Happy reading
~~~~"Mau turun enggak?" tanya Adnan ketika mereka sudah sampai di rumah orang tua Ayna.
Ayna tidak menjawab pertanyaan Adnan, ia masih cukup terkejut dengan kejadian yang baru saja terjadi.
"Hei," panggil Adnan.
Ayna menoleh ke kanan dan Adnan terkejut melihat Ayna sudah meneteskan air matanya. Dengan lembut Adnan membawa Ayna ke dalam dekapannya. "Maafin saya, Ayna."
"Hiks hiks." Suara tangisan Ayna mulai terdengar.
Adnan sangat paham jika saat ini Ayna begitu ketakutan.
"Kamu takut?" tanya Adnan untuk memastikan.
Ayna tidak menjawab pertanyaan Adnan, ia hanya mengangguk kecil.
"Mau saya gendong?" tanya Adnan dengan begitu lembut.
Ayna langsung melepaskan pelukannya pada Adnan. "Bapak nihh emang selalu gombal kayak gini ya?"
"Hahaha kok gombal. Saya cuman mau bantu kamu," jawab Adnan.
Pipi Ayna merah merona, ia tidak bisa menyembunyikan rasa malunya. "Saya bisa turun sendiri, Pak."
Sangat sulit, entah kenapa seat belt yang digunakan Ayna tidak bisa dilepas.
"Ihh kok susah sih," keluh Ayna yang mulai panik.
Adnan yang melihatnya tertawa. "Mau dibantuin?"
"Enggak, saya bisa sendiri."
Masih terus berusaha, Ayna tidak menyerah untuk melepaskan seat beltnya sendiri.
"Sini Sayang aku bantuin," ucap Adnan lembut.
"Sayang sayang, saya bukan pacar Bapak. Jadi jangan panggil saya begitu," protes Ayna tanpa mengalihkan pandangannya pada seat beltnya.
Adnan tertawa kecil. "Kenapa emang?"
Dengan begitu polosnya Ayna mengutarakan isi hatinya. "Ya bapak kan enggak pernah nembak saya."
Deg!
"Astaga Ayna, kenapa keceplosan sih. Ihhhh kan jadi malu," batin Ayna.
"Jadi mau ditembak dulu nih?" tanya Adnan.
Ayna menunduk malu. "Ihhh kata siapa. Kata siapa saya mau ditembak sama Bapak."
"Kamu yakin?" tanya Adnan sekali lagi.
Kesal karena digoda terus oleh Adnan, Ayna pun memasang wajah kesal.
"Tau ahhh, Bapak ngapain sih godain saya terus. Bapak tuh dosen saya loh.""Hmmm karena saya cinta sama kamu, bukan suatu hal yang salah kan?" Jawaban Adnan begitu mudahnya membuat Ayna membeku di tempat.
Adnan mempersempit jarak mereka, lebih mendekatkan wajahnya pada wajah Ayna.
"Bagaimana kalau besok kita nikah, bukan sebagai dosen ataupun pacar tapi sebagai suami kamu."Mata Ayna terbelalak, ia tak menyangka jika kalimat itu keluar dari mulut Adnan.
Cup!
Kecupan singkat mengenai pipi Ayna. "Saya tunggu jawaban kamu ya."
Ayna tidak bisa mencerna ucapan Adnan, tubuhnya masih membeku dengan perlakuan Adnan barusan.
Adnan yang tahu akan hal itu, langsung membantu Ayna melepaskan seat beltnya.
"Kamu makin cantik kalau lagi salah tingkah."Tidak menghiraukan ucapan Adnan, Ayna langsung melangkah keluar dari mobil Adnan dan masuk ke dalam rumah.
"Dasar anak kecil tapi kenapa bisa dia gemesin banget kayak gitu," ujar Adnan yang tidak berhenti tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Call My Name
RomanceAwalnya dia mengejarku, tapi seketika ia berubah menjadi orang menyebalkan dan pemaksa. "Aku akan terus membuatmu jatuh cinta kepadaku" - Adnan Adipramana "Silahkan ...." - Ayna Azkayra Rank #2 Dark Story (13092021) Rank #4 Mafia (17072021) Rank #1...