Happy reading
~~~~Awan-awan bergerak, sang surya perlahan tenggelam dan langit sudah berubah warna menjadi jingga keemasan dengan gradasi ungu violet yang sangat cantik.
Waktu begitu cepat berlalu, sampai Ayna tak sadar sudah berapa lama ia berada di alam mimpinya.
Perlahan-lahan, mata cantik Ayna terbuka. Tampak beberapa orang terkejut dan langsung mendekati Ayna.
"Ayna," panggil Adnan dengan nada suara yang terdengar sangat cemas.
Ayna mengerjapkan matanya beberapa kali dan ia melihat sekelilingnya.
"Hmmm jadi tadi cuman mimpi," ucap Ayna dalam hatinya."Ayna, apa ada yang sakit?" tanya Hans.
Ayna hanya menggelengkan kepalanya, ia tidak merasakan sakit seperti tadi.
"Ini jam berapa?" tanya Ayna.
Adnan melihat jam tangan miliknya. "45 menit lagi, jam 6. Memangnya kenapa Ayna?"
Ayna menggerakan tubuhnya untuk bangun dari tempat tidur, tapi ia ditahan oleh Adnan.
"Kamu mau ke mana?" tanya Adnan.
Ayna berusaha untuk bangun lagi. "Saya harus pulang Pak, malam ini ada acara buat kakak saya."
"Tapi kamu baru sadar Ayna. Enggak mungkin langsung pulang," jelas Adnan dengan sabar.
Bukan Ayna namanya jika ia tidak membantah perkataan Adnan. "Pak, orang tua saya pasti khawatir dan nyariin saya. Saya mau pulang!"
Sungguh keras kepala, untuk urusan berdebat dengan Adnan ... Aynalah juaranya. Adnan tidak mungkin melarang Ayna untuk pulang, jadi mau tidak mau Adnanlah yang kali ini harus mengalah pada Ayna.
"Ya udah saya anterin kamu pulang," ucap Adnan lalu menggendong tubuh Ayna ala bridal style.
Tidak membantah, justru Ayna merasa begitu nyaman dalam posisi seperti ini. Lagi pula ia juga sedang malas berdebat lagi dengan Adnan.
Hans dan Zen yang melihat mereka keluar dari kamar seperti itu, hanya bisa mengelus dada.
"Enak kalik ya punya pasangan," ujar Zen.
"Coba kalau Ayna tuh punya saudara cewek ... pasti sebelas dua belas cantiknya," lanjut Zen.
"Makanya cari sana, jangan inget mantan terus. Move on dong," timpal Hans.
"Ehh Onta! Lu lupa apa ... lu juga jomblo tau," cibir Zen sembari mengikuti Hans yang sudah berjalan keluar lebih dulu.
Ketika Hans dan Zen sudah berada di teras, mereka melihat Adnan yang sedang duduk di salah satu kursi dan masih setia menggendong tubuh Ayna.
"Loh, belom pulang?" tanya Zen.
"Nunggu Sera, gue enggak mungkin buat nyetir dalam keadaan Ayna kayak gini," jelas Adnan sembari memperhatikan wajah manis Ayna yang sedang terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Call My Name
RomanceAwalnya dia mengejarku, tapi seketika ia berubah menjadi orang menyebalkan dan pemaksa. "Aku akan terus membuatmu jatuh cinta kepadaku" - Adnan Adipramana "Silahkan ...." - Ayna Azkayra Rank #2 Dark Story (13092021) Rank #4 Mafia (17072021) Rank #1...