"Apa yang anda lakukan disini pak ?" Tanya orang tadi yang ternyata Frans.
Johan menarik kasar tangannya, dia menatap Frans tajam.
"Aku datang untuk menjemput putra ku""Tapi tidak dengan cara seperti ini pak Johan, anda sudah merusak apartemen saya"
Johan merogoh kantong celananya mengambil ponsel.
"Katakan, berapa nomor rekening mu ?""Maaf ?"
"Untuk ganti rugi, akan ku transfer uangnya"
Frans menahan tangan Johan.
"Bukan itu yang saya maksud pak.."Frans menatap Dean.
"...apa kamu mau pulang ?" Tanya Frans, Dean segera mengelengkan kepalanya."Anda lihat, Dean tidak mau pulang"
Mendengar apa yang Frans katakan, Johan kembali menarik paksa tangan Dean.
"Bukan urusan mu, dia harus pulang""Akh! Tidak mau! Tangan ku sakit!" Dean meronta.
"Pak! Hentikan ini!" Frans langsung melindungi Dean di belakangnya.
"Anda tidak bisa memaksa Dean kalau dia bilang tidak mau pulang"
Dean meremas baju Frans, dia takut Johan marah tapi ternyata pikiran Dean salah.
Johan berjongkok menatap Dean yang saat ini mengintip dari balik tubuh Frans.
"Dean, tidak kah kamu ingat janji ku pada ibu mu ?"
Dean semakin erat meremas baju Frans.
"Tapi aku tidak mau kembali ke rumah itu" jawab Dean.Johan menghela nafasnya berat.
"Kamu pikir aku tidak khawatir.. aku sudah mencari mu berhari-hari, tidak kah kamu berpikir bagaimana aku dan Tania tanpa diri mu ?"Dean diam mendengar apa yang Johan katakan.
"Dean, aku menyayangi mu .. ku berikan apapun untuk mu, rumah, keluarga bahkan aku menginginkan kamu bisa mengambil alih perusahaan nanti.. tidak kah semua itu cukup membuktikan aku sangat menyayangi mu ?" Tanya Johan.Frans tidak tau apakah kata-kata yang keluar dari mulut Johan tulus adanya atau hanya untuk membujuk Dean pulang.
Dean menatap Johan.
Johan tersenyum kecil.
"Semua hal yang ku lakukan karena aku menyayangi mu Dean, mari bicarakan ini berdua.. hanya antar papa dan putranya, hm ?"Dean diam sesaat.
Melihat Dean diam, Frans menyentuh tangan Dean.
"Kalau kamu tidak mau pulang, tetap lah disini.. ceritakan masalah mu pada ku, aku akan menolong mu" kata Frans menatap Dean serius."Dean.. " Johan mengulurkan tangannya.
".. mari bicarakan ini, papa mohon"Dean tidak tau harus memilih siapa karena ini sangat membingungkan untuk Dean.
"Dean, papa tidak akan melukai perasaan mu lagi.. papa janji"
Sejujurnya Dean mulai menaruh hati pada Johan, tapi sikap Johan kadang membuat Dean lelah. Dean merasa Johan tak lebih hanya menjadikan dia boneka tapi melihat wajah Johan saat ini membuat Dean sedikit percaya dengan kata-kata Johan.
Perlahan Dean mengulurkan tangannya berniat menyentuh tangan Johan tapi Frans langsung meremas lengan Dean.
"Dean, jangan paksakan dirimu.. tetap lah disini"Dean bisa melihat tatapan khawatir dari mata Frans.
Grep!
Johan menarik tangan Dean."Ah!" Dean kembali ke dekapan Johan.
Johan menatap Frans tajam.
"Jangan coba-coba mempengaruhi putra ku, aku berterima kasih kamu mau menampung Dean beberapa hari ini tapi semua itu sudah cukup karena aku akan membawa Dean pulang.. untuk ganti rugi akan segera ku kirim uangnya, jangan khawatir" setelah berkata demikian, Johan melihat wajah Dean dengan senyuman kecil."Dean, mari pulang.. hm" Johan merangkul pundak Dean lalu berjalan keluar dari kamar Frans.
Sebelum keduanya pergi, Dean meminta maaf pada Frans dan akan bicara nanti setelah keadaan membaik.
Frans hanya diam melihat Dean pergi bersama Johan.
"Hah.. apa benar itu pilihan terbaik mu Dean ?" Gumam Frans..
.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
(Tamat) Come to Papa (BL 21+)
RandomDean tidak mampu menolak saat Johan menawarkan diri untuk membantu keuangan Dean. Dean pikir dengan bekerja seperti ini dia akan dengan mudah mendapatkan uang dan membeli apapun yang dia mau juga membantu ibunya yang saat ini bekerja sebagai tukang...