15

49.8K 3K 20
                                    

Mobil mewah masuk ke lingkungan kampus, semua mata tertuju kearah mobil tersebut.

Mereka semakin terkejut saat melihat Johan keluar dari mobil dengan stelan kemeja abu-abu dan celana kain hitamnya.

"Bukan kah itu pak Johan ?"

"Iya! Itu pak Johan.. uah!"

"Gila, dia terlalu keren!"

"Tapi bukankah dia single parent ?"

"Hm, ku dengar dia juga mengangkat seorang putra"

"Wah.. dia luar biasa, tampan, kaya .. anak angkatnya sangat beruntung!"

Beberapa mahasiswa(i) bergossip ria, tapi Johan terlihat tidak perduli. Dean keluar dari mobil dan semakin menjadi buah bibir dari kampus ini.

"Ayo masuk, papa antar kamu ke ruang rektor"

"Hm," Dean mengangguk.

Sepanjang jalan keduanya menjadi pusat perhatian, wajar saja karena sangat jarang Johan berkunjung ke kampus dalam naungan JJ company ini, karena Johan sudah menyerahkan sepenuhnya kampus ini pada sahabatnya rektor dari kampus tersebut.

Johan dan Dean disambut baik oleh rektor, Dean sudah bisa masuk belajar walau pun dia terlambat mendaftar.

Karena kampus ini milik Johan jadi tidak ada tes maupun ujian kelulusan untuk Dean, Rektor hanya meminta data diri Dean untuk melengkapi berkas terlebih peringkat kelulusan Dean membuat rektor kagum.

Dean hampir mendapat nilai sempurna saat ujian kelulusan SMA dulu.

Setelah menyerahkan berkas, Dean berjalan mengikuti beberapa mahasiswa lain. Dia masuk ke kelas dan memilih duduk paling depan karena sejak SMA Dean biasa sendirian tanpa teman.

Karena Dean baru masuk, mahasiswa(i) lain sudah memiliki lingkaran pertemanan mereka sendiri tapi Dean tidak merasa terganggu untuk itu.

Selang beberapa menit kemudian seseorang masuk ke dalam kelas, karena stelan pakaiannya sama seperti mahasiswa lain, mereka mengira orang ini juga mahasiswa tapi entah kenapa dia malah berdiri di depan kelas.

Dia tersenyum.
"Selamat pagi semua" sapanya.

Awalnya mereka tidak terlalu menghiraukan pria aneh ini tapi mereka baru sadar saat dia menulis namanya di papan tulis.

"Nama ku Fransisko Alvian, kalian bisa memanggil ku Frans.. mulai hari ini aku akan mengantikan pak Erik mengajar mata kuliah Komunikasi Bisnis"

"Ehhh!!" Mereka terkejut.

Pria bernama Frans ini terkekeh pelan.
"Kalau ada yang ingin ditanyakan silahkan angkat tangan"

Beberapa mahasiswa(i) mengangkat tangan.
"Iya silahkan" Frans menunjuk salah satu mahasiswi.

"Usia bapak berapa ?!"

"Hm, ada yang bisa menebak ?"

Beberapa mahasiswa(i) menjawab usia Frans.
"30!"

"Salah"

"29!"

"Salah"

"40!"

"Haha...apa aku setua itu ?" Frans melihat wajah-wajah mahasiswa(i)nya dan matanya langsung tertuju kepada Dean.

"Bagaimana dengan mu ? Kamu bisa menebak usia ku ?"

Dean melihat sekitar, orang-orang melihat kearah Dean menanti jawaban yang akan keluar dari mulut Dean.

"Um,." Dean memainkan penanya.
".. ma-maaf kalau saya salah, mungkin 20" kata Dean.

"Ehh.. Tidak mungkin 20" Mereka tidak percaya dengan jawaban Dean, tapi Frans tersenyum lalu kembali berdiri di dekat papan tulis.

"Benar...usia ku 20" Frans menulis angka 20 dipapan tulis.

Semua orang terkejut termasuk Dean.
"Ehhhh!! Tidak mungkin!!" Mereka bukannya tidak percaya dengan usia Frans tapi tidak percaya kalau Frans seorang dosen karena usia mereka hanya berbeda setahun.

.
.

Bersambung ...

(Tamat) Come to Papa (BL 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang