11

56.1K 3.5K 98
                                    

"Ini kamar mu" Johan membuka pintu kamar di sebelah kamarnya.

"Terima kasih" Dean menarik kopernya masuk ke dalam kamar.

Setelah resmi menjadi keluarga, Johan membawa Dean ke rumahnya. Johan sengaja menyuruh Dean tidur di kamar yang bersebelahan dengan kamar Johan dengan maksud tertentu.

"Hanya ini barang-barang mu ?" Tanya Johan melihat tiga kotak dan satu koper yang Dean bawa.

"Iya, hanya ini" jawab Dean, raut wajahnya terlihat sangat sendu tanpa semangat.

"Mesin jahit itu.. kamu tidak mau membawanya ?"

"Mm," Dean mengelengkan kepalanya. Johan menutup pintu kamar lalu berjalan kearah Dean.

Perlahan Johan memeluk Dean.
"Jangan khawatir, semua kebutuhan mu akan terpenuhi.. katakan apapun yang kamu mau aku akan membelinya untuk mu, hm ?" Johan mengecup singkat pucuk kepala Dean.

Dean diam dalam pelukkan Johan.

Merasa kata-katanya tidak direspon, Johan melepas pelukannya dari Dean.
"Ada apa ? Kamu tidak enak badan ?" Johan mengusap pipi kanan Dean.

Perlahan Dean menyentuh tangan Johan.
"Papa beberapa malam ini aku kesulitan tidur.." Dean menutup matanya merasakan kehangatan tangan Johan.

"..tolong buat aku lelah, aku hanya ingin tidur"

Johan menatap wajah Dean, dia tau kalau Dean masih kurang sehat secara mental akibat kepergian ibunya tapi Johan tidak ingin menolak permintaan Dean karena dia juga menginginkan pria manis ini.

Perlahan tangan Johan menyentuh bibir Dean lalu turun ke leher kemudian menyentuh dada Dean yang masih tertutup bajunya.

Johan mendekat lalu berbisik pelan di telinga Dean.
"Mandilah, papa tunggu di kamar"

Dean mengangguk pelan.

.
.

Setelah selesai mandi, Dean benar-benar datang ke kamar Johan.

Johan duduk di atas kasurnya dengan koper berisi mainan seks miliknya.

"Kemari sayang" Johan menepuk-nepuk pahanya.

Dean mendekat lalu duduk dipangkuan Johan.

"Bau mu sangat wangi, kamu memakai sabun yang kita beli dulu ?" Tanya Johan.

"Hm," Dean mengangguk.

"Papa suka" perlahan tangan Johan bergerak membuka handuk yang sejak tadi melingkar di pinggang Dean.

"Kamu sudah menyiapkan diri mu kan ?" Johan menyentuh dua bongkahan kenyal milik Dean dibelakang sana.

"Mnn.." Dean meremas baju di bagian pundak Johan saat jemari Johan terasa menyentuh bibir hole Dean.

"Hah.." Johan menjilat pelan nipple Dean.

"Ah.." lenguhan kecil keluar dari bibir Dean.

"Kenapa ? Hm.. kamu suka bila papa bermain disini juga ?"

Dean menutup mulutnya lalu mengangguk pelan. Seringai terlihat dibibir Johan, libidonya naik saat melihat wajah erotis yang Dean buat.

Johan mendorong jarinya masuk.
"Akh!" Dean semakin kuat meremas baju Johan, tubuhnya terasa semakin panas saat Johan kembali mengemut nipple Dean bergantian.

Saat Johan sibuk bermain dengan tubuh Dean, mata Dean melihat benda-benda di dalam koper Johan.

"Ah.. aku mau mencoba semuanya"

"Hm ? Mencoba apa ?" Johan menatap wajah Dean.

Dean menunjuk koper kecil milik Johan.
"Semua itu, aku mau mencobanya"

Awalnya Johan memang ingin memakai beberapa benda itu pada Dean tapi melihat kondisi Dean sekarang Johan mengurungkan niatnya.

"Tidak, kita tidak bisa memakainya.. mari lakukan seperti biasa saja ya"

Dean mendorong Johan yang spontan saja membuat Johan terbaring dibawah Dean.

"Aku mau melakukannya papa!"

"Dean.. Ugh!" Dean menahan kedua tangan Johan yang berniat menyentuh wajah Dean.

"Hiks.. " perlahan air mata Dean keluar membasahi pipinya.

".. tolong.. hiks.. tolong hilangkan rasa sakit ini, berikan semua kenikmatan itu pada ku.. ku mohon"

Melihat Dean menangis, Johan tidak tega akhirnya dia menyetujui permintaan Dean.

.
.

Bersambung ...

(Tamat) Come to Papa (BL 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang