🎡 BIANGLALA 🎡
| 35. The End: Tentang Najaka |
.
.
.
.
.Delapan belas tahun yang lalu, Dinastri masih sangat ingat dengan jelas bagaimana dia begitu panik saat perutnya yang sudah berukuran besar itu tiba-tiba terasa sakit. Padahal jika diingat, usia kandungannya belum genap delapan bulan. Atmosfer pagi-pagi buta setelah subuh yang harusnya sejuk dan damai berubah menjadi mencekam.
Abimana asalnya adalah seorang pria yang begitu tenang, dapat menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, seberat apapun masalah tersebut. Namun, ketika istrinya berteriak kesakitan setelah shalat subuh saat itu, dia tak kalah panik. Dalam pikirannya saat itu adalah dia bisa saja kehilangan dua nyawa sekaligus. Nyawa istrinya dan juga buah hatinya. Lantas dengan cekatan dia membawa istrinya ke rumah sakit.
Operasi caecar harus dilakukan karena ada beberapa masalah dengan kandungan Dinastri. Maka anak mereka akan lahir secara prematur.
Meski masih belum bisa langsung menemui dan menyentuh bayinya secara langsung sebab buah hati mereka masih harus diletakkan di ruang NICU, pasangan suami istri itu tetap terlihat sangat bahagia dibalik kaca yang membatasi mereka. Menatap buah hatinya dengan tatapan berkaca-kaca, tidak percaya bahwa saat ini mereka sudah menjadi orang tua.
Hari-hari berikutnya dilewati sepasang suami istri itu dengan bahagia. Menjaga anak mereka dengan sangat baik sebab selain karena anak itu punya fisik yang lemah, mereka juga sadar bahwa mereka punya tanggung jawab yang besar. Sebagai bentuk rasa syukur karena Tuhan telah memberikan mereka sebuah anugerah yang begitu berharga. Walaupun setelah anak itu lahir, Dinastri tidak lagi bisa mengandung karena rahimnya bermasalah.
Najaka Jerim Minartha, nama anak itu. Yang lahir menjelang zuhur setelah Dinastri menjalani operasi.
Saat-saat membesarkan Najaka, Dinastri sering sekali menangis. Menangisi tentang dirinya yang tidak bisa lagi mengandung anak. Padahal sebelumnya dirinya dan Abimana sudah merencanakan ingin punya sepasang anak lelaki dan perempuan. Namun, rupanya Tuhan tidak mengizinkan.
Tetapi pada saat itu, Abimana sambil mendekap Najaka dalam timangannya berkata, "Allah akan memberikan rezeki dengan beribu cara, Sayang. Dan kita tidak akan bisa menebak dengan cara apa nantinya Allah menitipkan kita anak. Tapi jika nantinya Allah tidak berkehendak demikian, itu tandanya Dia sudah tahu bahkan kita hanya sanggup merawat satu anak. Pasti rencana-Nya jauh lebih baik." Namun saat itu Dinastri masih bersedih, menatap Najaka yang terus-menerus menangis.
Kemudian setelah bayi kecil dalam dekapan Abimana itu sudah tertidur dengan nyenyak, Abimana mendekat pada istrinya yang saat itu terduduk di pinggir tempat tidur. Membelai lembut surai pujaan hatinya lalu berkata, "Kamu Ibu yang hebat. Ibu yang hebat bukan berarti punya anak banyak, Sayang. Kamu hebat sudah bisa kuat mengandung, hebat sudah kuat melahirkan, hebat sudah bisa menyusui. Tidak semua perempuan bisa melakukan apa yang kamu lakukan. Kamu harus bersyukur dengan hal-hal itu, ya?"
Lalu dengan seiring berjalannya waktu, Dinastri mulai berdamai. Tanpa tangis dan penyesalan lagi dia membesarkan Najaka, dibantu Abimana yang selalu menjadi seorang ayah yang siaga. Menyaksikan bagaimana anak semata wayang mereka tumbuh dengan baik.
Hingga suatu hari apa yang dikatakan Abimana saat itu benar terbukti. Allah akan memberikan rezeki lewat beribu cara. Tiga anak lelaki menjadi anggota keluarga mereka tanpa diduga. Menjadikan keluarga itu seperti keluarga yang diimpikan Dinastri. Keluarga yang ramai tetapi damai. Keluarga yang dipenuhi kasih sayang tanpa pertikaian. Keluarga yang harmonis walau terkadang punya perbedaan pendapat.
Dinastri merasa dirinya seperti bidadari. Hidup dikelilingi oleh pria. Sebab hanya dirinya yang seorang wanita diantara suami dan tiga anak lelakinya. Terlihat begitu bahagia sebab dia akan menjadi yang paling utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIANGLALA ✔
Fiksi Remaja#Brothership #NCTDream #00line ❗HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA "Bianglala membawa kita berempat berputar. Memberi kita kesempatan melihat setiap sisi dunia. Memperlihatkan bahwa semesta selalu punya rahasia." Najaka tahu tak selamanya mereka berempat...