10

56.9K 3.5K 24
                                    

Johan mengantar Dean pulang ke rumah setelah pemakaman ibunya. Johan menawarkan diri untuk menemani Dean tapi Dean menolak, dia ingin sendirian.

Melihat punggung Dean yang terlihat sangat kesepian saat masuk ke dalam kamar, Johan memilih tinggal sebentar walau pun Dean menolak niatan baiknya.

Johan tau melihat-lihat rumah orang lain tanpa ijin adalah tindakan buruk tapi dia hanya ingin memastikan apakah rumah ini layak untuk Dean tinggali seorang diri.

Johan membayangkan dirinya menjadi Dean, melihat rumah yang biasa dia tinggali bersama orang yang Dean sayang mungkin akan menambah tingkat depresi Dean.

Mulai dari ruang tamu, dapur, tempat menjahit dan masih banyak lagi kenangan yang tidak mungkin Dean bisa lupakan begitu saja.

Johan menyentuh mesin jahit ibu Dean.
"Anda seharusnya bisa bertahan lebih lama lagi, putra mu sangat kesepian" gumam Johan membayangkan wajah ibu Dean saat terakhir kali mereka bertemu.

Deg!
Johan langsung teringat kertas yang waktu itu ibu Dean berikan padanya.

Dia merogoh kantong jasnya dan benar saja surat itu sudah terlihat kusam akibat terkena air saat pelayan mencuci pakaian Johan.

"Hah.. mereka tidak memeriksa kantong jas ku sebelum mencuci pakaian" Johan terlihat sedikit kesal saat membuka surat tadi.

Tapi untunglah tulisannya masih bisa Johan baca.
Johan duduk di sofa ruang tamu Dean, dia membaca pesan terakhir dari ibu Dean.

"Sebelumnya aku minta maaf sudah merepotkan mu tuan Johan, aku tau anda sudah banyak membantu Dean.. dan mungkin permintaan ku akan menambah pekerjaan mu.." Johan terlihat serius membaca surat yang dia pegang.

".. ku rasa waktu ku tidaklah banyak, aku hanya ingin menitipkan Dean padamu.. tolong jaga dia. Aku tidak bisa memberikan apapun pada mu sebagai balas budi tapi ku mohon jadilah keluarga untuk Dean tak ada kata yang bisa ku ucapkan selain kata Terima kasih, tolong sampaikan maaf ku pada Dean"

Johan meremas pelan kertas tadi.
Dia senang kalau ibu Dean menitipkan Dean padanya, tapi dia juga merasa bersalah sudah membohongi ibu Dean terkait hubungan mereka berdua.

Dengan hanya bermodal surat peninggalan ibu Dean, Johan mengajukan berkas adopsi.

Johan menyertakan Akta kelahiran Dean sebagai bukti Dean masih belum cukup umur untuk bisa hidup mandiri walau pun dia sudah lulus SMA dan tentunya Dean masih dalam masa-masa berduka.

Dean sangat memerlukan seseorang untuk tempatnya bersandar.

Sempat ada pertentangan dikarenakan Johan bukanlah keluarga dekat Dean, Johan balik bertanya apakah mereka tega membiarkan seorang anak tanpa keluarga hidup seorang diri ?

"Kalaupun keluarganya ada, kenapa mereka tidak menampakan batang hidung untuk membantu Dean ? Apa kalian bersedia bertanggungjawab kalau dia berbuat sesuatu yang buruk seperti bunuh diri ?" Tanya Johan.

"Lebih buruknya, Dean tidak mampu membayar sewa rumahnya sekarang dan menjadi gelandangan.. apa kalian setega itu ?" Lanjut Johan dengan wajah serius.

Semua tim penguji diam saat mendengar pertanyaan balik dari Johan. Mereka saling melempar tatapan satu sama lain.

Sampai akhirnya, Johan diminta untuk menunggu hasil untuk tiga hari. Johan tau dia akan menang karena terlihat jelas tim penguji setuju dengan pendapat Johan.

Dan benar seperti dugaannya, mereka mengabulkan berkas adopsi Johan karena Johan di nilai sangat mampu menjadi orang tua angkat bagi Dean.

Tapi dibalik semua itu.
Hubungan Dean dan Johan menjadi sebuah kesalahpahaman besar antara ayah dan putra angkatnya ini.

Mereka masuk kedalam hubungan yang cukup rumit.

.
.

Bersambung ...

(Tamat) Come to Papa (BL 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang