PART 7

16.2K 947 5
                                    

Hari ini hari ujian Shila.
Belajar? Tidak.
Ngisi jawaban? Tinggal pake ilmu cocoklogi.
Nilai ujian? Bodoamat.
Gak lulus? Tinggal nyogok.
Itu yang Shila pikirkan untuk ujian nya.

Tapi Shila masih bingung memikirkan bagaimana caranya agar dia tidak dijodohkan. Walaupun sudah dipikirkan dari pagi hingga pagi lagi pun tak menemukan satu cara pun yang menurut Shila pas.

Shila tidak seruangan dengan teman-temannya jadi dia hanya bisa diam dan melamun seperti orang kesambet.

" Huft bisa gila gue mikirin tuh perjodohan " keluh Shila dengan putus asa nya dengan bahu yang sudah turun dan kepala yang tertuduk.

Tak lama pengawas ujian datang. Dan ujian pun segera dimulai. Setelah ujian selesai Shila menyempatkan ke kantin terlebih dahulu. Tubuhnya butuh tenaga untuk kembali memikirkan nasib dia kedepannya.

Setelah Shila sampai kantin ternyata ada teman-temannya yang sedang berbincang. Shila menghampiri kedua nya dengan langkah gontai.

" Woy Shil napa lemes banget lo?... Ujian nya susah apa begimana? " Ailsya heran melihat Shila yang tiba-tiba datang langsung duduk di sebelahnya dengan memasang muka kusut

" bukan Sya " Shila berkata lirih seraya menutup wajahnya dengan kedua tangan.

" kenapa Shil?... Cerita sama kita, siapa tau kita bisa bantu masalah lo " Aletta berkata dengan nada lembut penuh ketulusan. Dia tau Shila sedang butuh teman yang mengerti diri nya.

" Gak tau Let gue bingung, gue mumet, gue pusing pokoknya semuanya dah " keluh Shila dengan mata yang berkaca-kaca hampir menangis.

Ailsya dan Aletta heran masalah apa yang sampai membuat Shila yang biasanya galak berubah menjadi cewek cengeng begini. Mereka menduga pasti buka masalah yang remeh.

" Gakpapa kalo lo belum siap cerita, kita siap kapan pun buat jadi pendengar lo. Ya kan Sya? "

" Iya. Lo tenang aja Shil, lo masih punya kita. Fighting!! " ucap Ailsya memberi semangat.

" Thanks banget ya. Kalian emang sahabat gue yang paling pengertian " Shila memeluk Aletta dan Ailsya berbarengan.

***

Setelah melewati hari yang melelahkan sekaligus menguras pikiran kini Shila berada di kamarnya tepatnya di balkon kamar. Balkon memang tempat favorit Shila.

Dia sudah memutuskan untuk menerima perjodohan nya dengan lapang dada. Toh percuma menolak pasti akan tetap dijodohkan, itu yang Shila simpulkan.

" Oke Shil lo harus berfikir positif, kalo calon suami lo ganteng, keren, baik dan kayak mas calon pilot eh" setelah bergumam pada diri sendiri dan sadar apa yang dia ucapkan di akhir kalimatnya, Shila jadi kepikiran mas calon pilotnya again.

" Huaaa... Kenapa sih dijodohinnya pas gue udah punya inceran. Kenapa gak pas lagi ngenes aja. Huaaa... mommy sama poppy jahat " oke sepertinya Shila belum meminum obatnya.

Setelah merengek, meraung-raung dan berguling-guling Shila turun kebawah untuk makan malam karena sekarang perutnya yang meraung-raung meminta diberikan asupan. Dan dia akan memberi tau mommy dan poppy nya tentang keputusan yang sudah dia ambil.

Ketika sampai di lantai bawah ternyata semuanya sudah siap mulai dari makanan, minuman dan anggota keluarganya.

Shila duduk di sebelah Satya. Reno yang melihat semua anggota keluarganya sudah lengkap ia pun memulai acara makan malam. Makan malam berlangsung dengan khidmat tanpa ada yang berbicara hanya ada dentingan sendok yang terdengar.

Assalamualaikum Calon Pilot [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang