Dengerin Crazy In Love soundtrack fifty shades of grey ngena. wks. happy reading, Vote dan komen jangan lupa.
*******
Dia menatap dirinya dari pantulan kaca yang berada didepannya dia mencengkram pinggiran wastafel toilet dengan kuat, mungkin jika wastafel itu adalah kulit mungkin kukunya sudah menembus kedalam kulit. Dia menggigit bibirnya dengan keras tidak perduli jika bibirnya akan berdarah.
"Shit" lirihnya saat air mata yang dia tahan sedari tadi akhirnya lolos juga dari pelupuk matanya.
"Aku yang telah memutuskan semuanya, dia pantas mendapatkan kebahagiaan itu. walau bukan diriku yang menjadi sumber kebahagiaannya. Aku pasti bisa, kau pasti bisa Candice"
Berkali kali dia meyakinkan dirinya bahwa dia bisa melepas Justin. bukannya membaik, air mata itu semakin deras. Rasa rasanya dia ingin menjerit sekarang.
Tubuhnya merosot begitu saja diatas lantai Toilet.
"kenapa rasanya begitu sakit saat melihat dia menggandeng dan berlaku manis pada gadis itu. kenapa rasanya sesak saat melihat dia tersenyum dan mencium pipi gadis itu. kenapa"
Candice bertanya kepada dirinya sendiri. Semenjak kejadian dimana dia mendengar penjelasan Justin tepatnya dua satu minggu yang lalu dan dia menyuruh pria itu mencari gadis lain, dua hari kemudian pria itu sudah menggandeng gadis baru.
"Sudah kuperingatkan kepada dirimu, buang pikiran bodohmu itu Candice. Lihat, kau yang menderita disini" Candice hanya menatap lurus kedepan. Tidak menghiraukan kedatangan Rosie. sahabatnya.
"Candice" Rosie mencoba membuyarkan lamunan Sahabatnya itu. "Leave me alone" Lirihnya, Rosie meringis saat mendengar Nada yang digunakan oleh Candice.
"Never, we need to go from here" Rosie mencoba mengangkat tubuh Candice, gadis itu menolaknya. Rosie, mendengus dengan pelan.
"Kita harus kembali ke kelas, jangan sampai aku memanggil Justin kesini. i'm serious bout this" Candice langsung bangkit. dia tidak ingin Rosie melakukan itu, mati matian dia menghindari Justin. rasa bersalah itu semakin membesar saat dia melihat Justin dari jarak dekat.
"Semuanya gagal, rencana yang aku buat gagal. dan aku yang menggagalkannya sendiri" Rosie menghapus air mata yang membasahi pipi candice, merapihkan rambut candice yang berantakan.
"Kita bicarakan ini nanti, basuh dulu wajahmu" Candice menuruti perkataan Rosie, dia segera membasuh wajahnya. setelah itu, kedua gadis itu melangkah pergi. Awalnya mereka akan pergi ke kelas tapi Barbara mengirimi text bahwa mereka semua tengah berada di kantin.
Behati melambaikan tangannya kearah Candice dan Rosie. Candice mencoba menyembunyikan perasaannya yang tengah kacau namun gagal. Dia gagal menyembunyikan kesedihannya karena Justin dan Gadis barunya berada didepan meja yang tengah ditempati teman temannya.
"Are you okay?" Beau yang menyadari sahabatnya sedang tidakberes pun langsung berpindah posisi mendekat kearah Candice.
"Aku gagal" Beau langsung merengkuh candice kedalam pelukannya.
"Aku bingung harus mengatakan apa tentang ini tapi, aku yakin kau bisa melewati semua ini" Beau tersenyum saat Candice menganggukkan kepalanya dalam diam.
"Yaampun Justin! ini kotor err"
"Kau semakin lucu"
Candice menatap dua orang yang berada didepannya menyaksikan kemesraan mereka. lagi lagi dan lagi rasa sesak itu muncul.
"Aku duluan" Candice bangkit dari tempat duduknya dan memutar tubuhnya hendak pergi dari kantin menghindari Justin.
"Aw! yaampun" Candice menjerit saat seseorang yang dia tabrak secara tidak sengaja menumpahkan air panas ke tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TITANIUM
FanfictionAku tidak pernah menginginkan hal ini terjadi, tidak pernah. - Candice Swanepoel Di Caprio Aku akan membuat kau merasakan sakit yang aku rasakan candice. - Justin Drew Bieber