PART 18

12.2K 747 1
                                    

Sekarang Shila sudah pulang dari sekolahnya, tentu saja dijemput oleh Firhan. Shila jadi kepikiran apa yang tadi ia dan teman-temannya bicarakan. Ada rasa ingin bertanya pada Firhan, sangat malah, tapi Shila sungkan. Masa perempuan bertanya hal yang seperti itu, agak kurang pantas rasanya. Nanti kesannya Shila seperti sangat ingin melakukan itu . (Bilang aje iye Shil).

Entahlah Shila masih mengumpulkan keberaniannya. Menanyakan hal seperti itu harus berperang dengan hati, pikiran, dan harga diri. Ya walaupun Shila tau mereka sudah menikah, tapi tetap saja canggung jika menyangkut hal itu.

Ketika di perjalan pulang Shila dan Firhan sama-sama bungkam. Firhan tidak lagi membuka pembicaraan seperti tadi pagi. Ada sedikit rasa kecewa dihati Shila. Tapi segera Shila tepis jauh-jauh dan mensugesti dirinya bahwa mungkin Firhan sedang sariawan.

Hingga sampai di rumah mereka masih tetap bungkam. Shila yang langsung ke atas untuk mandi dan Firhan yang ke ruang TV.

Sekitar 15 menit kemudian Firhan mulai bosan dan akhirnya naik ke atas juga. Ketika sampai di kamar ternyata masih ada suara gemercik air dari kamar mandi yang menandakan bahwa Shila masih ada di dalamnya.

Firhan membuka ponselnya dan membuka room chatnya dengan Satya. Firhan memang tidak punya teman lain selain Satya.

Assalamu'alaikum
Sat nongkrong yuk
Bosen gue di rumah

Sat-wa
Wa'alaikumsalammmmmmmm
Males gue, lagi nonton anime nih
Emang adek gue kagak ada apa?

Astagfirullah
Ya ada sih

Sat-wa

Ya udah ajak adek gue aja napa si ah

Hmmmm

Shila baru keluar dari kamar mandi. Ia berjalan ragu mendekati Firhan. Firhan yang selesai chat dengan Satya pun sedikit kaget dengan kedatangan Shila yang tiba-tiba duduk di sampingnya.

"Emm... Mas udah makan siang?" tanya Shila sedikit ragu.

"U-udah kok tadi di rumah ummi." Shila melebarkan matanya mendengar jawaban Firhan.

"Kamu ke rumah ummi mas? Kok gak ngajak aku?" Shila panik. Bisa-bisanya Firhan datang ke rumah mertuanya itu tanpa dirinya. Yang ada nanti dia dicap buruk lagi oleh ummi.

"Ya'kan tadi kamu sekolah. Lagian saya bosen di rumah sendirian. Tenang aja ummi ngerti kok kalo kamu lagi sekolah. Gak usah berpikiran buruk gitu." ucap Firhan menenangkan seakan tau kecemasan Shila.

"Maaf.. " kata Shila lirih.

"Lah maaf kenapa?" Firhan bingung dengan maksud permintaan maaf Shila.

"Maaf karena aku gak bisa nemenin mas di rumah." Shila menundukan kepalanya. Firhan bergegas merengkuh Shila kedalam pelukannya.

"Kamu gak salah kok." ucap Firhan menenangkan tepat di samping telinga Shila.

Suara adzan Ashar terdengar dari masjid komplek perumahan mereka. Firhan melepaskan pelukannya pada Shila.

"Saya ke masjid dulu ya." pamit Firhan lalu mengecup kening Shila sebentar. Shila mengangguk samar lalu mencium tangan Firhan. Ada rasa senang yang menghinggapi hati Shila.

Setelah menikah dengan Firhan, hatinya terasa lebih tenang. Yang tadinya ia sholat ketika waktu sholat akan berakhir, tapi sekarang ia sholat ketika tepat setelah adzan berkumandang. Setidaknya ia bisa menjadi lebih baik dengan Firhan.

Ada kebiasaan baru ketika sudah hidup bersama Firhan. Membuat sarapan walau cuma roti isi sebelum berangkat sekolah, mencium tangannya ketika ia pulang dari masjid dan tidak tidur sendiri lagi, ada orang lain yang menemaninya. Sederhana tapi membuat senang.

Walaupun Firhan sering berkomentar dengan penampilannya, tapi ia senang. Artinya Firhan peduli padanya.

***

Jam sudah menunjukan pukul 20.00. Shila sedang menunggu Firhan pulang dari masjid untuk makan malam. Tentu saja ia sudah sholat Isya sebelumnya.

Ada 3 jenis makanan yang terhidang di meja makan. Cah kangkung, cumi goreng tepung dan udang asam manis. Semuanya Shila yang memasak berkat melihat resep di google. Ia berharap mudah-mudahan masakannya enak.

Akhirnya yang ditunggu datang juga. Shila menyambut Firhan dengan mencium tangannya. Lalu mengambil sajadah yang dibawa Firhan untuk disimpannya.

Firhan duduk dimeja makan berhadapan dengan Shila. Shila mengambilkan semua jenis makanan yang ada di meja. Ia sangat bersemangat karena ini pertama kalinya ia memasak untuk Firhan, biasanya mereka go food atau paling mentok ya makanan instan.

Shila menunggu Firhan menyuapkan makanannya. Sangat serius dan harap harap cemas. Ketika Firhan memasukan satu suapan penuh Shila ikut-ikutan membuka mulut. Raut wajah Firhan sulit ditebak. Datar. Sehingga Shila tidak bisa memprediksi bagaimana rasanya.

"Gimana mas? Enak gak?" Shila bertanya karena ingin segera mengetahuinya.

"Enak, enak banget malah... " saking enaknya jadi bikin eneg. Firhan melanjutkan dalam hati.

"Ya udah aku makan ya." ketika Shila ingin mengambil nasi untuk dirinya, Firhan segera mencegah.

"Saya akan habiskan semuanya. Soalnya ini enak banget. Jadi kamu makan yang lain aja ya... " gapapa Han bohong demi menyenangkan istri itu diperbolehkan. Tapi kok gak enak di gue ya. Firhan terus berucap dalam hati.

"O-oh ya udah aku goreng nuget aja." Shila beranjak dari duduknya menuju dapur untuk menggoreng nugetnya.

"Astagfirullah ini udang asam manis apa udang asam asin dah. Asin banget ya Allah. Mudah-mudahan gak darah tinggi." Firhan menggerutu dengan terus memakan makanannya. Terpaksa.

Shila kembali dengan sepiring  nuget ditangannya. Shila keget melihat Firhan yang sudah menghabiskan semua makanannya.

"Mas itu serius udah abis?... " emang enak banget ya masakan gue? Sampe mas Firhan makan sebanyak itu.

"Iya Shil enak banget soalnya. Tapi lain kali kalo masak cobain dulu ya..." mending go food aja dah gue mah.

"Iya mas." Sebenarnya Shila agak sedikit tidak menyangka makanannya akan enak, tapi Shila tetap senang sekali dipuji seperti itu oleh Firhan.

"Saya ke atas duluan ya." pamit Firhan kepada Shila yang hanya dijawab anggukan olehnya. (Keknya Firhan nyampe di atas langsung ngibrit ke kamar mandi buat muntah)

***

Firhan dan Shila sudah siap untuk tidur. Tapi Shila jadi kepikiran lagi apa kata teman-temannya tadi di sekolah.

Shila melihat ke arah Firhan yang sedang membuka laptop.

'Apa gue tanya sekarang ya? Mumpung lagi pas juga waktunya. Tapi gue takut sama jawabannya mas Firhan. Kalo ternyata dia punya cewek lain gimana? Tapi gak mungkin, tapi bisa aja mungkin. Oke Shila tenang, mending gue tanya, biar pasti. Dari pada gue mikir yang engga-engga'kan.' Shila bergulat dengan pikirannya. Akhirnya ia memutuskan untuk bertanya.

"Mas.. "

***

Vote & comment ❤

Assalamualaikum Calon Pilot [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang