33.

586 46 2
                                    

Vote komen dulu yuk sempetin <3

Happy Reading!

____________________

"Pelampiasan aja bangga. Cihh, "Decih Agiza menatap Kanaya remeh.

"Gue pelampiasan? Lo mikirlah. Kalo emang gue pelampiasan gak mungkinlah Devano tetep sama gue kalau lo udah balik. Logika nya aja gini, disini elo kayak pengemis ngejar Devano buat balik ke lo,"

"Lo berani sama gue?, "Tanya Agiza.

Kanaya tak diam saja ia balik balas Agiza. "Lo siapa sampe gue harus takut sama lo? Di mata gue lo cuma benalu di hubungan gue, "

"Kenapasi harus ada lo? Sebelum ada lo semua orang gak kayak gini sama gue, termasuk Devano. "Ujar Agiza mengeluarkan isi hatinya.

"Karena ada gue? Serius gue capek ngomong sama lo, lo jangan nyalahin orang lah seharusnya lo ngaca. Apa yang lo perbuat itu yang lo tuai, "Balas Kanaya.

"Lo nyalahin gue seolah olah gue dalang dari semua ini. Seenaknya lo bilang gitu, lo sadar gak sih? Perbuatan lo itu bikin orang muak sama lo bahkan benci karena diri lo sendiri pengen kayak gini kan?," Timpal Kanaya.

"Apa lo bilang? Gue pengen kayak gini? Lo gak tau semua nya. Gak usah sok tau, "

"Kalo bukan mau lo, kenapa lo tinggalin Devano? Oh iya gak usah dibahas soal itu. Buat apa juga? Toh, Devano udah move on,"Cecar Kanaya.

"Buang jauh jauh rencana busuk lo sama pacar lo, "Peringat Kanaya.

"Dan berhenti berharap kalo semesta bakal ngedukung lo, karena gak semua yang lo inginkan bakal terjadi, "

"Jadi gue minta sama lo baik baik, berhenti untuk ganggu gue sama Devano. Gue berhak bilang gini karena gue pacar Devano. Dan untuk alasan mama Devano, Devano sendiri udah bilang ke gue kalo itu semua gak jadi, "

"Dan gue harap lo nyadar sama perbuatan lo yang dulu kalo lo gak pantes kayak gini."

"Gue balik kesini buat memperbaiki hubungan gue sama Devano. Kenapa lo jadi penghalang hah?, "

"Perbaiki bisa, tapi gak bakalan tetep jadi seperti sedia kala. Lo bisa temenan, bukan kayak dulu lagi. "

Suasana kelas semakin ricuh dengan keadaan seperti ini. Banyak yang mendukung Kanaya dan ada pula yang lebih mendukung Agiza.

____________________

Devano dan teman teman nya kini berjalan santai menuju kelas mereka. Setelah bersantai ria di rooftop mereka memilih balik ke kelas. Yang pastinya mereka sudah tau kalau hari ini ada rapat mengenai ujian sekolah.

"Bentar lagi ujian, selesai ujian kenaikan kelas 12 ,tamat Sma gue mau nikah, "Ujar Raka.

Devano hanya menoleh sekilas menatap Raka tetap melanjutkan perjalanannya."Nikah mulu otak lo, pikirin gimana ujian nanti, "

"Lah kok rame bener tuh kelas, "Heran Alvino seraya menunjuk kelas mereka.

"Biasa kali, jamkos emang gini, "Balas Daffa.

Devano mempercepat langkahnya kala mendengar teriakan heboh dari murid kelasnya diikuti juga oleh teman teman nya.

_______________________

"Perbaiki bisa, tapi gak bakalan tetep jadi seperti sedia kala. Lo bisa temenan, bukan kayak dulu lagi. "

"Kalo gue gak mau. Lo mau apa? "Tanya Agiza dengan menampilkan senyum licik nya.

