Eps 9.

637 116 5
                                    

Happy reading
~~~

"Karna sekarang kamu adalah milik saya."

Mata Ayna terbelalak mendengar ucapan Adnan. "Bapak udah gila!!"

"Saya serius dengan ucapan saya, Ayna."

Tanpa menjelaskan apa pun, Adnan segera melajukan mobilnya dengan perlahan.

"Bapak udah enggak waras ya? Atau lagi mabuk."

"100% sadar Ayna."

"Serah Bapak deh, intinya saya enggak mau."

"Suatu saat kamu pasti mau." Sangat begitu percaya diri, Adnan mengatakannya dengan mengedipkan salah satu matanya kepada Ayna dan tersenyum.

"Dasar, enggak waras."

Setelah melintasi kemacetan yang cukup melelahkan, akhirnya mereka berdua berhenti di salah satu toko kecil.

"Loh kok berenti Pak?"

"Kamu turun, saya enggak mau ada yang lihat kita turun dari mobil yang sama."

"Tapi masih lumayan jauh, Pak."

"5 menit jalan kaki Ayna. Turun," pinta Adnan.

Dengan geram Ayna melepas safety beltnya. "Makasih Bapak Adnan atas tumpangannya!"

Ayna turun dan mulai melangkah pergi, tapi ia tidak tahu jika Adnan sekarang sedang menahan tawa melihat ekspresi lucu Ayna.

~~~

Berbagai sumpah serapah telah Ayna keluarkan sepanjang jalan menuju kampusnya, bahkan ia berjalan tidak memperhatikan sekitarnya.

"Dasar dosen jelek, tua, nyebelin lagi!! Bisa-bisanya dia nurunin gue di pinggir jalan. Itu yang dia bilang gue milik dia. Ehh!! Awas ya dosen nyebelin." keluh Ayna dalam hatinya.

Saat Ayna sedang berjalan, langkahnya terhenti. Ada seseorang yang menarik pelan tasnya. "Ayna."

Dengan ekspresi datar Ayna menoleh ke arah belakang. Ayna tak begitu terkejut. Di hadapannya kini terdapat laki-laki dengan membawa sebuah kotak. "Aku bawain sarapan buat kamu."

Karena tidak mendapatkan respon apa pun, laki-laki itu menjadi gugup dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Hmm aku harap kamu suka, ini buatan aku sendiri."

"Makasih, Kak Rama."

Tanpa basa-basi Ayna mengambil kotak makanan itu dan meninggalkan Rama, salah satu laki-laki yang menyukai Ayna. Bahkan ia sering memperhatikan Ayna tapi itu tidak bisa membuat Ayna melihatnya.

Sesampainya di kelas, Ayna langsung menuju kursinya dan membanting tasnya di atas meja.

"Astaga, lo kenapa lagi sih?" tanya Caca yang cuku terkejut dengan kedatangan Ayna.

"Enggak apa-apa."

"Hahaha paling si Ay kesel lagi sama cewek-cewek centil yang godain kakaknya," sahut Eja.

"Bukan, pokoknya gue kesel."

"Ya masa kesel tanpa sebab Ay. Kenapa? Lo digangguin sama cowok mana lagi?" tanya Rea padanya.

Call My NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang