05

71.8K 4.1K 55
                                    

Dean masuk ke dalam rumah, dia bisa melihat ibunya masih menjahit pakaian pesanan.

Dean bisa melihat punggung lelah dari ibunya yang bekerja siang dan malam tanpa henti.

"Mah, Dean pulang"

Mendengar suara Dean, ibunya berbalik.

"Oh, kamu sudah makan ?" Tanya ibu Dean.

Dean mendekat lalu mengecup singkat punggung tangan ibunya.
"Hm, Dean sudah makan di tempat kerja" Dean berbohong.

"Ya sudah, lebih baik kamu mandi...kamu bau keringat" kata ibunya setengah bercanda.

Dean langsung mencium tubuhnya sendiri.
"Ih, mamah.. Dean wangi kok !" Johan sudah membersihkan tubuh Dean dengan air sabun saat Dean tidur pulas selama 2 jam.

Ibu Dean terkekeh pelan.
"Haha, ya.. anak mamah wangi!" Ibu Dean menepuk belakang Dean yang membuat Dean sedikit terkejut karena belakangnya masih terasa nyeri.

"Ugh!" Dean menutup mulutnya.

"Kenapa nak ?" Tanya ibu Dean dengan wajah khawatir.

Dean langsung mengelengkan kepalanya.
"Dean tadi jatuh di tempat kerja, jadinya pinggang Dean sedikit sakit" dan kembali Dean berbohong.

"Eh! Mamah pijat ya.. pasti sakit!"

Dean langsung menolak tawaran ibunya, dia meminta ibunya istirahat karena Dean merasa baik-baik saja.

Setelah meyakinkan ibunya, Dean masuk ke dalam kamar.

"Hah.." Dean membaringkan tubuhnya di atas kasur, saat dia berbaring tas Dean tidak sengaja terbuka.

Amplop pemberian Johan terlihat jelas disana, Dean kembali membuka amplop tadi dengan uang yang cukup banyak.

Dean mengusap lehernya, dia tidak tau harus memberitahu ibunya seperti apa untuk uang sebanyak ini.

Akhirnya Dean menyisihkan beberapa lembar uang lalu menyisakan jumlah sesuai gajinya saat masih menjadi tukang cuci piring di cafe, Dean juga menambahkan beberapa lagi saat ide lain muncul di benaknya.

Dean keluar dari kamar.
"Mah,." Dean duduk di dekat ibunya yang terlihat sibuk menjahit.

"Ya sayang ?" Kata ibu Dean tanpa melihat putranya.

Dean menelan salivanya berat lalu menyodorkan amplop tadi pada ibunya.

Ibu Dean langsung berhenti bekerja.
"Apa ini ?" Tanya ibu Dean penasaran.

"Ini gaji dan tabungan Dean mah"

Ibu Dean bisa melihat beberapa lembar uang di dalam amplop tadi.

"Bayar sewa rumah ya mah, kita sudah tertunggak 2 bulan"

"Kamu yakin nak ? SPP mu bagaimana ?" Tanya ibu Dean khawatir karena dia tau Dean belum membayar SPP sekolahnya.

Dean tersenyum.
"Inilah untungnya jadi pintar mah, Dean bebas SPP" kata Dean dengan senyum bangga.

Mata ibu Dean berkaca-kaca, dia langsung memeluk Dean erat.
"Maafkan mamah ya sayang, kamu jadi bekerja sekeras ini"

Dean memeluk ibunya balik.
"Dean juga minta maaf mah" Dean merasa bersalah sudah membohongi ibunya tapi Dean tidak punya pilihan lain akibat himpitan ekonomi.

.
.

Dua hari kemudian, Johan meminta Dean datang ke rumahnya dan untunglah Tania sedang tidur siang.

Pelayan membawa Dean kearah kamar Johan.

Pelayan mengetuk pintu dan memberitahu kalau Dean sudah datang.

Johan menyuruh Dean masuk.
Dean berjalan masuk ke dalam kamar Johan lalu menutup pintunya rapat.

"Bagaimana tubuh mu ?" Tanya Johan.

"Sudah membaik pa" jawab Dean.

Johan tersenyum, dia membawa Dean kearah kasur lalu mendudukanya disana.

"Bukan kah aku memberitahu mu kita akan bermain hari ini ?"

Dean mengangguk.
"Iya pa, papa sudah memberitahu ku"

"Bagus, tunggu disini" Johan berjalan kearah lemarinya lalu membawa koper dengan ukuran sedang.

Johan menaruh koper tadi di dekat Dean.
"Kamu tau isinya apa ?" Tanya Johan.

"Mm" Dean mengelengkan kepalanya.

"Kamu akan segera tau" Johan membuka sandi kopernya lalu memperlihatkan isinya pada Dean.

Deg!
Dean membulatkan matanya, banyak mainan seks disana. Walaupun ini pertama kalinya Dean melakukan pekerjaan seperti ini, tapi Dean cukup tau benda-benda itu karena pengetahuan di dunia internetnya sangat luas.

"Lihat .. ini akan terlihat bagus bila kamu memakainya.. kamu tau benda ini ?" Johan mengambil cock ring.

"Ak-aku tau, tapi aku belum pernah memakainya" jawab Dean gugup.

Seringai terlihat di bibir Johan.
"Ah, itu bagus"

Glup.
Dean menelan salivanya berat.

"Apa semua ini tidak berbahaya ? Mungkin akan sakit ?" Tanya Dean.

Johan duduk di dekat Dean lalu merangkul pundaknya.
"Tentu saja tidak, kamu akan ketagihan setelahnya.. "

Johan menaruh cock ring tadi di tangan Dean.
".. sensasinya akan membekas di tubuhmu, kamu mau mencoba ?"

Jantung Dean berdebar kencang tapi tidak bisa berhenti lagi, dia sudah masuk ke dalam kandang singa.

Dean menggenggam cock ring tadi lalu menatap Johan.

"Apa yang harus ku lakukan ?"

Johan tersenyum penuh arti.
"Banyak hal, terlebih dulu lepas semua pakaian mu"

.
.

Bersambung ...

(Tamat) Come to Papa (BL 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang