08

55.6K 3.6K 80
                                    

Setelah memastikan Dean tenang, keduanya pergi menemui dokter.

"Kita harus melakukan tindakan operasi.. tapi.." dokter menghela nafasnya berat.

"...saya tidak bisa menjamin operasinya akan berhasil"

Dean yang masih syok tidak bisa berkata-kata, dia hanya diam mendengar penjelasan dokter.

"Apa separah itu ? Tidak adakah cara lain ?" Tanya Johan.

Dokter kembali menjelaskan kalau kanker sangat berbahaya, ibu Dean sudah masuk stadium akhir yang berarti antara hidup dan mati.

Mendengar apa yang dokter katakan, tanpa bicara Dean berjalan keluar dari ruangan dokter.

Dia juga mengabaikan panggilan dari Johan.

"Bisa beri kami waktu, akan saya bicarakan dengan putranya dulu karena saya tidak punya hak untuk menyetujui hal ini"

"Baiklah, tapi saya mohon secepatnya pak.. karena saat ini tindakan operasi jalan terakhir yang bisa kita tempuh"

"Iya, saya mengerti maksud baik dokter.. saya permisi dulu"
Johan menunduk singkat lalu berjalan keluar menyusul Dean, Johan berlari kecil mencari Dean.

Dia bisa melihat Dean berjalan linglung di koridor rumah sakit.

Johan menarik lengan Dean.
Saat Dean berbalik, Johan bisa melihat kesedihan dari mata Dean.

Perlahan Johan mengusap sudut mata Dean yang sudah membengkak.
"Kamu tidak bisa terus begini Dean, kamu mengerti ibu mu tengah kritis saat ini"

Dean meremas lengan baju Johan.
"Aku harus apa ? Anda mau aku berkata apa ?" Mata Dean berkaca-kaca.

"Ibu ku koma, apa operasi bisa menjamin dia selamat ? Bisakah ?!" Tanya Dean mengguncang tubuh Johan.

Dean menatap Johan yang hanya bisa diam mendengar pertanyaan Dean.

"Tolong katakan sesuatu..hiks.. ku mohon.. aku sangat takut.." Dean menyandarkan kepalanya di dada Johan.

".. ku mohon tolong ibu ku.. hiks"

Johan menghela nafasnya berat.
"Dengar.." Johan mendorong pundak Dean kemudian menatap matanya lekat.

".. aku bukan Tuhan dan aku bukan malaikat pencabut nyawa.." Johan mengusap air mata Dean.

".. aku tidak bisa menolong ibu mu, tidak seharusnya kamu bersikap seperti ini Dean.. mari lakukan tindakan operasi, percayakan ibu mu pada dokter.. apapun yang terjadi Tegar lah, kuatkan bahu mu" Johan menepuk-nepuk kedua pundak Dean.

Dean tidak kuasa menahan air matanya, kembali dia menangis.
Johan memeluk Dean seraya mengusap-usap punggung Dean dan berkat Johan, Dean setuju untuk mengoperasi ibunya.

Saat tiba di rumah, Dean pergi ke kamar ibunya. Dia membuka lemari ibunya dan benar saja banyak obat-obatan tersembunyi disana.

"Hiks.. dia tidak memberitahu ku.. sejak kapan mamah sakit ? Mamah" Dean mulai menangis lagi, ibunya selama ini terlihat baik-baik saja tapi kenapa Dean harus tau disaat seperti ini.

"Jangan seperti ini Dean, kuatkan dirimu!" Dean menepuk-nepuk dadanya lalu mengusap air mata yang sudah membasahi wajah Dean.

Dean menaruh kembali obat-obatan tadi kedalam lemari ibunya lalu berlari pelan ke kamarnya.

Dean membongkar tabungannya tapi masih sangat kurang untuk membayar biaya rumah sakit.

"Hanya ini" Dean menghitung jumlah uang yang dia simpan selama 3 bulan.

Dean mengepalkan kedua tangannya lalu membawa sejumlah uang tadi keluar dari kamarnya.

Dia meletakkan uang tadi di atas meja di hadapan Johan.

"Uang ku hanya ini.." Dean menatap Johan yang saat ini duduk di ruang tamu rumah Dean.
".. bisakah papa membayar biaya operasi ibu ku ?" Tanya Dean.

"Aku-" belum selesai Johan bicara, Dean langsung memotong kata-kata Johan.

"Tubuh ku, papa mau aku kan.. ? Pakai tubuh ku, lakukan apa saja.. jadi ku mohon berikan aku uang lebih"

"Dean-"

"Ku mohon!" Dean bersujud di kaki Johan.

"Apapun akan ku lakukan! Jadi ku mohon.." Dean meremas celana Johan.

".. bayar semua biaya rumah sakit ibu ku, aku tidak punya orang lain yang bisa ku mintai bantuan...hanya papa"

Johan menatap Dean lalu menarik dagu Dean agar melihat kearahnya.
"Berjanjilah kamu tidak akan menyesali semua kata-kata mu"

Dean mengigit bibirnya lalu mengangguk mengiyakan kata-kata Johan.

"Baik, aku akan membayar biaya rumah sakit ibu mu sampai tuntas"

Senyuman lirih terlihat dari di bibir Dean.
"Terima kasih pa"

.
.

Bersambung ...

(Tamat) Come to Papa (BL 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang