PART 17

13.1K 773 2
                                    

Pagi ini Shila sudah siap dengan seragamnya yang masih dibalut dengan hoodie Firhan. Sebenarnya Firhan sudah mengusulkan untuk membeli baju seragam baru saja tapi Shila menolak, sayang katanya sebentar lagi juga akan lulus.

Kelihatannya hari ini Shila sedang tidak bersemangat untuk sekolah. (Tiap hari si Shila mah kagak semangat). Karena ia malas diintrogasi oleh Ailsya dan Aletta. Semua ini gara-gara Firhan jadi dia'kan yang ribet. Apalagi sahabatnya itu sangat heboh, terutama Ailsya.

Bisa saja Shila tidak masuk sekolah, toh sekolah pun sudah bebas, tapi pasti ia akan diteror oleh Ailsya dan Aletta. Dan berujung mereka yang mendatangi rumahnya. Percuma, jadi lebih baik ia sekolah.

Firhan sedang memanaskan mobilnya terlebih dahulu dan Shila sedang memakai sepatunya. Setelah beres dengan sepatunya Shila menghampiri Firhan dan langsung masuk ke dalam mobil.

Mobil melaju keluar rumah. Biasanya selama perjalanan Shila akan berbicara tentang apapun itu. Tapi kali ini tidak, dia hanya diam dengan wajah ditekuk. Firhan yang aneh melihat Shila diam pun angkat suara.

"Tumben gak ngoceh." sindir Firhan.

"Apaan si, udah deh jangan sok peduli." sahut Shila ketus.

"Dih masih ngambek. Nih ya Shil, marah sama suami lebih dari tiga hari itu gak baik." ucap Firhan.

"Biarin, belum tiga hari ini." balas Shila tidak mau kalah.

Firhan menghela nafas panjang.  (Sabar ye Han, si Shila emang gitu anaknya... ngeselin).

"Ya udah saya minta maaf deh." ucap Firhan mengalah.

"Kalo minta maafnya gak tulus mending gak usah." Shila memdelik ke arah Firhan.

"Iya sayang, maaf ya." ucap Firhan sekali lagi dengan nada yang lebih lembut.

Sebenarnya Shila sudah ingin tersenyum kala mendengar kata 'sayang'  yang keluar dari mulut Firhan. Tapi ia tahan supaya rencana ngambeknya tidak gagal.

"Dih apaan si sayang sayang." Shila mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Dan saat itu juga mobilnya berhenti di bahu jalan. Refleks Shila melihat ke arah Firhan lagi.

"Kok berenti? Aku udah telat, cepet jalan lagi." kata Shila tidak sabaran.

Firhan yang tadinya fokus melihat jalan di depannya kini beralih menatap mata Shila lekat. Kedua pasang mata itu saling mengunci. Firhan menggapai tangan Shila untuk digenggamnya.

"Maaf ya." mata teduh itu, membuat Shila tidak tahan untuk terlalu lama marah. Terlalu mubazir untuk diabaikan. Dan entah kenapa kepala Shila mengangguk begitu saja, seperti ada mantra yang menghipnotisnya.

"Makasih." Firhan mengembangkan senyumnya. Ia mulai mendekatkan wajahnya pada Shila. Tidak tau apa yang akan ia lakukan. Tapi matanya terfokus pada satu hal yaitu, bibir merah muda Shila. Naluri Shila mengatakan bahwa ia harus menutup matanya. Beberapa centi lagi wajah mereka akan beradu, lebih tepatnya bibir mereka. Firhan mulai memejamkan matanya juga. Dan hidung keduanya pun bertemu.

Hingga tiba-tiba dering ponsel Shila menghentikan semuanya sebelum Firhan memulainya. Shila mendorong bahu Firhan agar menjauh. Lalu mencari keberadaan ponselnya yang masih berdering itu. Jangan ditanya bagaimana raut Firhan, tampak sangat frustasi.

Ketika Shila menemukan ponselnya, ia melihat tulisan pada layar ponselnya. Ailsya lucnut is calling. Shila mengangkat panggilan telepon itu.

"Hal__" sapaan Shila belum selesai sudah dipotong oleh sang penelpon.

'Shil awas ya lo jangan kabur. Kita udah stanby di depan gerbang. Awas aja sampe lu gak sekolah, gue uber lo kemana pun!' Ailsya memang sadis jika sedang kepo.

Assalamualaikum Calon Pilot [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang