Part. 48

86 14 7
                                    

Happy reading
~~~~

"Hai ketemu lagi kita."

"Ohhh kamu lagi," ujar Ayna tersenyum.

Akhirnya Ayna bertemu lagi dengan laki-laki itu, laki-laki yang mengganggu pikirannya.

"Apa aku boleh duduk di sebelah kamu?" tanyanya.

Dengan senyuman manis, Ayna mengangguk tanda setuju.

"Apa aku sedang bermimpi lagi sekarang?" tanya Ayna.

Laki-laki itu tersenyum manis. "Hmmm just a dream."

Tempat yang masih sama, di mana Ayna bermimpi waktu itu. Begitu familiar dan Ayna begitu merasa nyaman.

"Apa aku boleh menanyakan sesuatu?" tanya Ayna.

Laki-laki itu menoleh ke arah Ayna. "Silahkan, aku tau kamu pasti banyak pertanyaan mengenai ini semua."

"Hmmm ... aku pernah ke sini sebelumnya?" tanya Ayna.

"Pernah, bahkan kamu pernah tinggal di sini," jawab laki-laki itu.

Ayna tidak tahu jika ia pernah tinggal di sini, ia tidak merasa memiliki ingatan apa pun tentang tempat ini.

"Serius? Aku enggak pernah ngerasa tinggal di sini tapi hmmm tempat ini begitu familiar," jelas Ayna.

"Apa kamu mau tau salah satu rahasia?" tanya laki-laki itu sembari menatap Ayna dengan intens.

"Apa?" tanya Ayna antusias.

"Adnan punya rahasia dan rahasia itu berkaitan dengan kamu, Ayna,"

"Rahasia? Rahasia apa?" tanya Ayna lagi yang semakin penasaran.

Laki-laki itu hanya tersenyum dan tidak menjawab pertanyaan Ayna. "Nanti kita ketemu lagi ya."

"Hei!! Kamu mau kemana?" tanya Ayna ketika laki-laki itu mulai berjalan menjauh.

Mata Ayna perlahan membuka, mimpi. Ternyata hanya mimpi, mimpi seperti apa ini. Kenapa semuanya berkelanjutan.

"Gimana Ay? Enak tidurnya?" tanya Caca yang duduk di samping ranjang Ayna.

Ayna hanya mengangguk ketika menjawab pertanyaan Caca. Ia melihat sekeliling ruang inapnya. Sudah ada keluarganya dan keluarga Adnan juga.

"Kok rame banget sihh?" tanya Ayna.

"Namanya jenguk orang sakit Ay. Lagian emang lo mau sendirian di sini," sahut Rea yang ikut duduk di kasur inap Ayna.

"Sayang," panggil bunda Ayna ketika melihat anaknya yang sudah bangun lalu menghampirinya.

"Hmm Bunda," sahut Ayna.

"Kamu mau makan apa Sayang?" tanya bunda Ayna.

Ayna tidak ada nafsu untuk makan. Ia terus memikirkan perkataan laki-laki yang ada di dalam mimpinya.

"Kamu kenapa Sayang? Apa ada yang sakit?" tanya bunda Ayna khawatir sembari mengelus rambut Ayna.

"Hmm enggak apa-apa kok Bunda," jawab Ayna pelan.

"Ya udah, tadi kamu udah dibuatin makanan sama Zen. Nanti kamu makan ya," ujar bunda Ayna.

Ayna melihat orang-orang di ruangan ini, mereka bercanda dan tertawa bahagia bersama. Tapi entah kenapa, ia merasa pikirannya bukan di sini.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa semuanya menjadi semakin rumit. Apa ada sesuatu yang gue lupain? Laki-laki di foto itu, Pak Adnan, Hasan, sepupu Hasan, dan rumah tua yang pernah gue datengin sama Pak Adnan." batin Ayna.

Call My NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang