17

43.9K 2.7K 46
                                    

Johan membawa Dean masuk ke dalam kamarnya.
"Ah!" Johan mendorong Dean ke atas kasur king size miliknya.

"Papa" Dean melihat Johan yang saat ini berdiri di hadapan Dean.

"Dia cukup tampan dan muda, apa kamu tertarik ? Ku lihat kalian cukup dekat" kata Johan sembari melepas dasinya.

Dean mengelengkan kepalanya.
"Papa, aku baru masuk tadi.. aku hanya membantu kak Fra-"

Grep!

"Ukh!" Johan meremas kedua pipi Dean.

"Papa tidak sepenuhnya menerima alasan" Johan mendorong tubuh lalu mengikat kedua tangan Dean.

"Ah! Papa.. maaf! Papa, aku janji tidak akan dekat lagi! Aku janji!" Dean mencoba melepas tangannya tapi Johan tidak mau mendengar alasan dari mulut Dean.

Johan mengikat kuat kedua tangan Dean lalu melucuti semua pakaian Dean.

Dean menangis saat Johan memaksanya berhubungan intim, Johan terus menghantam hole Dean hingga suara Dean terdengar serak.

"Ah- hah.. hah.. ha.. " Dean bisa melihat cahaya matahari mulai meredup berganti dengan malam dari jendela kamar Johan.

Johan melepas ikatan di tangan Dean.
Dia menatap hole Dean yang sudah penuh dengan cairan kental milik Johan.

Johan menyentuh bibir hole Dean tapi Dean langsung menahan tangan Johan.
"Papa.." Dean mengelengkan kepalanya.

".. jangan lagi, Dean mau istirahat.. besok ada kelas"

Johan menghela nafasnya berat.
"Baik.." Dia menarik selimut menutup tubuh Dean.
".. istirahat lah, papa mau mandi dulu"

"Hm," Dean mengangguk mengiyakan kata-kata Johan. Saat Johan sudah masuk ke dalam kamar mandi, Dean meremas selimut tadi lalu menangis tanpa suara.

Dean merasa sangat tertekan.
Dia menatap kedua pergelangan tangannya yang terlihat memerah dengan memerah biru akibat ikatan Johan yang terlalu kencang.

"Hidup ku sangat menyedihkan" gumam Dean dengan senyum lirih.

Besoknya Dean pergi ke kampus dengan pakaian serba tertutup mulai dari leher hingga pergelangan tangannya.

Frans bertanya apakah Dean tidak merasa panas berpakaian seperti itu ?
Dean menjawab dia baik-baik saja karena Dean merasa tidak enak badan saat ini.

Tanpa menaruh curiga Frans mengiyakan saja apa yang Dean katakan.

Seperti kemarin Frans kembali meminta Dean membantunya menyusun kertas jawaban, Dean sempat bertanya kenapa Frans tidak meminta bantuan mahasiswa(i) lain tapi Frans menjawab dia sudah merasa nyaman mengobrol bersama Dean.

Karena Dean tipe orang yang sulit menolak akhirnya dia membantu Frans.

Keduanya mengobrol terkait pelajaran yang sulit Dean pahami, awalnya mereka berdua asik mengobrol tertawa dan tersenyum bersama hingga mata Frans salah fokus ke pergelangan tangan Dean yang sedikit terbuka.

Frans menyentuh tangan Dean.
"Apa ini ?" Tanya Frans.

Deg!
Dean spontan menarik kasar tangannya dari Frans.

Keduanya sempat bertatapan dalam keheningan karena keduanya terkejut dari sisi yang berbeda.

"Ah, ma-maaf kak.. " Dean menarik lengan baju panjangnya.

"..  in-ini hanya bekas baju yang ku pakai kemarin jadi lengannya membekas seperti ini"

Frans tersenyum kecil.
"Oh, ku pikir ada hal lain.."

Deg!
Jantung Dean terasa berhenti berdetak, dia pikir Frans akan tau rahasianya.

Tapi sikap Frans padanya membuat Dean sedikit senang. Frans menepuk pelan pucuk kepala Dean.

"Cari lah baju yang sesuai dengan tubuh mu ya" kata Frans.

"I-iya kak, terima kasih" Dean tersenyum kaku.

.
.

Bersambung ...

(Tamat) Come to Papa (BL 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang