35.

615 32 1
                                    

Vote komen janlups<3

Happy Reading!
_______________

Kanaya mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Indah. Mungkin Devano tak pernah menyangka takdir nya seperti saat ini. Seperti yang Kanaya dengar dari cerita Indah. Devano dulu sungguh sangat bersyukur dengan kehidupan nya. Ia tak mau kehilangan kebahagiaan nya. Namun takdir berkata lain.

Flashback on.

Mereka kini sudah menghadapi ujian kenaikan kelas, satu tahun lagi masa putih biru mereka bakalan berakhir di lanjutkan dengan masa putih abu abu. Banyak harap yang tercetak di angan agar mereka selalu bersama. Sudah terhitung dua hari mereka melaksanakan ujian semester.

Devano dan Raffi memanglah anak yang sedikit susah di atur alias bandel. Tetapi mereka berdua bukan murid yang akan berleha leha dengan waktu dan menjawab asal soal ujian nanti. Mereka akan belajar agar bisa menjawab soal, walaupun hanya sekedar menghafal materi ringkas saja. Itu termasuk belajar bukan?

Devano dan Raffi memiliki prinsip yang sama. 'Belajar walau sekedar ngapal, siapa yang susah kalo gak bisa jawab soal? Siapa yang nolong kalo gak tau jawaban nya? Ya diri kita lah '

Benar bukan prinsip nya?.

Sudah 3 jam mereka belajar. 20 menit membaca buku sebentar sisa nya main game atau PS. Banyak sisa nya bukan? Yang penting belajarlah.

Indah menegur keduanya yang sibuk dengan kegiatan mereka. "Lanjut belajar dulu gih, main nya nanti aja. "Tegur Indah sambil meletakkan camilan.

Devano dan Raffi pun menghentikan permainan nya mematuhi ucapan Indah.

"Mama Raffi keluar kota mulu, coba aja mama Raffi kayak mama Indah, "Gumam Raffi sendu.

Indah mendengar gumaman bocah usia 14 tahun itu. "Jangan di pikirin, mama Raffi lagi ada kerjaan mungkin. Bentar lagi balik kok. "

Raffi mengangguk dan langsung menyusul Devano mengambil camilan tak mau kehabisan. "Woi itu punya Devan, "Teriak Devano berusaha meraih biskuit yang ada di genggaman Raffi.

"Bagi lah, itu masih banyak Dev, "Balas Raffi dan langsung memasukkan biskuit ke dalam mulut nya.

"Ngerebut aja mau nya. Untung mama Devan gak Raffi rebut huh, "

Flashback of.

"Mereka sedekat itu ma? "Tanya Kanaya.

Indah mengangguk. "Dekat sekali. Banyak waktu yang mereka lewatkan bersama. "Jawab Indah.

"Bahkan mereka udah nganggap mereka itu kayak saudara sendiri. Sampai sampai semua nya terjadi. Mama nikah sama Papa nya Raffi, mama belum bisa cerita tentang hal sejauh itu, "Lanjut Indah seraya menghapus jejak air mata di pipi nya.

Kanaya mengiyakan ucapan Indah. "Iya ma, Naya ngerti kok. Mama yang sabar yah, Devano perlahan udah bisa ikhlasin semuanya. " Kanaya merengkuh tubuh Indah.

Sampai saat nya Devano kembali lagi ke tempat mereka. Dengan tatapan kebingungan karena melihat dua perempuan cantik seperti baru saja menangis. Ada apa?

"Kenapa? Kok kayak baru nangis?, "Tanya Devano seraya mendudukkan bokongnya.

Indah menggeleng cepat. "E-enggak kok, ini Kanaya lagi cerita tentang drakor. Jadinya kebawa perasaan,"Alibi Indah menghapus sisa air mata nya.

Kanaya mengangguk membenarkan alibi Indah. Tak lama itupun pesanan yang mereka pesan sudah datang.

"Van, ada masalah cafe nya?,"Tanya Indah.

Devano menggeleng. "Gak ada, cuman lagi bahas rekrut pegawai baru, "Balas Devano.

Indah mengangguk paham, Kanaya hanya diam sambil menyerupu minumannya.

"Keluarga baru mama gak marah?, "Tanya Devano.

Indah tersenyum kecut mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut anak nya itu. "Papa Adri, lagi kerja di luar kota. Kalo Raffi gak tau mama kesini, "Jawab Indah.

"Maaf, mama harus bohong kalo keluarga baru mama nanya, "Ujar Devano menundukkan kepala merasa bersalah.

Kanaya mengelus lengan Devano.

"Hey, kenapa? Mama ini mama kamu. Kenapa orang harus marah? kalo mama nya mau ketemu anaknya, "Tenang Indah.

Sudahlah. Devano sudah tidak berselera lagi lebih baik ia mengajak Kanaya pulang dari sini. Lagi pula untuk apa lagi berlama lama. Hari juga sudah semakin sore pasti Kanaya capek menurut nya.

Devano menatap Kanaya, Kanaya mengangguk seakan mengerti kode yang Devano lemparkan. Indah hanya diam.

Memang benar ucapan Indah tapi Devano merasa tak enak hati lagi pun Danda-papa Devano pasti akan marah kalau saja tau Devano bertemu diam diam dengan Indah apalagi membawa pacar. Kan Danda mau juga di kenalin.

"Ma, kita pamit pulang."Pamit Devano sambil menggandeng tangan Kanaya.

Indah menjawab."Iya, hati hati di jalan. Makasih Van Nay waktunya. Mama seneng, "

Mereka berdua mengangguk serempak dan berjalan neninggalkan area Cafe.

_____________________

Tidak buruk pertemuaannya Kanaya dan Indah. Indah banyak bercerita membuat suasana tak terlalu canggung. Kanaya pikir memang Indah sangatlah menyayangi Devano buktinya ia mau yang terbaik untuk Devano dan mengembalikan nya pada Agiza.

Devano tak menginginkan itu lagi. Ia sudah berbahagia dengan kehadiran Kanaya. Devano pikir pun untuk apa merangkai lagi masa lalu yang jelas jelas sudah hancur.

Oh untuk masalah Raffi. Devano belum bertemu lagi dengan laki laki itu sejak terakhir ia berkelahi di danau shaguan.

Devano memutar otak nya tepat pada kejadian ia berkelahi. Setelah ia berkelahi itu Devano tak sama sekali mendengar kabar Raffi. Bahkan teman teman Raffi pun juga tak mengganggu nya. Bak hilang di telan bumi.

Agiza!.  Agiza kembali kesini sejak 2 hari setelah Devano berkelahi dengan Rafi. Lantas bagaimana kelanjutan nya? Apa Agiza sudah bertemu Raffi? Tapi mengapa Agiza ingin sekali balikan dengan Devano?

Pikiran Devano berkerubung di antara itulah. Ia baru menyadari hal itu. Setelah bertemu dengan mama nya. Bagaimana bisa Raffi tak mengetahui Indah keluar bertemu dengan siapa. Bukan nya Raffi sangat memperketat Indah.

Indah sekarang bukanlah wanita karir lagi. Adri yang meminta itu karena kekhawatiran nya kepada Indah karena ingin selalu bertemu Danda. Raffi pun begitu hal nya. Ia sangat menyayangi Indah ia tak mau kehilangan mama nya.

Egois bukan? Merebut asal jadi hak milik.

____________________

Devano sekarang terus saja memikirkan rencana apa yang Raffi mainkan bersama Agiza. Tentu Devano merasa was was ia tak mau Kanaya kenapa kenapa karena terlibat masalah dendam mereka.

"Gue harus ketemu Raffi. "Tekad Devano sambil mengepalkan tangan nya.

Devano mengangguk angguk. "Iya, gue harus ketemu Raffi. Gue gak mau hal yang gak gue inginkan terjadi. "Racau Devano.

Devano berjalan mengambil jaket nya serta kunci motor nya. Ia harus segera mungkin bertemu dengan Raffi.

Hari sudah menjelang tengah malam. Devano tak menghiraukan panggilan bik ijum ia tetap melangkahkan kaki nya keluar rumah. Sudah dapat Devano tebak pasti bi ijum khawatir terhadap nya.

Tapi masalah ini harus Devano selesaikan. Ia harus bicara dengan Raffi. Itu harus!

_____________________

Tbc....

Part 34-35 kita flashback dulu ya biar gak bingung pas bagian konflik. Part selanjutnya bakalan ketemu konflik

Devano AlvarasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang