02

89.9K 5.4K 359
                                    

Johan menunggu Dean di dekat taman terdekat, dia menunggu Dean pulang sekolah karena keduanya sudah terikat perjanjian tak tertulis.

"Silahkan tuan" supir Johan membuka pintu mobil belakang untuk Dean.

Dean masuk ke dalam mobil, dia duduk di sebelah Johan yang saat ini terlihat sibuk melihat layar tabletnya.

Beberapa saat kemudian, mobil Johan melaju pergi. Johan membawa Dean ke rumah mewahnya.

Saat tiba, Johan dan Dean di sambut anak kecil perempuan yang kemungkinan berusia 6 tahun.

"Papa!" Katanya berlari kearah Johan, dia memeluk kaki Johan erat dengan senyuman lebar.

"Bagaimana belajar mu sayang ?" Tanya Johan seraya mengusap lembut pipi kanan anak kecil ini.

"Hm! Hari ini Tania belajar membaca!"

"Itu bagus, anak papa sangat pintar"

"Hehe.." anak kecil tadi tersenyum lebar, tapi sesaat kemudian matanya beralih pada Dean yang berdiri di belakang Johan.

"Kakak ini siapa ?!" Anak kecil bernama Tania tadi berlari kecil kearah Dean lalu menatap Dean dengan wajah penasaran.

Dean tersenyum melihat wajah cantik Tania, dia sangat mirip dengan Johan.

"Halo.." Dean berjongkok di hadapan Tania.
".. nama kakak Dean, nama mu siapa ?" Tanya Dean.

Melihat sikap ramah Dean, Tania langsung bersemangat.

"Tania! Nama ku Tania.. apa kakak ini bermain bersama Tania papa?!" Tanya Tania seraya menarik lengan jaket Dean.

Johan tersenyum lalu menyentuh pundak Tania.
"Tidak hari ini, papa dan kak Dean sibuk.. jadi Tania bermain bersama bu guru dulu ya"

Wajah Tania terlihat sedih.
Dean yang melihat wajah cemberut Tania langsung mengusap lembut rambut Tania.

"Nanti kita main ya kalau kakak mampir lagi"

"Eh! Benarkah ?!"

"Hm" Dean mengangguk.

"Yey!" Tania terlihat senang.

"Kak Dean nanti main dengan Tania...jadi Tania belajar dulu, lihat.. bu guru sudah menunggu" kata Johan memberi kode agar guru private Tania membawanya pergi.

Guru Tania yang mengerti langsung mengajak Tania belajar lagi setelah Tania meminta Dean berjanji bermain bersamanya lain waktu.

Setelah lepas dari Tania, Johan membawa Dean masuk ke kamarnya.

Saat keduanya masuk ke dalam kamar, Dean terkagum-kagum melihat kamar mewah Johan.

"Maaf putri ku membuat kamu merasa tidak nyaman" kata Johan seraya melepaskan dasi juga jas kerjanya.

"Ti-tidak apa-apa pak, kebetulan aku suka anak-anak.. mereka terlihat lucu" kata Dean dengan senyum manisnya.

Johan yang melihat senyuman Dean langsung menghela nafasnya, dia berjalan kearah Dean lalu menarik dagu Dean agar melihat mata Johan.

"Apa kamu mau menjadi anak angkat ku ?"

"Eh ? Apa ?" Dean tersenyum kaku.

"Kamu bisa bermain bersama Tania dan.." Johan menarik dasi Dean lalu mengecup dasi Dean dengan tatapan menggodanya.

".. bisa bermain bersama ku juga"

Glup.
Dean menelan salivanya berat, sejujurnya Dean sangat takut sekarang tapi ini cara tercepat agar dia bisa mendapatkan banyak uang.

Dean mengepalkan kedua tangannya.
"Untuk menjadi anak angkat, ku rasa itu sedikit sulit pak.. le-lebih baik kita jalani seperti ini saja karena aku masih punya ibu" kata Dean.

Johan melepas dasi Dean.
"Ah, kamu benar.. tapi.." Johan menyentuh bibir Dean.

".. aku ingin kamu memanggil ku papa"

Dean semakin erat mengepalkan kedua tangannya.
"Aku akan memanggil anda 'papa' pak kalau anda menginginkan hal itu.. ta-tapi saat hanya kita berdua saja"

Blush.
Semburat merah muda terlihat jelas di kedua pipi Dean.

Johan tersenyum.
"Cobalah, panggil aku papa" Johan menekan-nekan bibir bawah Dean.

Dean menyentuh tangan Johan.
"Papa" katanya seraya mengigit pelan ibu jari Johan.

"Heh.." Johan tersenyum senang, ternyata dia tidak salah memilih Dean. Dean juga terlihat bisa masuk dalam permainan ini.

".. sekali lagi" Johan mendorong jarinya masuk ke dalam mulut Dean.

"Pahpa..Mmm.."

"Lagi" Johan mendekatkan wajahnya.

"Pa-Mnn..~" Johan melumat bibir Dean.

Dean tidak pernah berciuman sebelumnya, tapi dia mengikuti cara Johan.

Merasa Dean membalas ciumannya, Johan melepas pangutan bibir keduanya.

"Kamu cukup lihai Dean, apa ini bukan pengalaman pertama mu ?" Tanya Johan.

Dean mengelengkan kepalanya.
"Ini pengalaman pertama ku, dan ini ciuman pertama ku"

Johan baru sadar sesuatu.
"Ah, kamu meniru ku" seringai terlihat jelas di bibir Johan.

Johan menyentuh pinggang Dean.
"Kalau begitu.. apa kamu siap untuk pelajaran selanjutnya ?" Tanya Johan yang mendapat anggukan singkat dari Dean.

"Bagus, itu yang ku suka dari mu"

.
.

Bersambung ...

(Tamat) Come to Papa (BL 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang