhadap dirinya. Ini bukan yang dikehendaki Kanaya. Ada masalah apa antara Devano dan juga Raffi?

Pertanyaan demi pertanyaan muncul dari benaknya. Air mata masih saja terus membasahi pipinya, ketika mengingat wajah Devano yang memancarkan kecewa. Ia tak suka sorot mata Devano yang seperti itu.

Baginya Devano dan Raffi adalah dua lelaki yang sangat baik. Mereka cocok untuk menjadi teman. Tetapi kenyataannya mereka hanyalah seorang musuh.

"Gue emang gak tau sama kehidupan lo Van, "Gumam Kanaya seraya melihat foto Devano yang tersimpan di galerinya saat ia memfoto Devano diam diam.

"Makanya Van kasih tau gue, kasih tau gue. Lo itu terlalu menutup diri lo Van, "Isak Kanaya.

"Apa gue gak pantes buat elo Van?" Tanya Kanaya. Air mata nya jatuh mengenai ponselnya.

"Maaf Van, gue udah bikin lo kecewa. Saat ini gue gak tau siapa yang harus gue dengerin, lo berdua itu sama sama baik, "Ungkap Kanaya.

Jujur saja Kanaya bingung berada di situasi seperti ini. Ini semua dibawah kendalinya. Kejadian ini terjadi begitu saja menurut garis takdir Tuhan.

Devano tidak memberi tahu sebab apa ia harus menjauhi Raffi. Tak ada alasan yang kuat untuk ia tak harus berteman dengan Raffi. Menurutnya Raffi tak sejahat yang Devano kirakan. Sesungguhnya Raffi butuh support dari seorang teman, setelah mendengar apa yang diceritakan Raffi beberapa jam yang lalu.

Flashback on

Selepas melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim dan makan malam bersama keluarganya. Kini Kanaya sedang telungkup diatas kasur nya sembari memainkan laptop di pangkuan. Kebiasaannya setelah makan malam adalah marathon menonton drama korea. Kadang saja dia tidak tidur sampai pagi karena keasyikan.

Drt... Drt..

Getaran itu berasal dari ponsel Kanaya tanda pesan masuk. Kanaya langsung beranjak mengambil ponsel nya yang berada di nakas. Ia langsung membuka aplikasi whatshap nya.

Ternyata terdapat banyak pesan masuk. Bagaimana tidak sedari pulang jogging tadi Kanaya belum membuka ponsel nya sama sekali. Terlihat banyak sekali notif dari grup kelas dan teman temannya. Satu pesan masuk dari Raffi.

Raffi:
"Nay, bisa ketemu? Gue pengen curhat. Gue butuh temen, please"

Seperti itulah isi pesannya. Kanaya pun mengerutkan dahinya bingung. Hal apa yang ingin diperbincangkan malam malam seperti ini. Padahal tadi mereka sudah bertemu bukan?

Kanaya pun terpaksa mengiyakan ajakan Raffi. Dan langsung mengganti pakaian serta menunggu Raffi menjemputnya.

Beberapa menit kemudian. Kini mereka sudah berada di club mawar. Kanaya sudah menolak untuk tidak kesini, tetapi Raffi memaksa nya. Kanaya jadi tidak tega dan menuruti saja. Lagipula ia cuman duduk saja. Ia tidak akan minum disana.

"Kita duduk sana yok Nay, "Ajak Raffi seraya menarik tangan Kanaya.

"Iya, ayo "Iring Kanaya.

Kanaya terlihat tidak nyaman berada disini. Ini kali pertamanya menginjakkan kakinya ke tempat seperti ini. Bau alkohol menyeruak di indera penciumannya. Kepala nya pusing. Suara dentuman musik menambah pusing di kepalanya. Dan jangan lupakan perempuan dengan baju ketatnya serta make up yang terbilang seperti badut. Serta tatapan jelalatan dari om om hidung belang yang sedari tadi menatap dirinya seperti mangsa yang akan diterkam.

Kanaya tidak menyukai tempat ini. Ia ingin cepat cepat pulang. Tetapi dia tak enak dengan Raffi.

"Kenapa Nay? Lo keliatan gak suka disini, "Tebak Raffi dengan melihat raut wajah Kanaya.

"Eng-enggak kok, "Balas Kanaya tergagap.

"Btw lo mau ngomong apa sama gue, curhat aja gapapa kok, "Tanya Kanaya.

"Sorry Nay, gue ngajak keluar lo malem malem kayak gini, sebenarnya gue gak tau harus cerita sama siapa lagi, gue rasa lo temen yang tepat buat gue jadiin rumah. "Ujar Raffi dengan suara yang sedikit bergetar.

"Gue butuh temen yang mau dengerin cerita gue. Mama gue udah meninggal sejak usia gue tujuh tahun karena kecelakaan pesawat, "Kata Raffi dengan pandangan yang kosong kala ia mengingat sosok yang melahirkannya.

Kanaya masih mendengarkan curahan hati Raffi. Saat minuman mereka datang, tidak lebih tepatnya minuman Raffi datang. Raffi menghentikan dahulu cerita nya dan mengajak Kanaya minum.

"Nay, minum dulu. "Ajak Raffi dan menyerahkan segelas minuman. Kanaya tak tau air apa itu. Yang jelas ia tak mau meminumnya.

"Gue gak minum, "Tolak Kanaya.

Raffi terus saja memaksa nya untuk meminum itu. Tak lama itupun Devano langsung datang dan memberikan bogeman mentah kepada Raffi.

Flashback of

Dari situlah Kanaya merasa Raffi membutuhkannya. Ia tak ingin membiarkan seorang berada di titik terendahnya. Kanaya merasa iba mendengar curahan hati Raffi.

Balik lagi dengan Devano. Ia berjanji akan meminta maaf ke pada cowok itu besok saat disekolah dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Kanaya tahu Devano datang dengan niat baik untuk menyelamatkannya dari tempat haram itu. Tapi satu hal yang Kanaya bingungkan mengapa Devano begitu membenci Raffi?

Kanaya pun memilih memejamkan matanya dan masuk kealam mimpinya.

_____________

Devano sudah pulang dari danau. Kini ia berada di rumahnya dengan keadaan kacau. Pikirannya kalut saat mengingat Kanaya membela Raffi.

Raffi lekaki yang terus saja memiliki obsesi untuk menghancurkan hidupnya. Hidup Devano sudah hancur ditambah ingin dibuat hancur lagi oleh Raffi?.

Kini Devano sudah mengganti bajunya dengan baju santai nya. Ia sedang merehatkan dirinya dikasur empuk miliknya sembari menatap langit langit kamar nya.

Hatinya sudah lelah, berkali kali dikecewakan oleh orang yang disayanginya. Tubuh nya dan hatinya butuh istirahat dan menepi sejenak.

Baru ingin memulai lagi, namun kembali dipatahkan lagi .

____________

Pada mungguin ga sih sama kelanjutannya, kayaknya si enggak yakan?

Tinggalkan jejak dan semangatin aku ya.

Follow ig aku yah! : vnsaarzhra

Salam sayang dari aku untuk kalian xixi:"

Devano AlvarasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang