***
Haiiii balik lagi nih btw gak ngaret kan ya
Jangan lupa vote coment nya kak☹⚘
Happy reading !
***
35. Teror dan perempuan licik.
***
"Putus hubungan bukan berarti putus pertemanan. Dan putus hubungan bukan berarti kita berhenti peduli terhadap orang tersebut"
***
Tepat jam 1 malam, Senja terbangun ketika lampu yang mendadak mati. Senja langsung keluar dari kamarnya, sungguh dirinya masih sedikit takut karna teror beberapa hari lalu disaat mati lampu seperti ini juga.
Namun Senja berusaha untuk berani, bukan karna hanya untuk dirinya namun ia harus menjaga Rinjani juga. Senja takut peneror itu melukai adiknya itu.
Saat keluar dari kamar bersamaan dengan Rinjani yang keluar dari kamarnya juga dengan membawa ponsel sebagai penerang.
Tok tok tok
Bunyi ketukan pintu membuat Senja dan Rinjani saling tatap. Siapa yang bertamu tengah malam begini coba?.
Saat Senja ingin melangkahkan kakinya, Rinjani menahan tangan kakaknya itu. "Mau kemana?" Tanya gadis itu.
"Kakak cek sebentar kalau kamu takut tunggu sini aja" Ucap Senja lalu berjalan meninggalkan Rinjani membuat gadis itu akhirnya pun mengikutinya.
Senja membuka pintu dan betapa terkejutnya ketika melihat beberapa orang berbaju hitam didepan rumahnya.
"Kalian siapa ya?" Tanya Senja dengan ragu namun bukannya menjawab mereka hanya terdiam dan tersenyum miring.
Tanpa aba aba, mereka menarik Senja dan Rinjani kedalam rumah membuat kedua gadis itu langsung memberontak berusaha melepaskan tarikan itu.
Disisi lain, Langit melajukan mobilnya dengan kecepatan kencang bersama Raga disampingnya.
"Lang mau mati lo?!" Tanya Raga yang sudah kesal karna Langit terus mengebut sejak tadi. Namun Langit mengacuhkan protesan Raga yang sejak tadi ia dengar.
"Tau gini gue bawa motor sendiri aja dah" Ucap Raga dengan pelan.
Langit melirik kesamping melihat motor yang sudah berada disamping mobilnya. Melihat isyarat orang di motor tersebut, Langit membuka kaca mobilnya.
Langit mengenali orang tersebut, dia Biru. Langit mengacungkan ibu jarinya ketika Biru memberi isyarat bahwa cowok itu akan duluan. Setelah itu Biru langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.
Hanya butuh beberapa menit mereka sampai ditempat tujuan. Ya, rumah Senja.
Beberapa hari yang lalu Senja bercerita kepada Biru bahwa teror itu datang lagi kerumahnya saat malam hari.
Lalu beberapa hari lalu, ketika ia lewat rumah Senja, ia melihat ada seseorang mencurigakan yang sedang menatap sekeliling rumah Senja sambil menelpon seseorang. Karna penasaran, Biru akhirnya memutuskan untuk mengikuti orang tersebut dan mendengar semua obrolan orang itu ditelpon. Satu hal pasti yang Biru dengar, bahwa orang tersebut akan melaksanakan aksi nya malam ini.
Maka dari itu , Biru mengajak Langit untuk ikut. Karna tidak mungkin kan Biru melawan semuanya sendiri?..
Biru melepas helmnya lalu turun dari motornya begitupun Langit dan Raga yang keluar dari mobil.
"Serius lo sekarang?" Tanya Langit kepada Biru.
"Yang gue denger sih itu" Jawab Biru lalu melangkahkan kakinya menuju pintu rumah Senja. Namun ketika cowok itu ingin mengetuk pintu, pekikan seseorang membuat ketiga nya terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. LANGIT [END]
Teen Fiction[Sequel Devaletta] -Saat ego yang memenangkan tetapi juga menghancurkan- Langit Andrean Fernandez, ketua geng Thunder yang jatuh cinta dengan gadis polos dan pintar, namanya Senjani Putri Xaviera. Hari-hari mereka terlihat sangat bahagia, namun baga...