".. apa kamu suka laki-laki ?" Tanya Frans.
Dean membulatkan matanya karena dia syok mendengar pertanyaan barusan.
"Ma-maksud kakak apa ?" Tanya Dean balik.
"Ah, maaf.. aku tidak bermaksud bertanya hal seperti itu.. aku hanya penasaran karena kamu terlihat tidak terlalu tertarik pada lawan jenis mu, kalau kamu tidak mau menjawab juga tidak apa-apa" Frans menjauh dari Dean.
Setelah hari itu keduanya terlihat cangung, Frans mencoba mencairkan suasana dengan membawa cemilan untuk Dean setelah dia pulang dari kampus.
Tapi dia terkejut saat melihat pintu apartemennya sudah terbuka. Frans bergegas masuk untuk mengecek keadaan dan benar saja Johan sudah ada di dalam kamar dengan tangan terangkat bersiap menampar Dean.
Flashback~
Beberapa menit sebelumnya.Seperti biasa Dean merapikan apartemen Frans, seperti menyapu, mengelap kaca jendela juga beberapa pekerjaan rumah lainnya.
Sejujurnya Dean tidak enak sudah merepotkan Frans terlebih setelah pertanyaan Frans mengenai ketertarikan Dean pada sesama jenis waktu itu membuat keduanya terlihat cangung untuk mengobrol.
"Hah.. sebaiknya aku meminta maaf saat kak Frans pulang" gumam Dean.
Dean yang sibuk dengan pekerjaannya berhenti mengelap kaca saat mendengar suara bel.
Dean mengecek siapa yang ada di depan pintu karena dia takut Johan mencarinya hingga ke rumah Frans tapi yang Dean lihat hanya kurir barang.
Tanpa menaruh curiga Dean membuka pintu.
"Paket untuk tuan Dean""Tapi aku tidak memesan apapun pak" kata Dean.
"Tapi tuan, ini nama anda kan ?"
Kurir tadi menunjuk nama penerima."Iya itu nama ku"
"Kalau begitu silahkan tanda tangan disini, kalau anda keberatan menerima mungkin anda bisa mengembalikannya.. silahkan datang ke tempat kami tuan" kurir meminta Dean menandatangi resi penerima.
Karena merasa kurir ada benarnya, Dean setuju untuk datang mengembalikan barang ini nanti.
Setelah kurir tadi pergi, Dean yang sudah masuk ke dalam apartemen tiba-tiba mendengar bel berbunyi lagi.
Tanpa mengecek siapa yang datang, Dean langsung membuka pintu, Dean pikir kurir tadi kembali lagi.
Tapi wajah Dean berubah takut saat melihat siapa yang sekarang berdiri di hadapannya."Aku menemukan mu" kata pria yang ternyata Johan. Tanpa pikir panjang, Dean langsung menutup pintu tapi Johan dengan cepat menahan pintu tadi.
Dean yang panik berlari menuju ke kamar Frans, dia mengunci pintu kamar rapat-rapat.
Brakk!
Tanpa aba-aba Johan mendobrak pintu kayu itu.
"Tolong jangan bawa aku pulang .. aku mau tetap disini" kata Dean yang mulai menangis memohon pada Johan.
Johan meremas kedua pipi Dean.
"Jangan katakan kamu jatuh hati pada pemilik rumah ini ?""Mm! Aku tidak memiliki perasaan seperti itu!" Jawab Dean.
"Kalau kamu tidak, mari pulang" Johan menarik kedua tangan Dean tapi Dean menolak.
"Dean aku orang tua mu" kata Johan.
"Kamu bukan orang tua ku! Kedua orang tua ku sudah lama tiada, kamu hanya orang asing yang tiba-tiba datang ke kehidupan ku!"
"Kamu bilang apa ? Dean, aku sudah sah secara hukum menjadi ayah mu!"
"Kamu bukan ayah ku!!"
Dean meronta mencoba melepaskan diri, Dean memukul juga mengigit tangan Johan."Ayo pulang!" Johan menarik paksa tangan Dean.
"Aku tidak mau pulang!!"
Plak!
Tanpa sengaja Dean menampar wajah Johan.
"Dean!" Kesabaran Johan benar-benar sudah sampai batasnya.Johan mengangkat tangannya keatas.
Melihat hal itu Dean segera menutup kepalanya dengan tangan.Grep!
Johan menoleh saat seseorang meremas kuat tangan Johan."Apa yang anda lakukan disini pak ?" Tanya orang tadi yang ternyata Frans.
.
.Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
(Tamat) Come to Papa (BL 21+)
RandomDean tidak mampu menolak saat Johan menawarkan diri untuk membantu keuangan Dean. Dean pikir dengan bekerja seperti ini dia akan dengan mudah mendapatkan uang dan membeli apapun yang dia mau juga membantu ibunya yang saat ini bekerja sebagai tukang...