•22•

7 0 0
                                    

Selamat datang, selamat membaca.

***

Kembali lagi ke sini dengan semua yang sudah berbeda. Freqiele tersenyum tatkala menginjakkan kaki di Famquite setelah beberapa waktu. Begitu juga dengan Cello yang sudah cukup lama tidak menyambangi tanah kelahiran. Sebagian warga masih mengingat Freqiele dan menyambut hangat. Freqiele senang dia bisa melihat senyum cerah di wajah setiap wanita.

Trapesium, Zealire, dan Jocelyn sempat terkejut ketika sampai di sini. Mereka bertiga pernah mendengar kisah kelam di negeri ini. Meski Freqiele sudah menceritakan tentang merdekanya kaum wanita, tetapi tetap saja mereka masih terkejut. Perubahan yang sangat drastis.

Sembari memperhatikan dan menyapa beberapa perempuan di depan rumah, keempat perempuan itu sampai tak sadar kalau langkah mereka tertinggal. Woody, Cello, Fen, Aresh, Doxi, dan Xylo sudah jauh di depan mereka. Cepat-cepat mereka menyesuaikan langkahnya.

Kedatangan mereka ke Famquite adalah untuk menjalin kerja sama dengan tanah ini. Setelah diskusi singkat di dalam kapal, Xylo memutuskan untuk meminta bantuan pertama kali kepada Fen, adiknya. Baru setelah ini, dia akan memperluas relasi dengan negara-negara lain. Kira-kira begitu hasil diskusi bersama Cello, Woody, Fen, dan Doxi tadi.

Mereka sampai di kediaman Fen dan Aresh. Para wanita yang ikut diperintahkan untuk beristirahat saja di sini. Selebihnya, para pria yang mengurus. Mereka akan berangkat ke gedung utama dan mengadakan rapat sebentar dengan yang berwenang. Meski Fen yang memimpin, tetap saja perlu persetujuan dari yang lain.

"Bagaimana? Mau langsung berangkat sekarang?" tanya Fen kepada keempat orang di depannya.

Paling mantap anggukan diberi oleh Xylo. "Tentu, jangan buang banyak waktu. Aku tidak suka," balasnya.

Fen terkekeh. Kakaknya ini tidak sabaran juga. Dia pun hendak memanggil beberapa kusir untuk membawa mereka ke gedung. Akan tetapi, langkahnya dihentikan oleh Woody.

"Kalau aku boleh usul, jangan pakai kereta kuda. Sudah lama aku tidak naik kuda, kita berangkat sendiri saja. Bagaimana?" usul Woody.

Yang mengangguk pertama kali Doxi, kemudian diikuti yang lain.

"Benar juga apa kata Woody. Jadi, Fen, bisa kamu siapkan lima ekor kuda?" Xylo bertanya kepada Fen dan langsung diangguki.

Fen pergi, tak lama kemudian kembali lagi dengan empat orang di belakang yang menuntun kuda-kuda yang akan digunakan. Satu per satu dari mereka naik, lalu mulai menjalankan kuda. Tidak hanya Woody, mereka tampak senang, karena berkuda sangat menyenangkan bagi mereka.

Gedung utama sudah terlihat oleh netra. Mereka memelankan langkah kuda dan mulai turun ketika sudah berada tepat di depannya. Fen membawa mereka masuk setelah pintu dibukakan. Kursi-kursi merah menyambut mereka bersama beberapa orang.

Duduk di kursi khusus untuknya, Fen berdeham. "Mereka adalah rekanku yang datang dari negeri seberang. Kedatangan mereka ke sini untuk menjalin kerja sama dengan negeri kita." Dia meneguk saliva. "Mereka menemukan tanah kosong yang tak jauh dari sini dan akan membangun secepatnya. Jadi, kurasa kita perlu membantu mereka. Silakan beri pendapat."

Beberapa anggota pemerintahan mengangguk setelah mendengarkan ucapan Fen. Satu-dua dari mereka tampak berpikir.

Seseorang yang duduk paling kanan mengangkat tangan. Fen mempersilakan.

"Tanah itu baru akan dibangun, bagaimana kita akan mendapat keuntungan, Tuan? Kita juga belum bisa tahu apakah pembangunan tersebut berhasil atau malah sebaliknya. Mungkin kita perlu hati-hati." Pria itu melirik sekilas ke arah empat pemuda orang dibawa Fen.

EMPCOUNT: JOCELYN DOXIANNE [SERIES 4]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang