Langit kenapa ?

788 67 1
                                    

***

Dor gimana kabarnya kalian? Cie masih nungguin up:v . Sapa mau Langit Senja balikan ??? Eh gak dulu deh🤣

Baca sampai bawah ya jangan lupa vote coment !

***

"Biarkan saja seperti ini dahulu, biarkan waktu yang akan menjawabnya nanti tentang kita kedepannya. Apakah kembali bersama atau mungkin berakhir perpisahan"

***

32. Langit kenapa ?

***

Happy reading !<3

***

"Apa apaan?!"

Ucapan Langit lalu berdiri membuat semua yang dimarkas terdiam. Dapat terdengar terselip nada kesal dan emosi dikata yang keluar dari mulut Langit.

Berbeda dengan Savier yang mendengus kesal karna perkataannya belum selesai namun langsung dipotong oleh Langit. Savier menarik Langit hingga cowok itu kembali duduk.

"Bisa gak jangan potong omongan gue dulu?" Tanya Savier dengan nada dingin namun santai.

"Lanjut lanjut" Ucap Langit dengan santai dan tanpa dosanya.

Savier yang malas menjelaskan ulang pun hanya memberi ponselnya kepada Langit. "Baca sendiri" Ucapnya dengan singkat lalu kembali membuka laptop didepannya.

Langit membaca dengan serius membuat yang lain saling pandang bercampur penasaran. Setelahnya, ia mendengus kesal lalu memberikan ponsel tersebut kepada Raga untuk dibaca oleh yang lain.

"Mana Bima?" Tanya Langit.

"Izin nyokapnya sakit" Jawab Raga tanpa menatap Langit. "Terus ini gimana?" Lanjutnya lagi.

"Terima aja" Ucap Langit dengan santainya lalu membuka ponselnya membuat yang lain saling tatap namun akhirnya mengangguk.

"Oke sekian rapat hari ini gue mau balik mau tidur" Ucap  Bintang lalu mengambil kunci motornya di atas meja.

"ABANG BINTANG JANGAN TINGGALKAN BANG REVAN" Ucap Revan. Kambuh sudah alay nya .

"Apasih van jijik" Ucap Arkan.

"Ih komen aja iri kan lo gue lebih milih babang Bintang"

"Idih amit amit dah gue" Ucap Bintang membuat Revan bergaya ala mengambek membuat yang lain menatapnya malas.

"Ntar babang Revan sama neng Senja aja yang polos polos gemas" Ucap Revan dengan santainya.

"Coba ulangi"

Ucap seseorang membuat Revan langsung cengengesan. Ya Langit lah yang bilang. Cowok itu sama sekali tidak menatap Revan, pandangannya masih terfokus pada ponselnya. Meskipun ia dengan Senja sudah benar benar putus namun ia tak akan terima kalau Senja bersama Revan. Bisa nangis tiap hari karna diselingkuhin.

"Ulangi van" Ucap Arkan dengan nada mengejek.

"Hehe canda pak bos abang Revan mah anti tikung tikungan kok" Ucap Revan.

"Takut kan lo" Ucap Bintang lalu berjalan meninggalkan yang lain.

Setelah melihat Bintang yang benar benar pergi, barulah Revan dan Arkan mulai bergibah ria. Sedangkan Raga hanya menyimak saja.

Saat Langit masih fokus keponselnya, tiba tiba ada satu pesan masuk yang membuatnya bingung.

Tumben nih orang chat gue. Batinnya.

2. LANGIT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang