🎡 BIANGLALA 🎡
| 14. Jodoh Pasti Bertemu |
.
.
.
.
.Menikmati semilir angin sore yang menerpa wajah, di jalur khusus sepeda ini Naja tersenyum penuh ceria sembari mengayuh kuat pedal sepeda. Berbanding terbalik dengan baju banjir darah. Agaknya pejalan kaki sedikit meliriknya seram. Sebab penampakannya sekarang layaknya zombie di film Train To Busan.
Tak peduli walaupun tak diberi kepastian. Minimal nomor Zinia sudah digenggaman, akan dia sematkan di WhatApp dengan nama kontak Bidadari Sekolah.
Kapan-kapan dia akan ajak Zinia naik sepeda. Berjalan-jalan sore menunggu senja, minum es kelapa muda di perempatan kala siang, minum bandrek kuning telur selepas magrib atau berburu kuliner di pasar malam. Kalau misalkan Zinia tidak takut tinggi, akan dia ajak juga naik bianglala.
Saking senangnya karena dikasih kesempatan oleh Tuhan berhadap-hadapan dengan Zinia, Naja sampai lupa kalau hari ini Bunda tidak ke rumah Bude Iza. Terus apa kabar darah yang ada di bajunya?
"ASTAGA DRAGON, NAJAKA!"
Ingin saja rasanya Naja mempensiunkan congor bocor Bang Hema. Dia sudah memberi kode pada lelaki hitam manis itu untuk diam saat dirinya mengendap-endap masuk ke rumah. Tapi memang dasar Bang Hema yang mulutnya pernah ikut kursus rumpi, mana bisa tahan dia untuk nggak ngejulid.
"Habis ngapain kamu sampe mandi darah?"
Ketangkap basah, akhirnya Naja diam menunduk kala Bunda datang dengan apron masih melekat di badan.
"Jatuh? Kepentok? Kesandung? Ditonjok orang? Kenapa ini, kenapa?" Bunda membolak balik muka Naja, memeriksa apakah ada yang luka atau tidak.
Naja biarkan tubuhnya diperiksa tak karuan oleh Bunda. Setelahnya dia keluarkan cengir kuda yang membuat Hema langsung menoyor kepalanya.
"Orang khawatir, malah cengar-cengir!"
Naja abaikan suara galak Kak Jean dan tatapan mengintimidasi dari Mas Ren yang tengah duduk di sofa dengan laptop di pangkuan. Tatapannya beralih pada Bunda. Wajah wanita itu terlihat sekali khawatir, menunggu klarifikasi dari anak bontotnya yang hampir membuatnya mati serangan jantung.
Senyum bodoh yang Naja keluarkan seketika membuat Dinastri tersenyum lega. Artinya tidak ada hal berbahaya yang terjadi.
"Aku mimisan, gara-gara ketemu bidadari di sekolah."
Dinastri tidak berkata apa-apa. Dia memegang dan memijat kecil kedua bahu Naja seakan bersyukur tidak terjadi apa-apa pada anak itu.
"Bunda ..." Naja menangkup pipi Dinastri dengan kedua tangan. "Selama ini aku bilang kalau Bunda adalah wanita tercantik, kan? Sekarang, boleh nggak kalau ada yang gantiin posisi itu?
Tangan Dinastri turun dari bahu Naja, alisnya naik sebelah, "Siapa, hem?" tanyanya dengan mimik wajah lembut.
"Zinia, namanya Zinia Athabina. Bidadari sekolah yang buat aku nggak percaya diri sama perasaanku sendiri."
Jean dan Hema berdecak jengah. Kemudian melenggang pergi dengan kecewa. Mereka pikir akan ada berita panas, Najaka baku hantam dengan Leon misalnya. Ternyata beritanya adalah kebucinan seorang Najaka pada Zinia.
"Halah! Cewek-cewek di sekolah mana ada yang cantik nan bohay!" Hema nyeletuk tiba-tiba.
"Enak aja!"
Langsung anak itu lari saat Jean tanpa aba-aba menendang bokong montoknya dengan punggung kakinya. Untung saja Hema cepat-cepat lari naik tangga, soalnya Jean sudah bersiap-siap untuk tendangan kedua.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIANGLALA ✔
Ficção Adolescente#Brothership #NCTDream #00line ❗HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA "Bianglala membawa kita berempat berputar. Memberi kita kesempatan melihat setiap sisi dunia. Memperlihatkan bahwa semesta selalu punya rahasia." Najaka tahu tak selamanya mereka berempat...