27 (End)

66.1K 3.2K 147
                                    

Dean melingkarkan kedua tangannya di leher Johan, sudah cukup lama dia tidak merasakan sentuhan dari Johan.

"Mm.. Mng-Ah.. hah.." benang saliva terlihat keluar bersama lidah Johan.

Johan mengusap pelan bibir bawah Dean.
"Kamu tau, papa sangat merindukan mu sayang.."

"Mm~" Johan menekan-nekan bibir Dean.
".. berjanjilah kamu tidak akan kabur lagi, hm ?"

Dean menyentuh tangan Johan lalu mengecup pergelangan tangannya.
"Aku janji papa" kata Dean dengan tatapan mata sayu.

Kedua tangan Johan beralih mengengam tangan Dean di dekat kepalanya.

Johan kembali melumat bibir Dean.
Keduanya larut dalam ciuman manis, Dean terbuai dengan perhatian yang Johan berikan padanya.

Johan juga membantu Dean membersihkan holenya di kamar mandi sebelum keduanya berhubungan intim.

Setelah selesai, Johan mengendong Dean kembali ke atas kasur.
Tangan Johan bergerak turun menyentuh bibir hole Dean.

"Sudah cukup lama, apa kamu bermain dengan hole mu saat jauh dari ku ?" Bisik Johan tepat di telinga Dean.

"Mm," Dean mengelengkan kepalanya.
".. aku tidak terbiasa menyentuh diri ku sendiri"

Johan tersenyum senang.
"Apa kamu suka kalau papa yang menyentuh mu sayang ?"

Dean mengangguk pelan.
"Aku suka papa"

Perlahan Johan mengecup bibir Dean lalu turun ke dadanya.
"Ah!" Dean meremas rambut Johan, dia melumat nipple Dean bergantian.

Johan membuka kaki Dean lalu mendorong dua jarinya.
"Aahh! Mngg!" Dean mengigit bibirnya merasakan jari Johan menerobos masuk.

"Kita sudah membuka hole mu di kamar mandi tadi.." Johan mengecup dada Dean.

".. apa papa boleh langsung masuk ?"

Dean menyentuh wajah Johan.
"Hm" Dean mengangguk pelan. Johan menarik jarinya keluar dari hole Dean.

Dia menjauh sedikit dari Dean lalu mengambil kotak kondom dari laci meja dekat kasur.

"Hah.." Johan mengocok pelan p*nisnya sebelum dia pasang pengaman.

Dia menatap Dean yang sekarang terbaring pasrah di bawahnya dengan kedua kaki terbuka lebar.

".. kesayangan ku" gumam Johan pelan, dia mengambil satu bungkus kondom lalu merobeknya dengan gigi.

Blush!
Kedua pipi Dean memerah.
Johan terlihat sangat seksi saat melakukan hal barusan.

Johan memasang pengaman tadi kemudian mendorong satu kaki Dean kearah depan.

Johan mengarahkan miliknya di depan bibir hole Dean.

Glup.
Dean menelan salivanya berat.

Johan melihat wajah Dean.
"Papa masuk ya" kata Johan dengan senyum kecil.

Dean mengangguk mengiyakan kata-kata Johan barusan.
Mendapat ijin, Johan langsung mendorong p*nisnya masuk.

"Argh!" Dean meremas seprei kasur, rasanya sedikit sakit karena keduanya cukup lama tidak berhubungan intim.

"Ssstt...tidak apa-apa" Johan mengecup dahi Dean, dia menarik kedua tangan Dean agar melingkar di lehernya.

"Kamu akan menikmatinya segera..Mm~" Johan mencium bibir Dean.

Push!

"Hanggg!!!" Dean mengerutkan alisnya saat Johan dengan sekali sentak berhasil masuk sepenuhnya.

"Mngg! Ah-Hahh.. Fuahh... ahh..! Ah!" Saat bibir keduanya lepas pun Johan langsung bergerak dengan tempo sedang.

Tangan Dean beralih meremas bantal.
Walau pun sakit, entah kenapa Dean menikmatinya.

"Hah.. ah.. " Johan meremas kedua kaki Dean lalu mulai bergerak dengan tempo cepat.

"Uah-Ahh!! Ah! Aahh!! Ha-Mngg!" Dean mengigit bibirnya.

Akibat sudah sering berhubungan intim dengan Dean, Johan sudah hafal titik mana saja yang membuat Dean merasakan kenikmat yang luar biasa.

"Aahh!! Papa! Ak-aku mau keluar!! Aahh!!" Dean meremas seprei kasur, kedua kakinya merapat mencoba menahan klimaks tapi dia gagal.

"Uahh!!" Cairan kental keluar membasahi perut Dean.

"Ah...Ah!" Sesaat Johan membiarkan Dean klimaks dulu tapi setelahnya Johan kembali bergerak menghantam hole Dean.

Desahan terdengar dari kamar Johan, para pelayan sudah terbiasa mendengar orang tua dan anak angkat ini berhubungan intim tapi mereka memilih tutup mulut.

Keesokan harinya Dean bangun dari tidur, tidak seperti dulu. Dean bangun dengan senyum bahagia, walau pun tubuhnya terasa sedikit sakit di beberapa bagian tapi kali ini rasanya berbeda.

"Pagi sayang" sapa Johan saat melihat Dean menatap wajah Johan di pagi hari.

"Pagi papa" jawab Dean.

Johan mendekat lalu mengecup singkat dahi Dean.
"Kita mandi dulu ya, trus sarapan.. nanti papa antar kamu ke kampus"

"Hm!" Dean mengangguk dengan senyuman.

.
.

"Pagi papa, pagi kak Dean !" Sapa Tania yang sudah menunggu keduanya di depan kamar Johan.

"Pagi Tania" sapa Dean balik.

"Pagi sayang" Johan mengendong Tania.

"Kita sarapan dulu ya"

"Hm, kak Dean.. nanti main dengan Tania !"

Dean mengusap lembut rambut Tania.
"Iya, nanti sepulang dari kampus ya.. hari ini kakak ada UTS"

"Oke!"

Dean dan Johan terkekeh pelan melihat tingkah lucu Tania.

Dean menyentuh kelingking Johan saat ketiganya berjalan kearah meja makan. Johan melirik Dean dengan senyuman, dia langsung mengaitkan jarinya dengan Dean.

Hanya dengan perlakuan kecil seperti ini saja Dean sudah merasa senang. Dean memahami, komunikasi sangat penting untuk sebuah hubungan.

Walau pun bagi orang lain hubungan ini sangat tidak wajar tapi Dean mencintai Johan karena hanya Johan lah satu-satunya keluarga yang Dean punya dan hanya Johan yang menemani Dean saat dia berada di masa sulitnya.

Semua ini tidak mudah.
Dulu Dean masuk ke kandang singa ini karena terpaksa, sekarang Dean merasa kandang ini lah rumahnya.

Dan sang singa sudah mulai jinak walau pun Dean tau semua perlu proses tidak akan terjadi hanya dalam satu malam agar sang singa sepenuhnya menjadi milik Dean.

.
.

Tamat.

.
.

Hai, terima kasih sudah mengikuti cerita 'Come to Papa'. Cerita ini pernah kena report jadi Flo tulis ulang..
Untuk cerita Frans, kemungkinan tidak akan Flo buat karena Flo lupa alurnya 😅✌🏼
Sekali lagi terima kasih.
Sampai bertemu di cerita Flo yang lain..babay~

(Tamat) Come to Papa (BL 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang