Seperti biasa Johan menjemput Dean, keduanya kembali ke rumah seperti biasanya juga Dean akan bermain sebentar bersama Tania.
Dean menemani Tania bermain boneka juga melukis. Johan melangkah kearah kamar Tania.
Tok.
Tok.Dia mengetuk pintu kamar Tania yang sudah terbuka.
Keduanya menoleh kearah Johan."Dean, kamu punya tugas kampus kan.. ? Kerjakan sekarang" kata Johan seolah memberi kode agar Dean berhenti bermain bersama Tania.
Dean yang mengerti langsung menyudahi kegiatannya bersama Tania.
"Aa.. papa, Tania masih mau main!" Tania menarik tangan Dean.
"Tania, kak Dean punya tugas kampus.." Johan memberi pengertian untuk Tania.
".. kalau kak Dean kena hukum bagaimana ? Nanti Tania tidak bisa bermain dengan kak Dean lagi"
Tania mengelengkan kepalanya.
"Tania tidak mau kak Dean kena hukum" Tania melepas tangannya dari Dean."Bagus, sekarang sudah jam 7.. besok Tania ada pelajaran pagi jadi tidur ya" Johan mengendong Tania.
"Dean, kamu bisa pergi sekarang" kata Johan membawa Tania kearah kasur.
Dean mengangguk singkat lalu berjalan keluar dari kamar Tania.
Johan menidurkan putri kecilnya dengan menyanyikan pengantar tidur, dari luar Dean bisa mendengar suara Johan.
Dean berdiam diri sebentar mendengar nyanyian Johan.
"Dia punya suara yang bagus" gumam Dean dengan senyum kecil.Dean mengelengkan kepalanya, dia tidak bisa terbuai begitu saja terlebih sikap Johan saat bersamanya dan Tania sangat jauh berbeda.
Dean memutuskan kembali ke kamarnya.
Selang beberapa menit kemudian, Johan datang ke kamar Dean membawa kotak kecil di tangannya.
"Ini, hadiah untuk mu" Johan menaruh kotak kecil tadi di tangan Dean.
"A-apa ini papa ?" Tanya Dean.
"Buka lah" Johan tersenyum penuh arti.
Perlahan Dean menarik pita di kotak kecil ini lalu membuka tutup kotak.
Deg!
Dean terdiam melihat mini Vibrator berwarna merah muda.
"Lihat, bentuknya lucu kan ?" Johan mengambil benda itu.
Dean tersenyum kaku.
"Apa papa mau aku memakainya sekarang ?" Tanya Dean.Johan menatap Dean.
"Besok kampus mu mengadakan seminar.."Glup.
Dean menelan salivanya berat.
Perasaan Dean sudah tidak enak.".. papa menjadi salah satu pembicara untuk acara besok.."
Grep!
Dean meremas seprei kasurnya.Johan menyodorkan benda tadi pada Dean.
".. mari mencobanya besok, angkatan baru duduk di depan kan .. jadi papa bisa melihat kamu dari dekat"Deg! Deg! Deg!
Jantung Dean berdebar kencang."Ini.. ambil lah" Johan menggoyang benda tadi di depan wajah Dean.
Dean mengambil benda tadi dengan tangan bergetar.
"Kenapa ? Kamu tidak suka dengan hadiah mu ?" Tanya Johan.
Dean mengelengkan kepalanya, dia mendongak melihat Johan.
"Ini hadiah yang bagus, terima kasih papa" Senyum terpaksa terlihat jelas di bibir Dean.
Johan ikut tersenyum, dia mengusap pucuk kepala Dean.
"Baguslah kalau kamu suka".
.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
(Tamat) Come to Papa (BL 21+)
RandomDean tidak mampu menolak saat Johan menawarkan diri untuk membantu keuangan Dean. Dean pikir dengan bekerja seperti ini dia akan dengan mudah mendapatkan uang dan membeli apapun yang dia mau juga membantu ibunya yang saat ini bekerja sebagai tukang...