Selamat datang, selamat membaca.
***
Lewat enam tahun setelah kabar kepergian Jocelyn, Empcount menjadi kota nomor tiga termaju di kerajaan ini. Mereka sibuk dengan tanggung jawab masing-masing, saling membahu selama enam tahun ini, karena pimpinan pusatnya tidak ada.
Xylo fokus pada pekerjaannya sebagai emperor, dia sesekali mengunjungi laut Empcount untuk berbicara dengan Jocelyn. Seperti sekarang, tengah duduk di atas pasir, menatap garis pantai yabg entah ujungnya berada di mana.
"Joce ... kadang aku merasa kamu masih ada. Maaf dulu lemah, aku yang harusnya melindungi, malah tidak bisa apa-apa," ucapnya lirih.
Xylo memainkan pasir di sana, akan sangat memalukan melihat emperor hanya duduk lemah di sini, untungnya Empcount tidak memiliki tingkat kasta. Dia menghela napas beberapa kali, sebelum lanjut bercerita. "Soal ibumu ... beliau diberi tempat layak untuk tinggal, Doxi, Alex, dan Sandra juga nyaman di tempat masing-masing. Saudari-saudari kesayanganmu itu juga, mereka telah menikah dengan pasangan masing-masing."
Xylo berhenti, kemudian mulai menuliskan simbol di atas pasir. "Trapesium dan Woody punya satu anak, Freqiele dengan Cello memiliki dua anak kembar, dan Zea serta adikmu ... mereka baru saja menikah, sekitar sebulan lalu. Kamu pasti sudah tahu itu."
Xylo tersenyum. "Aku sendiri, mempunyai tiga anak lelaki, dan satu perempuan yang kuat, sama seperti kamu, Joce. Lama untukku menerima keadaan, tetapi dunia terus berjalan, tanpa memedulikan aku yang berhenti."
Seseorang berlurut sekitar lima meter di belakang Xylo. Merasakan kehadiran itu, Xylo bangkit dan menghadap ke belakang. "Oh, Pell? Ada apa?"
Pell, pengawal kerajaan Zeraria itu ikut bangkit, membungkuk dengan maksud memberi hormat. "Saya akan menyampaikan undangan ini pada Tuan. Semua dari Tuan Felix."
Xylo menerima sebuah surat dengan amplop cokelat besar itu, dia kemudian membukanya. Dibaca sekilas, kemudian mengangguk. "Baiklah, aku akan datang bersama yang lain, terima kasih, Pell."
Pell, pengawal berambut merah itu pergi menjauhi Xylo dengan mundur, lalu membalik badan. Walaupun Empcount adalah tempat bebas kasta, dia tidak mungkin menjadi santai pada emperor negara ini.
Sementara, Xylo menyunggingkan senyum, kembali menatap laut di hadapannya. "Joce, bahagia selalu, ya. Aku pamit untuk mendatangi undangan teman."
Setelahnya, Xylo berjalan menuju istana pusat Empcount, menghubungi semua pimpinan agar datang membawa keluarganya. Walaupun kota ini besar, kereta kuda di sini bukan sesuatu yang main-main, mereka sangat cepat jika diperlukan.
***
"Aduh, jangan berantakan, dong, makannya," ucap Woody sedikit gemas pada anak laki-lakinya.
Trapesium menyentil tangan Woody. "Namanya juga masih bayi!"
Mereka ribut, biasa untuk ukuran suami dan istri. Xylo hanya diam menyimak sembari memijit pelipisnya. Dia kemudian membaca ulang surat yang didapat dari Pell. Sedikit bingung dengan yang terjadi.
Zealire dan Doxi datang berbarengan dengan pasangan yang memiliki anak kembar. Mereka buru-buru duduk setelah menyapa Xylo, Trapesium, dan Woody singkat.
"Sudah lama kita tidak berkumpul lengkap begini," ucap Cello semringah, sambil menggendong satu anaknya.
Freqiele mendengkus. "Tidak lengkap jika tanpa Joce."
Keadaan menjadi berat setelah Freqiele berbicara begitu. Xylo menghela napas, menganggap perkataan ibu beranak kembar itu hanya ucapan selamat datang untuk dirinya. "Jadi, Felix mengundang kita untuk ke rumahnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPCOUNT: JOCELYN DOXIANNE [SERIES 4]
Spiritual[SUDAH TAMAT] Sampai di penghujung perjalanan, petualangan terakhir di Empcount dipertanggungjawabkan kepada Jocelyn Doxianne. Meski merupakan "tanah kosong" tanpa penghuni, bukan berarti misinya berjalan mulus. Jocelyn bahkan berpikir mati lebih ba...