***
"Maaf karna pada nyatanya aku belum bisa menerimamu kembali."
***
Hallo balik lagi nih sama cerita Langit. Ada yang kangen ?
Baca sampai habis ya ! Happy reading ♡***
Setelah kejadian ditaman, baik Senja ataupun Langit tidak ada yang membuka pembicaraan saat pulang. Suasana menjadi canggung berbeda drastis ketika saat mereka berangkat.
Langit mengantarkan Senja sampai depan rumah gadis itu. Dapat Senja lihat, dihalaman rumahnya sudah ada satu mobil terparkir yang ia yakini bahwa mobil itu milik Nara.
Senja turun dari motor Langit. Sebelum masuk, ia berterima kasih kepada Langit yang sudah mengajaknya jalan jalan hari ini. Tidak bisa dipungkiri, Senja benar benar bahagia bisa bersama hari meski untuk hari ini saja. Entah kedepannya.
"Lo mau kemana sih?" Tanya Langit.
"Hm... Senja gak tau soalnya Nara sama Nafiza gak ngasih tau Senja terus tiba tiba dateng" Ucap Senja. Memang benar, kedua sahabatnya itu memang susah di tebak jika ingin bermain ke rumahnya.
"Owh ya udah gue balik ya"
"Langit langsung pulang?"
"Kagak sih mau ngapel kerumah Arkan" Ucap Langit bercanda.
"Owh ya udah hati hati"
Langit hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kecil lalu kembali melajukan motornya pergi dari rumah Senja.
Melihat Langit yang sudah tidak terlihat, akhirnya Senja memutuskan untuk masuk ke rumahnya. Tepat di ruang tamu, ia sudah melihat Nara dan Nafiza yang menatapnya dengan curiga . Sedangkan Senja yang ditatap seperti itupun langsung menatap keduanya dengan bingung.
"Kalian kenapa sih?" Tanya Senja akhirnya.
"Ssst gue mencium bau bau mencurigakan" Ucap Nara dengan nada serius.
"Hah?"
"Lo ... lo balikan sama Langit ?" Tanya Nara membuat Senja membulatkan matanya.
"Hah ? Enggak ngawur nih Nara" Ucap Senja . Benarkan mereka tidak balikan hanya hampir.
"Hilih boong ya lo" Tuduh Nara lagi.
"Ih apa sih Senja bener kok"
"Udah udah gak usah mulai lo berdua" Ucap Nafiza menengahi keduanya. Ia sudah tau pasti akan ada perdebatan jika tidak ditengahi langsung.
"Btw kalian ngapain kesini?" Tanya Senja membuat Nara dan Nafiza saling tatap.
"Mau ajak shopping" Ucap mereka bersamaan.
"Ih kok dadakan" Protes Senja. Bukan karna apa sih, hanya saja dirinya sangat malas dan tidak mood untuk keluar rumah.
"Ih lo lupa si anak curut ini kan mau ultah juga terus kita disuruh bantuin nyari persiapannya" Ucap Nara sedangkan Nafiza menatap gadis itu dengan tajam.
"Sialan lo gue dibilang anak curut" Ucap Nafiza tidak terima.
"Lah bener dong, lo sih pagi pagi berisik di rumah gue. Kan sama kayak curut berisik" Ucap Nara yang tidak mau kalah.
"Ya siapa suruh lo kebo belum bangun"
"Ya kan hari libur santai dong lo aja gak sabaran"
Senja menepuk jidatnya mendengar pertengkaran antara Nara dan Nafiza.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. LANGIT [END]
Teen Fiction[Sequel Devaletta] -Saat ego yang memenangkan tetapi juga menghancurkan- Langit Andrean Fernandez, ketua geng Thunder yang jatuh cinta dengan gadis polos dan pintar, namanya Senjani Putri Xaviera. Hari-hari mereka terlihat sangat bahagia, namun baga...