"Emang gak ada adab lo? ,"

"Mau lo apasih Nay? Lo udah rebut semua dari gue. Sekarang balikin yang memang punya gue, "Hardik Agiza seraya mencengkram pundak Kanaya erat.

"Gue ngerebut? Ups gak salah?, "Tanya Kanaya.

"Lo yang milih ninggalin, "Lanjut Kanaya seraya menghempaskan tangan Agiza tak kalah erat.

"Ohiya, kesini mau ngapain? Ngelabrak atau di labrak?, "Tanya Adinda diikuti tawa yang menggelak.

"Cupu lo, sok sok an ngelabrak. Lo pikir gue diem aja?, "Ejek Kanaya.

"Hus hus sana jauh jauh," Usir Kiara.

"Sialan, "Umpat Agiza.

Agiza maju satu langkah mendekati Kanaya sambil berbisik tepat di sebelah telinga Kanaya. "Jangan lo pikir lo menang. Gue bakal tuntasin semua nya, "Peringat Agiza.

Kanaya tersenyum smirk. "Fine, liat aja gimana nanti, "

Devano dan teman teman nya terkejut melihat perseteruan yang terjadi. Devano memotong kerumunan dan menatap Kanaya tanda bertanya. Kanaya hanya diam tak membalas tatapan Devano.

Kanaya bukanlah perempuan lemah yang akan mengadu ke Devano.

"Ada apa?, "Tanya Devano.

"Ada yang ngelabrak,"Gubris Adinda.

"Ganggu bangsat, pergi lo, "Desis Devano sambil menunjuk Agiza.

Agiza menatap Devano dengan manik mata tak percaya. "Van?, "Panggil Agiza.

Devano hanya menatap Agiza tanpa pedulipun. "Pergi!." Tekan Devano.

"Van, dengerin aku ngomong,"Pinta Agiza.

Devano terkekeh hambar. "Apalagi? Gue gak butuh kata kata munafik lo, "Jengah Devano.

"Ada ya pengemis disini," Ujar Kiara.

Agiza menghapus air mata nya kasar. Ia memilih pergi dari sana. Hatinya perih mendengar ucapan Devano.

___________________

Devano menyisihkan rambut Kanaya ke samping. "Kenapa bisa?, " Tanya Devano.

Kanaya mengerutkan dahinya tanda tak paham. "Apanya yang bisa?, " Balas Kanaya.

Saat ini mereka sedang di dalam kelas. Kelas mereka masih jamkos jadilah mereka hanya berleha leha saja daritadi. Setelah perdebatan adu mulut dengan Agiza tadi Devano dan Kanaya memilih duduk santai di tempat mereka.

"Bisa cantik,"Jawab Devano.

Kanaya menabok lengan Devano. "Ishh bisa aja!, kirain mau tanya kenapa Agiza kesini ngelabrak, "

"Oh iya, kenapa tuh?, "

"Biasalah, masih ngebet sama kamu."Balas Kanaya.

Devano hanya mengangguk anggukkan kepalanya.

"Gak usah diladenin. Yang waras ngalah, "Ujar Devano.

"Ngelunjak dong kalo gak di gubris. Kalo yang waras ngalah dunia ini penuh dengan orang gila, "Jawab Kanaya.

Devano hanya mengangguk anggukkan kepalanya. "Besok ketemu mama, gimana?, "Tanya Devano.

Kanaya langsung menghadap Devano. "Hah? Cepet banget?, "Kejut Kanaya.

"Emang kenapa? Takut, hmm"

"E-enggak sih cuma rada gugup aja. Gimana kalo mama kamu gak suka aku? Gimana kalo mama kamu tetep mau Agiza?, "Cerocos Kanaya.

"Tenang aja, jangan takut. Ada aku,"

"Yaudah deh, mau gimana lagi pipipipi calon mantuuu, "

Devano tertawa melihat ekspresi menggemaskan Kanaya. Dalam hati ia berdoa berharap bahwa semuanya akan baik baik saja. Kanaya-nya tetap yang Devano Alvarasya.

__________________

Devano AlvarasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang