PART 16

12.9K 799 0
                                    

Malam ini rencananya Shila akan barbelanja kebutuhan rumah untuk satu minggu kedepan, Shila sudah bosan memakan makanan instan dan roti. Ia akan pergi ke supermarket di depan komplek perumahannya.

Shila sudah siap dengan outfit celana pendek rumahan dengan kemeja sebagai outernya yang membalut tubuh atasnya.

Shila turun dari lantai atas pas sekali dengan Firhan yang baru pulang Sholat Isya' di masjid

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Shila turun dari lantai atas pas sekali dengan Firhan yang baru pulang Sholat Isya' di masjid.

"Mas aku ke supermarket depan ya bentaran." izin Shila pada Firhan.

Firhan melihat Shila dari atas hingga kebawah. "Kamu gak salah keluar pake baju kayak gitu? Ini udah malem Shil."

Shila bedecak. "Mulai lagi deh.. Mas, Shila tuh cuma ke supermarket depan doang, males ganti baju."

"Tapi Shil.. Baju yang kamu pakai sekarang itu gak baik buat dipakai diluar rumah." Firhan memberi pengertian pada Shila. (Kurang sabar apalagi tuh si Firhan).

"Ck.. Iya iya aku ganti baju." Shila berbalik ke ke kamar untuk mengganti bajunya. Ya walaupun mager tapi akan Shila lakukan.

"Agak ribet ye punya laki. Apalagi lakinya modelan alim kek Firhan. Beuhhh segala dilarang. Tapi kalo udah sayang mah susah. Huftt." gerutu Shila seraya merapikan bajunya yang sudah berganti.

"Udah ngedumelnya?" suara itu, suara suaminya.

"Hehe nggak mas.. Peace✌." Shila mengacungkan jari tengah dan telunjuknya secara bersamaan. Sedangkan Firhan hanya menunjukan wajah datarnya.

"Ayok jadi berangkat gak?" tanya Firhan.

"Lah mas mau ikut?" kening Shila berkerut dalam.

"Harus'lah. Sebaiknya jika perempuan keluar rumah itu harus didampingi dengan mahromnya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan." entah kenapa ucapan Firhan membuat hati Shila menghangat dan tertampar secara bersamaan. Perasaan itu datang lagi, rasa tidak pantas bersanding dengan Firhan itu menghampirinya lagi.

Shila tersadar dari lamunannya ketika tangannya digenggam oleh Firhan dan membawanya keluar. Badan Shila menjadi kaku, mengikuti kemana pun Firhan menariknya. Lemah emang kalo sama Firhan tuh.

"Naik." ucap Firhan pada Shila untuk segera menaiki mobilnya.

"Naik mobil? Jalan aja kali mas deket ini." usul Shila.

"Beneran gak akan capek? Saya sih ayok aja." Firhan memastikan sekali lagi.

"Iya mas."

Firhan berjalan lebih dulu dan ternyata tangan Shila masih berada digenggaman Firhan. Bibir Shila pun tidak bisa menahan senyumnya. Debaran jantungnya berdetak lebih cepat. Sepertinya perjalan sampai supermarket akan mengeluarkan banyak tenaga.

Mereka akhirnya sampai di supermarket. Shila berjalan melihat setiap barisan makanan ringan. Mengambil apapun yang dia ingin. Berpindah ke rak sayur-mayur memilah milih sayuran yang kelihatannya masih segar.

"Mas mau aku masakin apa?" tanya Shila pada Firhan yang sedari tadi hanya mengikutinya dari belakang dengan troli di depannya.

"Apa aja yang kamu bisa, pasti saya makan." sahut Firhan.

Ketika Shila akan mengambil brokoli ada orang lain yang mengambilnya lebih dulu.

"Woy itu punya gue ya, jangan main ambil-ambil aja dong!" Shila menoleh ke sampingnya tempat orang itu berada. Orang itu pun merasa terpanggil, ia pun menoleh.

"SHILAAAA?!" teriak orang itu.

"A-ailsya?" tentu saja Shila terkejut melihat orang di sampingnya itu.

"Ngapain lo disini? Rumah lo kan jauh dari sini. Ini juga ngapa beli sayur? Tumben banget lo. Terus lo sama siapa juga kesininya?" kebiasaan Ailsya adalah bertanya tanpa  jeda.

"Emm itu.. Emm.. " Duh gimana nih, masa gue ketauannya sekarang si. Apa gue ngaku kalo mas Firhan itu sepupu gue aja ya. Iya deh.

"Em apa Shil?" tanya Ailsya penasaran.

"Em itu gue kesini sama__" belum selesai ucapannya, Firhan keburu datang dan menyela ucapan Shila.

"Udah belum Shil?" Shila menengok ke arah suara Firhan.

"U-udah mas." jawab Shila gagap.

"Hah? Mas? Duh gue gak ngerti deh serius." kerutan di dahi Ailsya semakin dalam.

"Em kenalin Sya ini__" untuk kedua kalinya ucapan Shila dipotong oleh Firhan.

"Suami Shila." Firhan tersenyum ke arah Ailsya.

Ailsya membelalakan matanya. "Ini beneran Shil?" tanya Ailsya masih tidak percaya.

"Hehehe.. " Shila nyengir seperti orang yang tertangkap basah nyuri mangga tetangga.

"Sumpah ya lo Shil gak bilang-bilang, parah lo. Pokoknya besok lo harus cerita sampe ke akar-akarnya." tuntut Ailsya pada Shila.

"Iye iye, udah ya gue duluan, byeee. Yuk mas." Shila menarik lengan Firhan untuk membayar belanjaan mereka dan untuk menghidari ocehan Ailsya.

***

"Huft mas tuh kenapa malah potong omongan aku mulu sih tadi?" Shila memulai pembicaraan lagi ketika ia dan Firhan sudah sampai rumah.

"Lah tapi saya bener kan?" ucap Firhan membela diri.

"Tapi mas, kamu belum diskusi dulu sama aku." keukeuh Shila.

"Ya mau diskusi gimana coba? Lagian kita gak boleh bohong Shil, dosa." balas Firhan.

'Punya suami inget dosa mulu harus bersyukur kagak sih?' batin Shila.

"Ya udah deh iya, aku kalah." Shila berjalan ke kamar begitu saja.

"Lah ngambek." Firhan menyusul Shila ke kamar.

Membujuk Shila itu gampang menurut Firhan. Senyumin aja udah langsung minta peluk lagi. Luluh sudah hati Shila. Jika dihadapkan dengan Firhan, Shila seperti bukan sedang ada dalam Jiwanya yang asli, ia merasa menjadi orang lain yang baperan, manja dan cerwet?

***

Vote & comment ❤



Assalamualaikum Calon Pilot [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang