PART 20

13.7K 752 0
                                    

Hari ini Shila dan Firhan berencana untuk kerumah orang tua Shila. Karena kemarin malam Maretha menelpon katanya rindu. Dan kebetulan hari ini weekend dan jadwal mereka kosong.

Firhan sudah siap dengan kaos polos dan celana jeans nya. Sedangkan Shila masih berada di kamar mandi. Tak lama suara shower kamar mandi sudah tidak terdengar yang artinya Shila sudah selesai dengan ritual mandinya.

Shila berjalan ke arah meja riasnya dan mulai mengeringkan rambut juga sedikit menambahkan make up. Firhan mengambil jaket kulitnya untuk melengkapi style nya

Sebelum keluar kamar Firhan bertanya pada Shila. "Mau pake motor atau pake mobil ke rumah mommy nya?"

Shila yang sedang memakai liptint pun menoleh.  "Pake motor emang boleh?" Shila bertanya balik pada Firhan dengan mata penuh harap.

"Ya boleh aja."

"Oke naik motor." Shila langsung menyambar ucapan Firhan.

Firhan keluar kamar menuju garasi untuk memanaskan motornya. Dulu saat Firhan masih SMA dia memang lebih sering memakai motor. Tapi semenjak kejadian itu dia tidak pernah menyentuh motornya lagi. Tapi entah kenapa hari ini Firhan rasanya ingin sekali menaiki motor itu lagi, dengan orang yang berbeda duduk dibelakangnya.

Shila berlari kecil menuju Firhan yang sudah siap diatas motor. "Let's go!" Shila naik ke jok belakang. Memegang bahu Firhan sebagai tumpuan. Ia sudah duduk nyaman dalam boncengan Firhan tapi anehnya motor itu tidak bergerak maju.

"Mas kok gak jalan-jalan sih?" Shila melepaskan pelukannya pada Firhan.

"Naik mobil aja deh, jangan naik motor." Shila mencebikan bibirnya merasa diberi harapan palsu oleh Firhan.

"Udah sih naik motor aja ya plisss. Kenapa sih emangnya?" Shila bingung mengapa Firhan tiba-tiba berubah pikiran padahal tadi dia sendiri yang menawarinya.

"Ya itu kamu, masa naik motor pake dress pendek gitu. Nanti kalo rok nya terbang terbang gimana? Nanti kalo__" belum selesai Firhan berbicara Shila sudah lebih dulu memotong.

"Stop! Bener-bener ya kamu tuh ribet banget. Nanti tinggal aku tutupin sama tas. Ribet dasar. Udah ayo jalan!"

"Kamu gak mau ganti baju dulu gitu?" Firhan masih keukeuh dengan pendiriannya.

"Udah gak usah. Ayo jalan nanti keburu siang, panas." Akhirnya Firhan kalah dan melajukan motornya. Saat ini jam masih menunjukan jam 7.00 pagi. Jadi udaranya masih sejuk.

Shila menyandarkan kepalanya pada panggung Firhan dengan tangan yang melingkar begitu erat di pinggang Firhan. Firhan tersenyum kecil dibalik helm nya.

'Kayaknya Shila orang yang tepat untuk ngilangin rasa takut gue atas kejadian dulu.' batin Firhan seraya melihat Pantulan wajah Shila di kaca spion motornya.

***

Setelah menempuh perjalanan selama 45 menit mereka sampai di kediaman orang tua Shila. Shila turun dari motor dan langsung berlari kedalam rumah.

"Mommy!! Poppy!! Anak kalian yang cantik ini datanggggg!!" Maretha yang sedang ada di dapur pun langsung berlari menghampiri Shila dan memeluknya untuk meluapkan rasa rindu.

"Ya Allah Shil Mommy kangen banget sama kamu." ucap Maretha dengan masih memeluk Shila.

"Huh dulu aja dimarahin mulu kalo di rumah giliran sekarang gak ada di rumah kangen kan." Shila melepaskan pelukan Mommy nya.

"Yaudah sih maaf." mendengar itu Shila memeluk kembali Maretha.

"Apaan si Mom orang becanda ih." Maretha melingkarkan bola matanya malas.

"Oh iya mantu Mommy mana?" tanya Maretha baru menyadari Firhan tidak ada.

"Paling masih di depan." benar saja Firhan baru memasuki pintu depan menuju ke arah mereka.

"Assalamu'alaikum Mom." salam Firhan lalu mencium panggung tangan Maretha.

"Wa'alaikumsalam... Kirain Mommy kamu gak dateng. Yaudah yuk sekarang kita sarapan. Belum sarapan, kan kalian?" Maretha bertanya memastikan tebakannya benar.

"Hehehe belum Mom." jawab Shila nyengir tak berdosa.

Lalu mereka semua menuju meja makan. Sudah ada Reno, Poppy Shila yang menunggu di kursi paling ujung. Maretha membawakan makanan dari dapur ke meja makan dibantu oleh Shila.

Mereka makan dengan tenang tanpa mengeluarkan suara sedikit pun kecuali suara dentingan sendok. Setelah beres sarapan mereka semua berkumpul di ruang keluarga untuk sekedar mengobrol.

"Oh iya Shil gimana kuliah kamu?" Reno mengawali perbincangan mereka.

"Udah beres kok, minggu depan mulai MOS." Shila mejawab dengan santai.

"Kalo pendidikan kamu gimana Han?" tanya Reno beralih pada Firhan.

"Alhamdulillah lancar kok Py. Insyaallah enam bulan lagi selesai." jawab Firhan.

"Wih bentar lagi mantu Mommy jadi pilot dong." Firhan hanya tersenyum menanggapinya.

"Oh iya rencana punya anak kapan?" pertanyaan Maretha itu membuat Shila yang sedang makan keripik tersedak. Firhan menyodorkan gelas berisi orange juice nya pada Shila.

Setelah tenggorokan Shila membaik dia melihat ke arah Firhan, bertatapan bingung bagaimana menjawab pertanyaan Maretha.

'Gimana mau punya anak, bikin aje kagak pernah.' kata hati siapa lagi jika bukan Shila.

"Emm gini Mom, kita nunda punya anak dulu sampe saya lulus. Shila juga kan baru kuliah takutnya akan mengganggu aktivitasnya nanti." apa benar itu alasan sesungguhnya? Shila tidak yakin.

"Oh lama ya. Tapi gapapa deh Mommy ngerti kok." untung saja Maretha bukan tipe orang tua yang sangat menuntut anaknya untuk segera punya anak.

Apakah kalian mencari Satya? Dia masih asrama jadi otomatis tidak ada di rumah. Bertemu Firhan juga jika ada di sekolah saja.

"Poppy sama Mommy pasti berdo'a untuk kebaikan kalian kok." Reno mengelus puncak kepala Shila. Tersadar anaknya sekarang sudah dewasa.

"Shila gak suka bikin ulah kan Han?" tiba-tiba Maretha teringat dengan kelakuan Shila.

"Kok Mommy nanya gitu sih. Aku tuh gak pernah bikin ulah kali. Mana pernah aku gitu." Shila menyambar merasa tidak terima dengan tuduhan Mommy nya itu.

"Halah gak pernah gimana, dulu aja Mommy setiap semester dipanggil guru BK di sekolah kamu." perdebatan ibu dan anak itu terus berlanjut sampai akhirnya Firhan memisahkan keduanya. Padahal Reno sedang menikmati perdebatan itu.

"Nggak kok Mom, Shila gak bikin ulah... " cuma agak keras kepala aja dikit. Lanjut Firhan dalam hati.

"Tuh kan. Mommy sih gak percayaan sama anaknya sendiri juga." Shila menjulurkan lidahnya untuk meledek sang Mommy.

Tak terasa waktu sudah sore. Shila dan Firhan harus segera pulang ke rumah. Mereka sangat menikmati weekend di sini. Sederhana tapi menyenangkan.

Mereka pamit pada Reno dan Maretha. Firhan melajukan motornya semakin menjauh dari pekarangan rumah orang tua Shila.

***

Vote & comment ❤





Assalamualaikum Calon Pilot [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang