Part 15.

567 91 2
                                    

Happy reading
~~~~

Ayna's POV

Panasnya terik matahari mulai terasa dari sela-sela hordeng kamarku dan ya ... cuacanya cukup bersahabat.

Kuraih handphoneku yang berada di atas meja tepat di samping tempat tidurku. Kemudian kulihat ada beberapa notif pesan yang masuk dan salah satunya dari seseorang yang cukup menggangguku belakangan ini, ralat hampir setiap hari.

Dosen Adnan
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Kerjakan tugas yang sudah dikirimkan lewat email
Nanti langsung dikumpul

Iya, kamu udah berangkat?

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Terlihat sangat jelas bahwa Adnan sudah membaca pesanku dan ... nihil, hanya dibaca.
"Dasar Om-Om nyebelin, bukannya dibales."

Aku segara bangkit dari tempat tidurku dan menuju kamar mandi karena pagi ini adalah hari terakhir kuliah sebelum memasuki masa ujian.

Tidak butuh waktu lama untukku berada dalam kamar mandi, mungkin sekitar 40 menit. Setelah itu aku bergegas keluar dan bersiap-siap.

Kuhidupkan lagu dari handphoneku dengan volume yang lumayan keras. That's right, bisa dibilang ini adalah kebiasaanku saat bersiap-siap dan itu sangat bagus untuk suasana hatiku.

Sedikit kupakai make up hari ini, tidak terlalu tebal dan cukup sederhana. "Oke selesai, waktunya pilih baju."

Kulihat beberapa bajuku yang tergantung di dalam lemari dan pilihanku jatuh pada baju berwarna merah muda yang sederhana dan dipadukan dengan dress berwana senada.

Kulihat beberapa bajuku yang tergantung di dalam lemari dan pilihanku jatuh pada baju berwarna merah muda yang sederhana dan dipadukan dengan dress berwana senada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah lama juga aku enggak pakai baju ini."

Setelah kurasa semuanya selesai, aku melangkahkan kaki untuk keluar kamar dan menuju meja makan.

Author's POV

"Pagi Ayah ... Bunda," sapa Ayna pada kedua orang tuanya.

"Pagi Sayang."

Ayna melihat dua kursi di depannya kosong, ia mencoba melihat kiri dan kanan tapi tidak terlihat juga. "Bun, Kakak sama Abang kemana?"

"Kakak pergi ke kampus katanya harus ketemu dosen. Kalau abangmu lagi lari pagi," jelas Bunda sembari meletakkan sarapan pada piring Ayna.

"Pantes enggak ada suara ribut," sahut Ayna yang langsung disambut ayah dan bundanya dengan suara tawa ringan.

"Kamu nih ada-ada aja. Hmmm Dek, kamu pergi bareng Ayah aja."

"Enggak usah Yah, Adek nanti pesen ojek online aja sekalian ada yang mau dibeli."

Sebenarnya itu hanya alasan Ayna, karena ia tau betul jika ayahnya yang mengantarnya ke kampus sudah pasti ayahnya akan telat bekerja.

Call My NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang