20

45.7K 2.6K 154
                                    

Derit kasur ruang kesehatan terdengar saat Johan mulai bergerak menghantam hole Dean.

"Mm! Mnn!" Dean berusaha keras menahan suaranya, dia tidak mau orang di luar sana mendengar kegiatan mereka berdua.

"Hah.." Johan menyentuh kedua nipple Dean yang sekarang sudah memerah.

"Ah-Mngg!!" Dean mengigit bibirnya, buliran bening perlahan keluar dari mata Dean.

Dean memang merasakan kenikmatan dari sex keduanya tapi Dean juga takut dan sedih kerena dia tau Johan tidak benar-benar perduli padanya.

Johan hanya menginginkan tubuh Dean, semua yang Johan berikan hanya untuk bisa menikmati tubuh Dean semata, itulah yang Dean pikirkan.

.
.

Johan menarik keluar p*nisnya dari hole Dean, lalu memasukan kondom bekas tadi ke dalam plastik hitam yang sudah dia bawa dari rumah lalu membuangnya di tempat sampah ruang kesehatan.

Johan membantu Dean merapikan pakaian Dean, dia mengusap pelan bibir Dean.

"Kamu bisa berjalan ?" Tanya Johan.

"Hm," Dean mengangguk pelan.

"Kalau begitu, papa pergi duluan ya.. kalau kamu tidak mau mengikuti seminarnya kamu bisa pulang"

Dean meremas seprei kasur.
"Kalau begitu, Dean mau pulang saja papa.. " Dean menatap wajah Johan.

".. aku tidak sanggup duduk lama"

Johan tersenyum kecil.
"Ya sudah,." Johan mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya.

"...pesan taksi ya, papa pulang sore nanti"

"Hm," Dean mengangguk paham.
Johan mengecup singkat dahi Dean lalu beranjak pergi dari ruang kesehatan.

Johan menyuruh Dean membawa pulang benda yang tadinya bersarang di hole Dean.

Saat tiba di rumah, Dean melempar benda tadi kasar.
"Ughh!! Aku membenci mu!" Dean menangis sembari memeluk bantalnya.

Dean tidak tau harus berbuat apa, dia tidak mampu melawan bahkan pergi dari Johan.

Kalaupun dia pergi, Dean tidak tau harus pergi kemana. Dia sudah tidak punya rumah untuk pulang, semua sudah terkubur bersama ibunya.

Setelah hari itu, Johan kembali mengajak Dean melakukannya di tempat lain seperti di dalam mobil, toilet mall, taman dan beberapa tempat publik.

Karena hal itu Dean benar-benar tidak tahan lagi, dia bertengkar dengan Johan. Johan bahkan menyuruh pengasuh Tania untuk tidak membiarkan putrinya keluar kamar untuk sementara waktu.

Dean mengatakan dia sangat lelah dengan apa yang Johan lakukan padanya.

Johan tidak terima karena Johan merasa tidak ada yang salah terlebih Dean juga menikmati apa yang terjadi di antara keduanya.

Emosi yang tak terkendali membuat Dean tidak sengaja menampar wajah Johan, Dean tidak bermaksud melakukan itu dia hanya ingin Johan berhenti bicara.

Johan menyentuh pipinya, seumur hidup tak seorang pun pernah menampar wajah Johan dan Dean orang pertama yang melakukan itu.

"Papa.." suara Dean bergetar.
".. maaf!" Dean mencoba kabur, tapi dengan cepat Johan menahan Dean lalu menghempaskan kasar tubuh Dean keatas kasur.

Dean mencoba melawan dengan memukul bahkan mengigit Johan.
Johan yang sudah terlanjur emosi langsung melayangkan tamparan keras di wajah Dean.

Dean sempat terdiam, pipinya terasa sangat sakit tapi dia kembali melawan mencoba melepaskan diri.

Johan pun tidak mau kalah, keduanya berkelahi hingga akhirnya Dean menyerah yang berakhir membuatnya disetubuhi paksa oleh Johan.

Dean menangis menatap langit-langit kamar Johan, hari itu dia berpikir ingin menyusul ibunya.

.
.

Bersambung ...

(Tamat) Come to Papa (BL 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang