Happy reading
~~~~~Tetapi sebelum Caca jatuh menyentuh lantai, ia sudah ditangkap terlebih dahulu oleh Adrian.
Jantung Caca berdebar lebih kuat dari biasanya, tatapannya tak lepas dari Adrian.
Ayna yang belum menyadari tatapan dua orang yang ada dihadapannya, menghela napas dengan lega. Ia tidak bisa membayangkan jika Caca tidak ditangkap oleh kakaknya.
"Untung ada kakak," ucap Ayna.Tidak ada yang merespon ucapan Ayna dan itu membuat Ayna tersadar.
"Kok bau-baunya saling suka?" batin Ayna dan tersenyum.Posisi Adrian dan Caca masih sama, Ayna bisa melihat tatapan Caca seperti berbeda melihat kakaknya. Tentu saja, siapa pun akan terpikat melihat ketampanan Adrian yang bisa dibilang di atas rata-rata dan Ayna mengakui hal itu.
"Lama banget liat-liatannya," ucap Ayna sembari tertawa kecil.
Mendengar ucapan Ayna, Adrian segera menurunkan Caca dari gendongannya dan Caca pun segera merapikan bajunya.
"Ckckckck, enggak usah pada tegang gitu kalik mukanya. Biasa aja loh, sampai pada merah gitu," ucap Ayna untuk menggoda kakak dan sahabatnya.
"Apaan sih Ay," ujar Caca dengan ekspresi wajah malu.
"Kalau ambil bareng tuh hati-hati," ucap Adrian sembari mengambil kotak yang ada di atas lemari.
Ayna tersenyum, ia tahu kakaknya yang satu ini tidak akan mudah berekspresi walau jatuh cinta sekalipun. "Iya iya, kakakku yang bawel. Makasih loh udah bantuin buat ambil kotaknya."
"Iya sama-sama," ujar Adrian singkat sembari memberikan kotaknya pada Ayna.
"Terus Kakak mau ngapain ke kamar aku?" tanya Ayna.
Adrian menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal sama sekali. "Ehhh, hmmm tadi Kakak cuman mau bilang disuruh Bnda makan. Iya ... itu makan."
Terlihat jelas jika Adrian sekarang sedang gugup dan Ayna tahu akan hal itu.
"Ya udah nanti kita turun Kak," sahut Ayna.
Adrian pun segara keluar dari kamar adiknya tanpa melihat wajah Caca.
"Cie ... kayaknya ada yang lagi jatuh cinta nih," ejek Ayna.
"Si-Siapa? Gu-gue? Enggak mungkin gue jatuh cinta sama kakak lo," jawab Caca dengan gugup.
Ayna tersenyum jahil. "Emang gue bilang lo yang jatuh cinta? Orang gue enggak ada sebutin nama juga."
BOOM!
Kalimat itu seperti menjebak Caca. "Udah ahhh, ayo makan. Nanti dimarahin Bunda lagi. Kadonya nanti aja bukanya."
Tentu saja Ayna menuruti perkataan sahabatnya itu tetapi Ayna tidak akan berhenti untuk menggoda Caca karena itu sangat menyenangkan bagi Ayna. "Ahhh masa sih"
"Ihhh, apa sih Ay."
"Yakin nih?"
~~~~~
Jauh di tempat lain, sosok pria sedang menatap keluar jendela kamarnya. Ia seperti kehilangan jiwanya. "Apa aku bisa?"
"Bisa dong," jawab Fiona.
"Kakak ngapain ngelamun enggak jelas?" tanya Fiona sembari membawa jus kesukaan kakaknya.
Adnan tersenyum tipis lalu mengambil jus yang ada di tangan adiknya. "Hmmm Kakak cuman enggak yakin sama janji kakak sendiri."
Fiona berdiri di samping Adnan. "Kakak udah bertahun-tahun loh nyelidikin kasus Kak Aldwin, masa sekarang mau nyerah gitu aja. Kita harus cari keadilan buat Kak Aldwin, kakak sendiri kan yang bilang kita harus penjarain orang yang udah bikin Kak Aldwin meninggal."

KAMU SEDANG MEMBACA
Call My Name
RomanceAwalnya dia mengejarku, tapi seketika ia berubah menjadi orang menyebalkan dan pemaksa. "Aku akan terus membuatmu jatuh cinta kepadaku" - Adnan Adipramana "Silahkan ...." - Ayna Azkayra Rank #2 Dark Story (13092021) Rank #4 Mafia (17072021) Rank #1...